Perbedaan Kecepatan Antara Rudal Hipersonik dan Rudal Supersonik
loading...
Rudal hipersonik memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dibandingkan rudal supersonik. Rudal hipersonik mulai banyak dikembangkan karena secara teknis tak bisa ditangkis sistem pertahanan udara. Foto/airforcemag
A
A
A
RUDAL hipersonik memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dibandingkan rudal supersonik. Rudal hipersonik mulai banyak dikembangkan karena secara teknis tak bisa ditangkis sistem pertahanan udara, dibandingkan rudal supersonik atau rudal subsonik.
Rudal hipersonik mampu bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lima kali lebih cepat dari kecepatan suara. Dikutip dari laman popularmechanics, secara teknis batas kecepatan rudal hipersonik sekitar 3.836 mil per jam atau 6.174 km per jam. (Baca juga; Rudal Hipersonik China Mendunia, Ini Bedanya dengan Misil Balistik Konvensional )
Rudal hipersonik mampu melesat lebih cepat dibandingkan rudal supersonik yang secara umum kecepatannya lebih dari Mach 1 tapi tidak sampai Mach 3. Angka maksimal kecepatan yang mampu dicapai rudal supersonik sekitar 2.300 mil per jam atau 3.701 km per jam. Rudal supersonik yang paling terkenal adalah BrahMos buatan India/Rusia, mampu melaju dengan kecepatan 2.100–2.300 mil per jam.
Rudal hipersonik mampu melaju dengan kecepatan ekstrem, melebihi Mach-5 karena menggunakan mesin jet sebagai tenaga pendorong. Namun, ada banyak kendala teknis yang harus diatasi, terutama berkaitan dengan sistem pembakaran rudal agar tetap stabil pada suhu ekstrem saat melaju dengan kecepatan hipersonik.
![Perbedaan Kecepatan Antara Rudal Hipersonik dan Rudal Supersonik]()
Banyak kekuatan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, India, dan China, mengembangkan rudal hipersonik. Rusia sukses mengembangkan rudal hipersonik Zircon atau 3M22 Tsirkon dan pengujiannya dilakukan pada 3 Juni 2017. (Baca juga; Ini Rahasia Rudal Hipersonik Rusia Tidak Terdeteksi Radar )
China pun sedang mengembangkan mesin rudal nuklir hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatan 6.000 mil per jam. Mesin rudal hipersonik ini diambil dari Boeing Manta X-47C, pesawat eksperimental Two-Stage Vehicle (TSV) yang digerakkan oleh dua mesin, rancangan Ming Han Tang, seorang China-Amerika yang menjabat sebagai Kepala Insinyur Hipersonik NASA pada akhir 1990-an.
AS juga mengembangkan sejumlah rudal hipersonik, salah satunya AGM-183A (Air-launched Rapid Response Weapon/ARRW). Namun, uji coba rudal hipersonik AGM-183A masih menemui kegagalan. Dikutip dari laman The Warzone,rudal hipersonik gagal terlepas dari pesawat pengebom B-52H karena kesalahan yang tidak diketahui. (Baca juga; NASA Persenjatai Pesawat Tempur F-15 dengan Rudal Hipersonik Modifikasi AIM-54 Phoenix )
Rudal hipersonik mampu bergerak dengan kecepatan Mach 5 atau lima kali lebih cepat dari kecepatan suara. Dikutip dari laman popularmechanics, secara teknis batas kecepatan rudal hipersonik sekitar 3.836 mil per jam atau 6.174 km per jam. (Baca juga; Rudal Hipersonik China Mendunia, Ini Bedanya dengan Misil Balistik Konvensional )
Rudal hipersonik mampu melesat lebih cepat dibandingkan rudal supersonik yang secara umum kecepatannya lebih dari Mach 1 tapi tidak sampai Mach 3. Angka maksimal kecepatan yang mampu dicapai rudal supersonik sekitar 2.300 mil per jam atau 3.701 km per jam. Rudal supersonik yang paling terkenal adalah BrahMos buatan India/Rusia, mampu melaju dengan kecepatan 2.100–2.300 mil per jam.
Rudal hipersonik mampu melaju dengan kecepatan ekstrem, melebihi Mach-5 karena menggunakan mesin jet sebagai tenaga pendorong. Namun, ada banyak kendala teknis yang harus diatasi, terutama berkaitan dengan sistem pembakaran rudal agar tetap stabil pada suhu ekstrem saat melaju dengan kecepatan hipersonik.
Banyak kekuatan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, India, dan China, mengembangkan rudal hipersonik. Rusia sukses mengembangkan rudal hipersonik Zircon atau 3M22 Tsirkon dan pengujiannya dilakukan pada 3 Juni 2017. (Baca juga; Ini Rahasia Rudal Hipersonik Rusia Tidak Terdeteksi Radar )
China pun sedang mengembangkan mesin rudal nuklir hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatan 6.000 mil per jam. Mesin rudal hipersonik ini diambil dari Boeing Manta X-47C, pesawat eksperimental Two-Stage Vehicle (TSV) yang digerakkan oleh dua mesin, rancangan Ming Han Tang, seorang China-Amerika yang menjabat sebagai Kepala Insinyur Hipersonik NASA pada akhir 1990-an.
AS juga mengembangkan sejumlah rudal hipersonik, salah satunya AGM-183A (Air-launched Rapid Response Weapon/ARRW). Namun, uji coba rudal hipersonik AGM-183A masih menemui kegagalan. Dikutip dari laman The Warzone,rudal hipersonik gagal terlepas dari pesawat pengebom B-52H karena kesalahan yang tidak diketahui. (Baca juga; NASA Persenjatai Pesawat Tempur F-15 dengan Rudal Hipersonik Modifikasi AIM-54 Phoenix )
(wib)
Lihat Juga :
