Elon Musk Tuding Akun Bodong di Twitter Tertinggi Dibanding Medsos Lain

Rabu, 18 Mei 2022 - 19:56 WIB
loading...
Elon Musk Tuding Akun Bodong di Twitter Tertinggi Dibanding Medsos Lain
Drama pembelian Twitter oleh Elon Musk masih terus memanas. Foto: Reuters
A A A
AMERIKA - Elon Musk baru akan menuntaskan pembelian media sosial Twitter dengan satu syarat: bahwa akun bot di platform media sosial tersebut harus dibawah 5 persen. Sebelumnya Twitter memang mengeluarkan klaim bahwa jumlah bot di platform mereka dibawah 5 persen. Namun, Musk justru berpendapat sebaliknya.

Di Twitter , bot atau robot merupakan akun otomatis yang dapat melakukan hal yang sama seperti manusia nyata. Antara lain bisa mengirim tweet, mengikuti pengguna lain, juga menyukai serta me-retweet postingan orang lain.

Akun-akun bot ini banyak digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya membuat suatu isu menjadi trending topic, berdebat, menyerang akun tertentu, dan masih banyak lagi. Akun-akun bot ini tentu sangat merugikan platform Twitter. Dan itu yang tidak diinginkan oleh Musk.

Bahkan, ia mengklaim akan menemukan cara untuk membuktikan klaimnya bahwa akun spam di platform Twitter secara signifikan lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh Twitter Inc.

Dalam cuitannya beberapa waktu lalu, Musk mengatakan bahwa kesepakatan USD44 miliar untuk mengakuisisi Twitter bisa dibatalkan sampai Twitter Inc bisa menunjukkan bukti untuk mendukung perkiraannya bahwa akun spam tidak lebih dari 5% total pengguna.

”Karena saya yakin, angkanya (jumlah akun bot) setidaknya 4x lebih besar. Dan saya akan mati-matian menyingkirkan akun-akun bot itu,” cuit Musk.

Perusahaan riset independen memproyeksikan bahwa 9% hingga 15% dari jutaan profil Twitter mungkin adalah bot. Jauh lebih tinggi dari klaim Twitter yang hanya 5%.



Adapun Twitter sendiri berupaya bermain aman. Dalam regulatory filings atau pengarsipan peraturan di Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika, mereka menegaskan bahwa perkiraan 5% jumlah akun spam itu tidak secara akurat mewakili jumlah sebenarnya. Sehingga, mereka tidak akan bisa dituntut hukum jika nanti ternyata dibuktikan bahwa jumlah akun bot lebih tinggi dari perkiraan mereka.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3284 seconds (0.1#10.140)