Survei Kaspersky: Karyawan Lebih Nyaman WFH Walau Beban Kerja Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 sejak tahun lalu membuat banyak hal berubah. Termasuk pola kerja yang saat ini lebih sering dikerjakan dari rumah alias work from home (WFH) .
Menurut survei Kaspersky baru-baru ini terhadap 4.303 pekerja sektor teknologi informasi (TI), 54% karyawan telah melaporkan peningkatan beban kerja sejak beralih ke sistem jarak jauh, dengan 18% menggambarkan peningkatan yang signifikan.
Selain itu,37% tidak melihat perubahan volume beban kerja, dan 9% mencatat penurunan lingkup kerja (scope of work) karena kondisi kerja yang baru.
Meskipun survei mengungkapkan bahwa lebih dari setengah karyawan mengalami peningkatan beban kerja, 64% dari mereka yang disurvei tidak lagi merasa kelelahan dari penerapan sistem kerja jarak jauh.
Hal ini didukung dengan fakta sebanyak 36% melaporkan memiliki lebih banyak energi saat bekerja dari rumah, dan 28% tidak melihat perbedaan antara bekerja dari kantor atau WFH .
Melalui keterangan tertulis, Senin (1/11/2021), dalam hal stabilitas emosional, format jarak jauh dapat diterima dengan baik oleh karyawan 67% melaporkan merasa lebih nyaman bekerja dari jarak jauh atau tidak mengalami peningkatan kecemasan akibat lembur, sementara 41% responden bahkan merasa lebih nyaman bekerja dari rumah.
Namun pada saat yang sama, persentase karyawan yang merasa tidak nyaman berada jauh dari rekan kerja masih cukup signifikan, dengan 36% responden mengatakan mereka merasa lebih lelah dan 33% merasa lebih cemas bekerja dari rumah.
Salah satu solusi yang populer di kalangan karyawan adalah model kerja hybrid . Format ini sangat disukai di kalangan para tenaga kerja, dengan hampir separuh karyawan yakni 45% beralih ke pekerjaan hibrida pada pertengahan 2021.
Solusi lain yang disambut baik adalah dengan menerapkan praktik kesejahteraan perusahaan. Kabar baiknya adalah bahwa banyak bisnis mencari berbagai cara demi membantu mengelola kesejahteraan sumber daya manusia dari potensi kelelahan dalam bekerja.
Menurut survei Kaspersky baru-baru ini terhadap 4.303 pekerja sektor teknologi informasi (TI), 54% karyawan telah melaporkan peningkatan beban kerja sejak beralih ke sistem jarak jauh, dengan 18% menggambarkan peningkatan yang signifikan.
Selain itu,37% tidak melihat perubahan volume beban kerja, dan 9% mencatat penurunan lingkup kerja (scope of work) karena kondisi kerja yang baru.
Baca Juga
Meskipun survei mengungkapkan bahwa lebih dari setengah karyawan mengalami peningkatan beban kerja, 64% dari mereka yang disurvei tidak lagi merasa kelelahan dari penerapan sistem kerja jarak jauh.
Hal ini didukung dengan fakta sebanyak 36% melaporkan memiliki lebih banyak energi saat bekerja dari rumah, dan 28% tidak melihat perbedaan antara bekerja dari kantor atau WFH .
Melalui keterangan tertulis, Senin (1/11/2021), dalam hal stabilitas emosional, format jarak jauh dapat diterima dengan baik oleh karyawan 67% melaporkan merasa lebih nyaman bekerja dari jarak jauh atau tidak mengalami peningkatan kecemasan akibat lembur, sementara 41% responden bahkan merasa lebih nyaman bekerja dari rumah.
Namun pada saat yang sama, persentase karyawan yang merasa tidak nyaman berada jauh dari rekan kerja masih cukup signifikan, dengan 36% responden mengatakan mereka merasa lebih lelah dan 33% merasa lebih cemas bekerja dari rumah.
Salah satu solusi yang populer di kalangan karyawan adalah model kerja hybrid . Format ini sangat disukai di kalangan para tenaga kerja, dengan hampir separuh karyawan yakni 45% beralih ke pekerjaan hibrida pada pertengahan 2021.
Solusi lain yang disambut baik adalah dengan menerapkan praktik kesejahteraan perusahaan. Kabar baiknya adalah bahwa banyak bisnis mencari berbagai cara demi membantu mengelola kesejahteraan sumber daya manusia dari potensi kelelahan dalam bekerja.
(ysw)