Keren, Ilmuan Kembangkan Multirobot Berkolaborasi Sebagai Satu tim
loading...
A
A
A
Jin mengungkapkan, robot menerima informasi yang menyimulasikan morfogen dari robot lainnya dan meneruskan informasi tersebut pada robot lain. Robot-robot itu akan menyimulasikan proses reaksi dan difusi morfogen biologis.
Para peneliti berasumsi bahwa robot hanya dapat merasakan objek (target atau robot lain) dalam jangkauan indranya. Mereka menggunakan robot yang disebut kilobot, tidak memiliki kemampuan mengatur diri sendiri dan orientasi.
Mereka mereproduksi prinsip-prinsip morfogenetik yang diamati dialam dengan menggunakan gradien(perbedaan konsentrasi) morfogen buatan untuk memandu pergerakan beberapa robot. Tujuannya adalah robot bisa menghasilkan perilaku kelompok tertentu sesuai dengan keinginannya.
Dalam serangkaian tes pendahuluan, jaringan pengatur gen hierarkis(H-GRN) memungkinkan robot bergerak secara mandiri menuju tujuan yang tidak ditentukan sebelumnya. Robot bisa mengelilingi target atau membentuk bentuk tertentu.
“Kami menemukan bahwa dengan belajar dari morfogenesis biologis, robot sederhana tanpa kemampuan lokalisasi diri (menentukan koordinat dalam lingkungan tertentu) seperti kilobot, dapat secara merata mengelilingi target bergerak atau stasioner dengan cara yang terorganisasi secara mandiri,” Kata Jin.
Sebagian besar, kata Jin, pendekatan yang dikembangkan sebelumnya untuk menghasilkan perilaku robot kolaboratif. Di sisi lain, robot dirancang untuk mengetahui posisi mereka sendiri.
Tim peneliti mengembangkan jaringan pengaturan gen hierarkis baru dengan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki metode lain. Salah satunya adalah bisa digunakan untuk membentuk perilaku ratusan bahkan ribuan robot yang akan menyelesaikan target di sekitar atau melacak tugas tanpa kontrol terpusat dan tanpa informasi sebelumnya.
Di masa depan, Jin dan rekan-rekannya akan mengembangkansistem pengorganisasian heterogen,dimana ada kelas robot yang berbeda.Perbedaan ini akan terlihat padakemampuan yang dimiliki setiaprobot, tapi masih dalam satu organi -sasi. “Ini dapat menghasilkan perilakukolektif yang lebih kuat, sangat kuatdan sangat terkendali,” kata Jin. (Fandy)
Para peneliti berasumsi bahwa robot hanya dapat merasakan objek (target atau robot lain) dalam jangkauan indranya. Mereka menggunakan robot yang disebut kilobot, tidak memiliki kemampuan mengatur diri sendiri dan orientasi.
Mereka mereproduksi prinsip-prinsip morfogenetik yang diamati dialam dengan menggunakan gradien(perbedaan konsentrasi) morfogen buatan untuk memandu pergerakan beberapa robot. Tujuannya adalah robot bisa menghasilkan perilaku kelompok tertentu sesuai dengan keinginannya.
Dalam serangkaian tes pendahuluan, jaringan pengatur gen hierarkis(H-GRN) memungkinkan robot bergerak secara mandiri menuju tujuan yang tidak ditentukan sebelumnya. Robot bisa mengelilingi target atau membentuk bentuk tertentu.
“Kami menemukan bahwa dengan belajar dari morfogenesis biologis, robot sederhana tanpa kemampuan lokalisasi diri (menentukan koordinat dalam lingkungan tertentu) seperti kilobot, dapat secara merata mengelilingi target bergerak atau stasioner dengan cara yang terorganisasi secara mandiri,” Kata Jin.
Sebagian besar, kata Jin, pendekatan yang dikembangkan sebelumnya untuk menghasilkan perilaku robot kolaboratif. Di sisi lain, robot dirancang untuk mengetahui posisi mereka sendiri.
Tim peneliti mengembangkan jaringan pengaturan gen hierarkis baru dengan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki metode lain. Salah satunya adalah bisa digunakan untuk membentuk perilaku ratusan bahkan ribuan robot yang akan menyelesaikan target di sekitar atau melacak tugas tanpa kontrol terpusat dan tanpa informasi sebelumnya.
Di masa depan, Jin dan rekan-rekannya akan mengembangkansistem pengorganisasian heterogen,dimana ada kelas robot yang berbeda.Perbedaan ini akan terlihat padakemampuan yang dimiliki setiaprobot, tapi masih dalam satu organi -sasi. “Ini dapat menghasilkan perilakukolektif yang lebih kuat, sangat kuatdan sangat terkendali,” kata Jin. (Fandy)
(ysw)