Dosa-dosa Twitter Dibongkar Mantan Petinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang hacker dan juga mantan kepala keamanan jaringan Twitter , Peiter Zatko membuat perseteruan Elon Musk dan Twitter semakin panas. Dalam pengakuannya kepada The Epoch Times, pria yang juga punya julukan The Mudge itu mengatakan Twitter telah melakukan kebohongan besar.
Menurutnya perusahaan sosial media yang didirikan Jack Dorsey itu berbohong mengenai jumlah bot di platform mereka. Tidak hanya itu saja Twitter juga berbohong mengenai standar keamanan yang diterapkan dan membohongi petugas federal mengenai jaringan keamanan yang mereka miliki.
Dosa-dosa itu menurut Peiter Zatko jadi ancaman buat pengguna Twitter. Pasalnya seluruh informasi di Twitter mulai dari pengguna pribadi, pemegang saham, hingga keamanan nasional terancam bocor.
"Hal itu jadi pintu masuk buat mata-mata asing atau kegiatan manipulasi, peretasan, dan kampanye disinformasi," ungkap Peiter Zatko dikutip CNN.
Bahkan Twitter menurutnya lalai bersikap profesional terhadap pengguna yang telah menghapus akun mereka. Penghapusan akun ternyata tidak benar-benar terjadi meski telah dilakukan oleh pemilik akun tersebut.
"Eksekutif di Twitter sama sekali tidak mengerti jumlah bot yang sebenarnya ada di tempat mereka. Twitter bahkan sama sekali tidak termotivasi untuk mengatasi hal itu," jelas Peiter Zatko.
Pengakuan Peiter Zatko memang berdampak besar pada perseteruan CEO Tesla Elon Musk dengan Twitter. Baru-baru ini Twitter mengajukan gugatan kepada Elon Musk karena dianggap tidak profesional dengan membatalkan pembelian Twitter.
Sebaliknya Elon Musk juga menggugat Twitter karena dianggap berbohong mengenai jumlah bot yang dijadikan syarat pembelian. Disebutkan CNN, Peiter Zatko sama sekali tidak berhubungan dengan Elon Musk terkait pengakuannya mengenai dosa-dosa Twitter.
Yang pasti pengacara Elon Musk sudah bergerak cepat dengan memasukkan nama Peiter Zatko sebagai saksi dalam persidangan Elon Musk melawan Twitter.
"Kami sudah mengeluarkan suara pemanggilan saksi buat Peiter Zatko. Pengakuannya dan akan jadi awal dari apa yang sebenarnya sudah kami temukan," jelas Alex Spiro, penasehat hukum Elon Musk.
Sementara juru bicara Twitter mengatakan kepada CNN bahwa keamanan dan privasi data merupakan prioritas bagi Twitter. Twitter juga mengatakan perusahaan menyediakan alat yang jelas bagi pengguna untuk mengontrol privasi, penargetan iklan, dan berbagi data.
"Peiter Zatko dipecat dari peran eksekutif seniornya di Twitter pada Januari 2022 karena kepemimpinan yang tidak efektif dan kinerja yang buruk," kata juru bicara Twitter.
Mereka menduga tuduhan Peiter Zatko dan waktu oportunistik tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian di Twitter, pelanggan dan pemegang sahamnya. "Apa yang kami lihat sejauh ini adalah narasi palsu tentang Twitter dan praktik privasi dan keamanan data kami yang penuh dengan inkonsistensi dan ketidakakuratan dan tidak memiliki konteks yang penting," ungkap juru bicara Twitter.
Menurutnya perusahaan sosial media yang didirikan Jack Dorsey itu berbohong mengenai jumlah bot di platform mereka. Tidak hanya itu saja Twitter juga berbohong mengenai standar keamanan yang diterapkan dan membohongi petugas federal mengenai jaringan keamanan yang mereka miliki.
Dosa-dosa itu menurut Peiter Zatko jadi ancaman buat pengguna Twitter. Pasalnya seluruh informasi di Twitter mulai dari pengguna pribadi, pemegang saham, hingga keamanan nasional terancam bocor.
"Hal itu jadi pintu masuk buat mata-mata asing atau kegiatan manipulasi, peretasan, dan kampanye disinformasi," ungkap Peiter Zatko dikutip CNN.
Bahkan Twitter menurutnya lalai bersikap profesional terhadap pengguna yang telah menghapus akun mereka. Penghapusan akun ternyata tidak benar-benar terjadi meski telah dilakukan oleh pemilik akun tersebut.
"Eksekutif di Twitter sama sekali tidak mengerti jumlah bot yang sebenarnya ada di tempat mereka. Twitter bahkan sama sekali tidak termotivasi untuk mengatasi hal itu," jelas Peiter Zatko.
Pengakuan Peiter Zatko memang berdampak besar pada perseteruan CEO Tesla Elon Musk dengan Twitter. Baru-baru ini Twitter mengajukan gugatan kepada Elon Musk karena dianggap tidak profesional dengan membatalkan pembelian Twitter.
Sebaliknya Elon Musk juga menggugat Twitter karena dianggap berbohong mengenai jumlah bot yang dijadikan syarat pembelian. Disebutkan CNN, Peiter Zatko sama sekali tidak berhubungan dengan Elon Musk terkait pengakuannya mengenai dosa-dosa Twitter.
Yang pasti pengacara Elon Musk sudah bergerak cepat dengan memasukkan nama Peiter Zatko sebagai saksi dalam persidangan Elon Musk melawan Twitter.
"Kami sudah mengeluarkan suara pemanggilan saksi buat Peiter Zatko. Pengakuannya dan akan jadi awal dari apa yang sebenarnya sudah kami temukan," jelas Alex Spiro, penasehat hukum Elon Musk.
Sementara juru bicara Twitter mengatakan kepada CNN bahwa keamanan dan privasi data merupakan prioritas bagi Twitter. Twitter juga mengatakan perusahaan menyediakan alat yang jelas bagi pengguna untuk mengontrol privasi, penargetan iklan, dan berbagi data.
"Peiter Zatko dipecat dari peran eksekutif seniornya di Twitter pada Januari 2022 karena kepemimpinan yang tidak efektif dan kinerja yang buruk," kata juru bicara Twitter.
Mereka menduga tuduhan Peiter Zatko dan waktu oportunistik tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian di Twitter, pelanggan dan pemegang sahamnya. "Apa yang kami lihat sejauh ini adalah narasi palsu tentang Twitter dan praktik privasi dan keamanan data kami yang penuh dengan inkonsistensi dan ketidakakuratan dan tidak memiliki konteks yang penting," ungkap juru bicara Twitter.
(wsb)