Badan Luar Angkasa Eropa Luncurkan Aplikasi Camaliot, Apa Fungsinya?

Senin, 28 Maret 2022 - 08:01 WIB
loading...
Badan Luar Angkasa Eropa...
European Space Agency (ESA) meluncurkan aplikasi Camaliot yang bisa diunduh pemilik smartphone. Foto/Camaliot
A A A
JAKARTA - European Space Agency (ESA) meluncurkan aplikasi Camaliot yang bisa diunduh pemilik smartphone. Aplikasi ini akan mengumpulkan data sejumlah cuaca di belahan dunia manapun dengan partisipasi pemilik ponsel.

Aplikasi Camaliot berfungsi pada perangkat yang menjalankan Android versi 7.0 atau lebih baru yang mendukung navigasi satelit. Cara kerja navigasi satelit, telepon atau penerima lainnya mencari sinyal dari jaringan satelit yang mempertahankan orbit tetap.

Satelit mengirim pesan dengan waktu dan lokasi mereka, dan setelah diterima, telepon mencatat berapa lama setiap pesan tiba, kemudian menggunakan data itu untuk mencari tahu di mana mereka berada.

Para peneliti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan sinyal satelit untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang atmosfer. Misalnya, jumlah uap air di atmosfer dapat mempengaruhi bagaimana sinyal satelit bergerak melalui udara ke sesuatu seperti telepon.



Dilansir The Verge, Senin (28/3/2022), aplikasi ini akan mengumpulkan informasi, melacak kekuatan sinyal, jarak antara satelit, dan telepon yang digunakan, dan fase pembawa satelit .

Menurut FAQ Camaliot, dengan data yang cukup dikumpulkan dari seluruh dunia, para peneliti secara teoritis dapat menggabungkannya dengan pembacaan cuaca yang ada untuk mengukur tren uap air jangka panjang.

Mereka berharap dapat menggunakan data tersebut untuk menginformasikan model prakiraan cuaca dengan pembelajaran mesin. Mereka juga dapat melacak perubahan di ionosfer Bumi, yaitu bagian dari atmosfer di dekat ruang angkasa.

Membuat prakiraan ionosfer yang lebih baik dapat menjadi relevan dalam melacak cuaca luar angkasa dan pada akhirnya dapat membuat Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) lebih akurat dengan memperhitungkan peristiwa seperti badai geomagnetik.



“Kami mengambil inspirasi dari inisiatif SETI@Home yang terkenal, di mana laptop rumahan membantu mencari tanda-tanda kehidupan di luar bumi,” kata Vicente Navarro, seorang insinyur navigasi ESA.

Proyek ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari seluruh dunia dan dari beberapa konstelasi satelit yang berbeda. Ada beberapa konstelasi Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) yang berbeda seperti Sistem Pemosisian Global (GPS) AS, GLONASS Rusia, Beidou China, atau Galileo UE.

Jepang dan India juga mengoperasikan konstelasi regional yang lebih kecil. Perintah FCC pada tahun 2018 memungkinkan lebih banyak perangkat menggunakan sinyal GPS dan Galileo secara bersamaan untuk meningkatkan akurasi lokasi.

Navarro mengatakan, kombinasi penerima smartphone dual-band Galileo dan dukungan Android untuk perekaman data GNSS bekerja sama untuk meningkatkan kemungkinan berapa banyak data yang dapat dikumpulkan.



Saat ini penggunaan teknologi di rumah untuk eksplorasi ilmiah terus berkembang karena perangkat smartphone semakin canggih. Sebelumnya NASA juga meminta publik menggunakan ponsel mereka untuk mengambil foto awan atau pohon.

Aplikasi sains seperti iNaturalist juga meminta masyarakat mendokumentasikan perilaku hewan selama gerhana matahari.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2078 seconds (0.1#10.140)