9 Ancaman Siber yang Jadi Favorit Hacker di 2023, Mulai Game, Streaming, hingga Metaverse

Kamis, 08 Desember 2022 - 18:00 WIB
loading...
9 Ancaman Siber yang Jadi Favorit Hacker di 2023, Mulai Game, Streaming, hingga Metaverse
Ancaman serangan siber di 2023 semakin bervariasi dan datang dari beragam bidang. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Selain jenis ancaman utama seperti phishing, scam, dan malware, aktivitas penjahat dunia maya di 2023 diprediksi semakin cerdik.

Mereka memanfaatkan hal-hal yang relevan dengan konsumen. Misalnya musim belanja, momen kembali ke sekolah, peluncuran game, pengumuman smartphone baru, dan lainnya.

Nah, berikut Kaspersky memprediksi bidang-bidang yang kemungkinan dieksploitasi oleh peretas di 2023:

1. Layanan Game Berlangganan
Pengguna akan menghadapi lebih banyak penipuan game berlangganan. Mulai PlayStation Plus Sony hingga GamePass Microsoft. Semakin besar basis langganan, semakin besar jumlah skema penipuan penjualan kunci dan upaya pencurian akun.

2. Kekurangan Konsol Game
Kekurangan konsol di 2022 dapat mulai meningkat lagi di 2023, didorong rilisnya PS VR 2 milik Sony. Penawaran presale palsu, “hadiah” dan "diskon", serta kloning toko online yang menjual konsol yang sulit ditemukan bakal bermunculan.

3. Mata Uang Virtual di Game
Game yang menyertakan fitur ini adalah target utama penjahat dunia maya. Sebab, mereka memproses uang secara langsung. Item dalam game dan uang adalah beberapa tujuan utama penyerang yang mencuri akun pemain.

4. Bocoran Game Baru
Tahun ini hacker mengklaim telah membocorkan beberapa lusin video gameplay dari GTA 6. Kemungkinan besar pada 2023, ada banyak serangan terkait game yang dijadwalkan rilis seperti Diablo IV, Alan Wake 2, dan Stalker 2.

Selain kebocoran, diperikan ada penipu yang memanfaatkan peluncuran game tersebut, serta Trojan yang menyamar sebagai game tersebut.

5. Layanan Streaming
Mengingat jadwal pemutaran perdana film yang padat di 2023, banyak Trojan yang didistribusikan menggunakan layanan streaming, seperti Netflix, sebagai iming-iming, dan berbagai skema phishing dan penipuan yang ditujukan kepada penggunanya.

Jika mereka melihat pengguna sedang mencari episode terbaru dari acara populer, mereka akan menemukan cara apapun untuk mendapatkan keuntungan dari minat tersebut.

6. Media Sosial Baru
Bahaya yang muncul terkait dengan pencurian data dan uang, serta halaman phishing yang ditujukan untuk membajak akun di media sosial baru.

Area privasi kemungkinan besar juga akan menjadi perhatian utama, karena banyak startup lalai mengonfigurasi aplikasi mereka sesuai dengan praktik terbaik perlindungan privasi.

Sikap ini dapat menyebabkan risiko tinggi kompromi data pribadi dan cyberbullying di media sosial baru.

7. Metaverse
Karena metaverse bersifat universal dan tidak mematuhi undang-undang perlindungan data regional, seperti GDPR, hal ini dapat menimbulkan konflik yang rumit antara persyaratan peraturan mengenai pemberitahuan pelanggaran data.

Pelanggaran dan kekerasan seksual virtual akan mencapai ruang metaverse. Misalnya sejumlah kasus pelecehan dan pelanggaran avatar. Karena tidak ada regulasi khusus atau aturan moderasi.

8. Kesehatan Mental
Data dari aplikasi kesehatan mental akan digunakan dalam serangan rekayasa sosial yang ditargetkan secara akurat. Seiring meningkatnya penggunaan aplikasi terkait kesehatan mental, risiko data sensitif ini bocor secara tidak sengaja atau diperoleh pihak ketiga melalui akun yang diretas juga akan meningkat.

Berbekal perincian tentang kondisi mental korban, penyerang kemungkinan besar akan meluncurkan serangan rekayasa sosial yang sangat bertarget.



9. Platform Edukasi
Platform edukasi online akan menarik lebih banyak upaya serangan siber. Ini sesuai dengan investasi pada platform edukasi online dan learning management system (LMS) yang meningkatsignifikan.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2289 seconds (0.1#10.140)