Peneliti Korea Bikin Kacamata Pintar Lebih Canggih dari Smartwatch Fitbit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para peneliti di Universitas Korea telah mengembangkan kacamata multifungsi yang dapat memantau kesehatan Anda. Kacamata ini juga dapat membantu kesehatan mata saat pengguna bermain video game . (Baca juga: Pengembang Call of Duty Bakal Tandai Pemain Rasis )
Kacamata buatan Korea Selatan ini merupakan teknologi baru yang dapat memberikan data kesehatan pribadi melebihi perangkat pintar seperti jam tangan pintar Fitbit. Perangkat akan mengukur sinyal listrik dari otak atau mata untuk membantu diagnosis kondisi seperti epilepsi dan gangguan tidur.
Meski begitu, tantangan bagi para peneliti adalah mengembangkan perangkat yang dapat mempertahankan kontak fisik. Sensor yang diterapkan harus mampu menyesuaikan kulit pengguna.
Para peneliti mengatasi masalah tersebut dengan mengintegrasikan elektroda konduktif yang lembut ke dalam teknologi kacamata. Secara nirkabel dapat memonitor sinya listrik yang dikeluarkan.
Teknologi buatan Korea juga dapat mendeteksi sinar ultraviolet (UV), menginterpretasikan gerakan tubuh dan bentindak sebagai antarmuka manusia dan mesin. Ini memungkinkan pemakainya mengontrol video game hanya dengan gerakan mata.
Bingkai kacamata dicetak dengan printer 3D sebelum menambahkan elektroda fleksibel di dekat telinga dan mata. Sirkuit nirkabel untuk merasakan gerakan dan sinar UV juga dimasukkan ke sisi kacamata dan gel yang responsif terhadap UV disuntikkan ke lensa. Artinya, itu dapat merespons cahaya dan dapat mengubah warna menjadi kacamata hitam.
"Aksesoris pribadi seperti kacamata dan jam tangan yang biasa kita bawa dalam kehidupan sehari-hari dapat menghasilkan informasi yang berguna dari tubuh manusia," kata insinyur Suk-Won Hwang dari Universitas Korea, dilansir dari laman Dailymail.
Hwang menunjukkan bahwa kacamata buatan mereka masih terbatas pada parameter yang berhubungan dengan olah raga atau detak jantung sederhana. Keterbatasan karakteristik yang mungkin muncul antara benda dan benda dapat dijadikan sebagai salah satu alasan utama untuk memberi data yang bermakna secara biologis.
"Kacamata elektronik dapat berguna untuk layanan kesehatan digital atau aplikasi realitas virtual," pungkasnya.
Kacamata buatan Korea Selatan ini merupakan teknologi baru yang dapat memberikan data kesehatan pribadi melebihi perangkat pintar seperti jam tangan pintar Fitbit. Perangkat akan mengukur sinyal listrik dari otak atau mata untuk membantu diagnosis kondisi seperti epilepsi dan gangguan tidur.
Meski begitu, tantangan bagi para peneliti adalah mengembangkan perangkat yang dapat mempertahankan kontak fisik. Sensor yang diterapkan harus mampu menyesuaikan kulit pengguna.
Para peneliti mengatasi masalah tersebut dengan mengintegrasikan elektroda konduktif yang lembut ke dalam teknologi kacamata. Secara nirkabel dapat memonitor sinya listrik yang dikeluarkan.
Teknologi buatan Korea juga dapat mendeteksi sinar ultraviolet (UV), menginterpretasikan gerakan tubuh dan bentindak sebagai antarmuka manusia dan mesin. Ini memungkinkan pemakainya mengontrol video game hanya dengan gerakan mata.
Bingkai kacamata dicetak dengan printer 3D sebelum menambahkan elektroda fleksibel di dekat telinga dan mata. Sirkuit nirkabel untuk merasakan gerakan dan sinar UV juga dimasukkan ke sisi kacamata dan gel yang responsif terhadap UV disuntikkan ke lensa. Artinya, itu dapat merespons cahaya dan dapat mengubah warna menjadi kacamata hitam.
"Aksesoris pribadi seperti kacamata dan jam tangan yang biasa kita bawa dalam kehidupan sehari-hari dapat menghasilkan informasi yang berguna dari tubuh manusia," kata insinyur Suk-Won Hwang dari Universitas Korea, dilansir dari laman Dailymail.
Hwang menunjukkan bahwa kacamata buatan mereka masih terbatas pada parameter yang berhubungan dengan olah raga atau detak jantung sederhana. Keterbatasan karakteristik yang mungkin muncul antara benda dan benda dapat dijadikan sebagai salah satu alasan utama untuk memberi data yang bermakna secara biologis.
"Kacamata elektronik dapat berguna untuk layanan kesehatan digital atau aplikasi realitas virtual," pungkasnya.
(iqb)