Elon Musk Tidak Takut Masuk Neraka karena Sebagian Besar Orang Ada di Sana
loading...
A
A
A
JAKARTA - CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk tidak takut masuk neraka karena alasan yang unik. Menurutnya mayoritas orang di dunia justru akan masuk neraka.
Hal itu dinyatakan oleh Elon Musk melalui akun Twitter resmi miliknya pada 9 Mei lalu. Pernyataan itu bermula saat pria kelahiran 28 Juni itu mencuit bahwa dirinya senang sudah mengenal banyak orang, meski pun sudah merasa akan meninggal karena hal-hal misterius.
"Jika saya meninggal karena kondisi dan hal-hal aneh, sangat senang sekali sudah mengenal kalian," tulis Elon Musk.
Hal itu dia ungkapkan menyusul ancaman Kepala Industri Luar Angkasa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozyn yang dialamatkan kepadanya. Memang, berkali-kali Dmitry Rogozyn mengancam Elon Musk terutama saat invasi Rusia ke Ukraina terjadi.
Unggahan tentang kematian itu justru menuai respons yang sangat besar. Termasuk ulama dan Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi, Yasser Almisehal.
Dalam cuitannya Yasser Almisehal mengingatkan Elon Musk untuk tidak perlu khawatir dengan kematian karena semuanya telah ditentukan.
"Kami tidak akan meninggal dunia sebelum waktunya Elon.Mengingat kamu adalah orang yang unik di dunia ini, saya hanya penasaran satu hal. Sebagai orang jenius, apakah kamu sudah menemukan bahwa adanya pencipta dari dunia ini? Jika sudah, segeralah mengakui sebelum nafas sudah di ujung hela. Semoga Allah memberkati," tulis Yasser Al Misehal.
Respons pengusaha dari Arab Saudi itu ternyata langsung ditanggapi balik oleh Elon Musk. Dia merasa senang telah didoakan. Hanya saja salah satu orang terkaya di dunia itu mengatakan tidak masalah jika dia mati dan masuk neraka .
"Terima kasih atas doanya, tapi saya tidak masalah jika masuk neraka, bila memang itu adalah tujuannya, karena mayoritas semua orang yang telah dilahirkan akan ada di sana," jelasnya.
Cuitan balik Elon Musk ternyata juga langsung ditanggapi Yasser Al Misehal. Dia mengatakan sebagai ulama tugasnya adalah memberikan nasihat.
"Tugas saya adalah menasihati kamu, bukan untuk mengubah tujuan kamu Elon. Tugas saya juga, adalah mendoakan yang terbaik buat kamu. Semoga kebaikan selalu buat kami orang baik," tulisnya lagi.
Diskusi Elon Musk dengan Yasser Al Misehal itu memang tergolong adem. Namun perdebatan di antara diskusi itu justru terjadi di antara pengikut Elon Musk.
Hal itu dinyatakan oleh Elon Musk melalui akun Twitter resmi miliknya pada 9 Mei lalu. Pernyataan itu bermula saat pria kelahiran 28 Juni itu mencuit bahwa dirinya senang sudah mengenal banyak orang, meski pun sudah merasa akan meninggal karena hal-hal misterius.
"Jika saya meninggal karena kondisi dan hal-hal aneh, sangat senang sekali sudah mengenal kalian," tulis Elon Musk.
Hal itu dia ungkapkan menyusul ancaman Kepala Industri Luar Angkasa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozyn yang dialamatkan kepadanya. Memang, berkali-kali Dmitry Rogozyn mengancam Elon Musk terutama saat invasi Rusia ke Ukraina terjadi.
Unggahan tentang kematian itu justru menuai respons yang sangat besar. Termasuk ulama dan Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi, Yasser Almisehal.
Dalam cuitannya Yasser Almisehal mengingatkan Elon Musk untuk tidak perlu khawatir dengan kematian karena semuanya telah ditentukan.
"Kami tidak akan meninggal dunia sebelum waktunya Elon.Mengingat kamu adalah orang yang unik di dunia ini, saya hanya penasaran satu hal. Sebagai orang jenius, apakah kamu sudah menemukan bahwa adanya pencipta dari dunia ini? Jika sudah, segeralah mengakui sebelum nafas sudah di ujung hela. Semoga Allah memberkati," tulis Yasser Al Misehal.
Respons pengusaha dari Arab Saudi itu ternyata langsung ditanggapi balik oleh Elon Musk. Dia merasa senang telah didoakan. Hanya saja salah satu orang terkaya di dunia itu mengatakan tidak masalah jika dia mati dan masuk neraka .
"Terima kasih atas doanya, tapi saya tidak masalah jika masuk neraka, bila memang itu adalah tujuannya, karena mayoritas semua orang yang telah dilahirkan akan ada di sana," jelasnya.
Cuitan balik Elon Musk ternyata juga langsung ditanggapi Yasser Al Misehal. Dia mengatakan sebagai ulama tugasnya adalah memberikan nasihat.
"Tugas saya adalah menasihati kamu, bukan untuk mengubah tujuan kamu Elon. Tugas saya juga, adalah mendoakan yang terbaik buat kamu. Semoga kebaikan selalu buat kami orang baik," tulisnya lagi.
Diskusi Elon Musk dengan Yasser Al Misehal itu memang tergolong adem. Namun perdebatan di antara diskusi itu justru terjadi di antara pengikut Elon Musk.
(wsb)