Badan Luar Angkasa Eropa Luncurkan Aplikasi Camaliot, Apa Fungsinya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - European Space Agency (ESA) meluncurkan aplikasi Camaliot yang bisa diunduh pemilik smartphone. Aplikasi ini akan mengumpulkan data sejumlah cuaca di belahan dunia manapun dengan partisipasi pemilik ponsel.
Aplikasi Camaliot berfungsi pada perangkat yang menjalankan Android versi 7.0 atau lebih baru yang mendukung navigasi satelit. Cara kerja navigasi satelit, telepon atau penerima lainnya mencari sinyal dari jaringan satelit yang mempertahankan orbit tetap.
Satelit mengirim pesan dengan waktu dan lokasi mereka, dan setelah diterima, telepon mencatat berapa lama setiap pesan tiba, kemudian menggunakan data itu untuk mencari tahu di mana mereka berada.
Para peneliti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan sinyal satelit untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang atmosfer. Misalnya, jumlah uap air di atmosfer dapat mempengaruhi bagaimana sinyal satelit bergerak melalui udara ke sesuatu seperti telepon.
Dilansir The Verge, Senin (28/3/2022), aplikasi ini akan mengumpulkan informasi, melacak kekuatan sinyal, jarak antara satelit, dan telepon yang digunakan, dan fase pembawa satelit .
Menurut FAQ Camaliot, dengan data yang cukup dikumpulkan dari seluruh dunia, para peneliti secara teoritis dapat menggabungkannya dengan pembacaan cuaca yang ada untuk mengukur tren uap air jangka panjang.
Mereka berharap dapat menggunakan data tersebut untuk menginformasikan model prakiraan cuaca dengan pembelajaran mesin. Mereka juga dapat melacak perubahan di ionosfer Bumi, yaitu bagian dari atmosfer di dekat ruang angkasa.
Membuat prakiraan ionosfer yang lebih baik dapat menjadi relevan dalam melacak cuaca luar angkasa dan pada akhirnya dapat membuat Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) lebih akurat dengan memperhitungkan peristiwa seperti badai geomagnetik.
Aplikasi Camaliot berfungsi pada perangkat yang menjalankan Android versi 7.0 atau lebih baru yang mendukung navigasi satelit. Cara kerja navigasi satelit, telepon atau penerima lainnya mencari sinyal dari jaringan satelit yang mempertahankan orbit tetap.
Satelit mengirim pesan dengan waktu dan lokasi mereka, dan setelah diterima, telepon mencatat berapa lama setiap pesan tiba, kemudian menggunakan data itu untuk mencari tahu di mana mereka berada.
Para peneliti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan sinyal satelit untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang atmosfer. Misalnya, jumlah uap air di atmosfer dapat mempengaruhi bagaimana sinyal satelit bergerak melalui udara ke sesuatu seperti telepon.
Dilansir The Verge, Senin (28/3/2022), aplikasi ini akan mengumpulkan informasi, melacak kekuatan sinyal, jarak antara satelit, dan telepon yang digunakan, dan fase pembawa satelit .
Menurut FAQ Camaliot, dengan data yang cukup dikumpulkan dari seluruh dunia, para peneliti secara teoritis dapat menggabungkannya dengan pembacaan cuaca yang ada untuk mengukur tren uap air jangka panjang.
Mereka berharap dapat menggunakan data tersebut untuk menginformasikan model prakiraan cuaca dengan pembelajaran mesin. Mereka juga dapat melacak perubahan di ionosfer Bumi, yaitu bagian dari atmosfer di dekat ruang angkasa.
Membuat prakiraan ionosfer yang lebih baik dapat menjadi relevan dalam melacak cuaca luar angkasa dan pada akhirnya dapat membuat Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) lebih akurat dengan memperhitungkan peristiwa seperti badai geomagnetik.