Mengulik Ketersediaan Spektrum Hingga Potensi Frekuensi 5G di Tanah Air
loading...
A
A
A
Sementara frekuensi 40000 MHz masih digunakan untuk kepentingan microwave link, tepatnya di pita 37000-39500 MHz, dan preferensi industri pada pita 37000-43500 Mhz untuk keperluan 5G .
Dalam pemaparannya, Ridwan mencatat dari potensi ketersediaan pita untuk mobile broadband, potensi bandwidth yang dihasilkan mencapai 6.561 MHz. Sedangkan total mobil broadband eksisting jika di kalkulasikan baru menyentuh angka 437 MHz.
"Melalui membandingkan potensi spektrum yang dapat diperoleh untuk keperluan mobile broadband, potensi spektrum yang ada dapat memenuhi kebutuhan spektrum mobile broadband hingga 5 tahun mendatang,” katanya lagi.
Sementara itu, Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Kominfo, saat menjadi pembicara, menegaskan, bukan tidak hanya isu spektrum yang perlu diangkat. "Tanpa gelaran fiber optic 5G yang digadang-gadang menghadirkan kecepatan luar biasa, bisa terasa seperti 4G," sebutnya.
Denny menjelaskan, pihaknya juga sedang berupaya untuk mengimplementasikan millimeter wave. Meskipun hingga saat ini upaya tersebut masih menjadi opsi dan belum diputuskan sampai sekarang.
"Kami berjuang bersama untuk mengimplementasikanya. Kami juga sedang mempertimbangkan bagaimana millimeter wave itu bisa diterapkan dengan jaringan lokal, ini salah satu opsi karena kami belum memutuskan," katanya.
"Ini salah satu isu yang terpenting dalam sektor millimeter wave, karena tanpa fiberisasi akan susah untuk mengoptimalkan layanan 5G ,” ujar Denny.
Dalam pemaparannya, Ridwan mencatat dari potensi ketersediaan pita untuk mobile broadband, potensi bandwidth yang dihasilkan mencapai 6.561 MHz. Sedangkan total mobil broadband eksisting jika di kalkulasikan baru menyentuh angka 437 MHz.
"Melalui membandingkan potensi spektrum yang dapat diperoleh untuk keperluan mobile broadband, potensi spektrum yang ada dapat memenuhi kebutuhan spektrum mobile broadband hingga 5 tahun mendatang,” katanya lagi.
Sementara itu, Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Kominfo, saat menjadi pembicara, menegaskan, bukan tidak hanya isu spektrum yang perlu diangkat. "Tanpa gelaran fiber optic 5G yang digadang-gadang menghadirkan kecepatan luar biasa, bisa terasa seperti 4G," sebutnya.
Denny menjelaskan, pihaknya juga sedang berupaya untuk mengimplementasikan millimeter wave. Meskipun hingga saat ini upaya tersebut masih menjadi opsi dan belum diputuskan sampai sekarang.
"Kami berjuang bersama untuk mengimplementasikanya. Kami juga sedang mempertimbangkan bagaimana millimeter wave itu bisa diterapkan dengan jaringan lokal, ini salah satu opsi karena kami belum memutuskan," katanya.
"Ini salah satu isu yang terpenting dalam sektor millimeter wave, karena tanpa fiberisasi akan susah untuk mengoptimalkan layanan 5G ,” ujar Denny.
(ysw)