11 Negara Ini Dicurigai Bersiap Melakukan Peretasan Besar-besaran
loading...
A
A
A
JERUSALEM - Israel tengah merancang untuk melumpuhkan keuangan seluruh negara dengan melakukan serangan siber. Hal ini mencuat usai Israel melatih 10 negara untuk mensimulasikan War Game serangan siber yang melumpuhkan pasar keuangan di dunia.
Negara Yahudi itu mencoba untuk menciptakan skenario realistis dari kepanikan dan kekacauan yang akan terjadi dalam peretasan semacam itu.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (10/12/2021), simulasi yang dinamai “Collective Strength” itu dilakukan pada hari Kamis (9/12/2021).
Beberapa negara yang ikut terlibat dalam latihan serangan siber internasional bersama Israel di antaranya Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Italia, Thailand dan Uni Emirat Arab.
Lembaga keuangan utama seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga dilibatkan.
Pejabat keuangan dari negara-negara yang berpartisipasi diperlihatkan sebuah film untuk menguraikan peristiwa simulasi, di mana seorang narator menyatakan bahwa data sensitif dicuri dan dibagikan di “Dark Web”, menciptakan kekacauan di pasar keuangan selama 10 hari.
Latihan—yang menurut Reuters—dijuluki “War Game” oleh Kementerian Keuangan Israel mengalami sejumlah jenis serangan yang berbeda, termasuk pelanggaran yang memengaruhi pasar valuta asing dan obligasi, likuiditas dan keamanan data yang dibagikan antara eksportir dan importir di seluruh dunia.
Latihan itu juga memeriksa dampak dari laporan berita yang menyesatkan tentang calon krisis, serta langkah-langkah apa yang diharapkan akan diambil oleh pemerintah.
“Bank-bank meminta bantuan likuiditas darurat dalam banyak mata uang untuk menghentikan kekacauan karena pihak lawan menarik dana mereka dan membatasi akses ke likuiditas, meninggalkan bank dalam kekacauan dan kehancuran,” bunyi narator dalam simulasi tersebut.
Seorang pejabat Israel yang mengakui ada pelanggaran skala kecil pada perusahaan-perusahaan di masa lalu, mengatakan bahwa serangan semacam itu mungkin terjadi pada skala yang lebih luas, dan bahwa hanya kolaborasi global yang dapat berharap untuk mencegah hasil terburuk jika terjadi peretasan besar.
“Penyerang berada 10 langkah di depan pembela,” kata Micha Weis, manajer siber keuangan di Kementerian Keuangan Israel, kepada Reuters.
Pejabat kementerian lainnya menambahkan bahwa kerja sama antara pemerintah dan badan internasional adalah kunci untuk ketahanan ekosistem keuangan.
Latihan siber awalnya dijadwalkan untuk Dubai World Expo di Uni Emirat Arab awal tahun ini, tetapi ditunda karena pandemi COVID-19 dan terpaksa mencari tempat baru di Yerusalem
Negara Yahudi itu mencoba untuk menciptakan skenario realistis dari kepanikan dan kekacauan yang akan terjadi dalam peretasan semacam itu.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (10/12/2021), simulasi yang dinamai “Collective Strength” itu dilakukan pada hari Kamis (9/12/2021).
Beberapa negara yang ikut terlibat dalam latihan serangan siber internasional bersama Israel di antaranya Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Italia, Thailand dan Uni Emirat Arab.
Lembaga keuangan utama seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga dilibatkan.
Pejabat keuangan dari negara-negara yang berpartisipasi diperlihatkan sebuah film untuk menguraikan peristiwa simulasi, di mana seorang narator menyatakan bahwa data sensitif dicuri dan dibagikan di “Dark Web”, menciptakan kekacauan di pasar keuangan selama 10 hari.
Latihan—yang menurut Reuters—dijuluki “War Game” oleh Kementerian Keuangan Israel mengalami sejumlah jenis serangan yang berbeda, termasuk pelanggaran yang memengaruhi pasar valuta asing dan obligasi, likuiditas dan keamanan data yang dibagikan antara eksportir dan importir di seluruh dunia.
Latihan itu juga memeriksa dampak dari laporan berita yang menyesatkan tentang calon krisis, serta langkah-langkah apa yang diharapkan akan diambil oleh pemerintah.
“Bank-bank meminta bantuan likuiditas darurat dalam banyak mata uang untuk menghentikan kekacauan karena pihak lawan menarik dana mereka dan membatasi akses ke likuiditas, meninggalkan bank dalam kekacauan dan kehancuran,” bunyi narator dalam simulasi tersebut.
Seorang pejabat Israel yang mengakui ada pelanggaran skala kecil pada perusahaan-perusahaan di masa lalu, mengatakan bahwa serangan semacam itu mungkin terjadi pada skala yang lebih luas, dan bahwa hanya kolaborasi global yang dapat berharap untuk mencegah hasil terburuk jika terjadi peretasan besar.
“Penyerang berada 10 langkah di depan pembela,” kata Micha Weis, manajer siber keuangan di Kementerian Keuangan Israel, kepada Reuters.
Pejabat kementerian lainnya menambahkan bahwa kerja sama antara pemerintah dan badan internasional adalah kunci untuk ketahanan ekosistem keuangan.
Latihan siber awalnya dijadwalkan untuk Dubai World Expo di Uni Emirat Arab awal tahun ini, tetapi ditunda karena pandemi COVID-19 dan terpaksa mencari tempat baru di Yerusalem
(wbs)