Transformasi Digital OVO Selama 4 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren berbelanja dengan menggunakan platform digital untuk keperluan sehari-hari di masa pandemi COVID-19 kian meningkat. Tren ini sejalan dengan yang dialami oleh OVO , khususnya selama masa PPKM, pertumbuhan transaksi pengguna untuk membayar kebutuhan logistik menggunakan OVO mencapai hampir 40%.
Memasuki usia ke-4 pada tanggal 25 September 2021 kemarin, OVO dikabarkan ingin terus hadir untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai penggunaan mata uang digital.
Hal ini disampaikan oleh Harumi Supit selaku Head of Corporate Communication OVO kepada tim Gadgetren pada saat acara konferensi pers secara virtual yang bertajuk Bertransformasi Bersama OVO 4 Tahun.
Lebih jauh, Harumi mengungkapkan bahwa penggunaan uang tunai di Indonesia masih sangat besar, terutama di daerah-daerah. Oleh karenanya Harumi melihat bahwa sosialisasi dan edukasi transformasi digital menjadi tantangan bagi OVO di perjalanannya yang sudah mencapai tahun keempat ini.
“Melihat banyaknya masyarakat yang menggunakan uang tunai kita masih harus mensosialisasikan dan mengedukasi. Untuk itu kita tidak bisa sendiri mengerjakannya dan kolaborasi adalah menjadi langkah kami ke depan untuk mewujudkan transformasi digital sesuai dengan tema hari ini,” ujarnya.
Sejalan dengan tantangan yang dihadapi, Harumi mengatakan bahwa OVO juga telah meraih berbagai pencapaian. Disebutkan bahwa pada fitur OVO Invest yang baru-baru ini hadir bahkan telah mencatat sebanyak 400.000 investor mendaftarkan diri pada tiga bulan awal perilisannya.
Dengan nilai investasi yang beragam mulai dari Rp 10.000, OVO Invest bisa dicairkan dengan cepat ke dompet OVO untuk kemudian langsung dibelanjakan berbagai kebutuhan yang sedang mendesak baik secara daring maupun luring.
Pengguna OVO Invest yang telah mendaftar tersebut berada di kisaran usia antara 25-45 tahun. Harumi menilai bahwa pengguna OVO Invest merupakan investor pemula yang biasa menggunakan layanan OVO dan juga ingin berinvestasi.
Dalam kesempatan yang sama, Karaniya Dharmasaputra selaku Presiden Direktur OVO menuturkan OVO sudah dikategorikan sebagai unicorn meskipun usianya masih 4 tahun. Walaupun begitu, pihaknya bersyukur bahwa OVO sudah semakin matang sebagai sebuah perusahaan, bukan hanya fintech pembayaran tetapi juga layanan digital terpadu.
“OVO sudah digunakan di 430 kota seluruh Indonesia dan terdapat lebih dari 1 juta merchant dimana 90% lebih di antaranya adalah UMKM termasuk mikro artinya warung kecil, kedai, pedagang kaki lima, dan sebagainya ada di dalamnya,” ujar Karaniya.
Karaniya juga menyampaikan bahwa keberadaan OVO berdasarkan riset Core Indonesia memiliki dampak besar bagi UMKM dengan persentase 70% merasa ada peningkatan transaksi harian setelah bergabung dengan OVO.
Ke depannya, OVO juga bakal terus menghadirkan inovasi terbaru yang bisa dinantikan pengguna pada bulan berikutnya. Sementara itu, pembelian makanan, belanja online dan offline, investasi, dan logistik sekarang ini merupakan layanan terfavorit yang sering digunakan pelanggan OVO.
Memasuki usia ke-4 pada tanggal 25 September 2021 kemarin, OVO dikabarkan ingin terus hadir untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai penggunaan mata uang digital.
Hal ini disampaikan oleh Harumi Supit selaku Head of Corporate Communication OVO kepada tim Gadgetren pada saat acara konferensi pers secara virtual yang bertajuk Bertransformasi Bersama OVO 4 Tahun.
Lebih jauh, Harumi mengungkapkan bahwa penggunaan uang tunai di Indonesia masih sangat besar, terutama di daerah-daerah. Oleh karenanya Harumi melihat bahwa sosialisasi dan edukasi transformasi digital menjadi tantangan bagi OVO di perjalanannya yang sudah mencapai tahun keempat ini.
“Melihat banyaknya masyarakat yang menggunakan uang tunai kita masih harus mensosialisasikan dan mengedukasi. Untuk itu kita tidak bisa sendiri mengerjakannya dan kolaborasi adalah menjadi langkah kami ke depan untuk mewujudkan transformasi digital sesuai dengan tema hari ini,” ujarnya.
Sejalan dengan tantangan yang dihadapi, Harumi mengatakan bahwa OVO juga telah meraih berbagai pencapaian. Disebutkan bahwa pada fitur OVO Invest yang baru-baru ini hadir bahkan telah mencatat sebanyak 400.000 investor mendaftarkan diri pada tiga bulan awal perilisannya.
Dengan nilai investasi yang beragam mulai dari Rp 10.000, OVO Invest bisa dicairkan dengan cepat ke dompet OVO untuk kemudian langsung dibelanjakan berbagai kebutuhan yang sedang mendesak baik secara daring maupun luring.
Pengguna OVO Invest yang telah mendaftar tersebut berada di kisaran usia antara 25-45 tahun. Harumi menilai bahwa pengguna OVO Invest merupakan investor pemula yang biasa menggunakan layanan OVO dan juga ingin berinvestasi.
Dalam kesempatan yang sama, Karaniya Dharmasaputra selaku Presiden Direktur OVO menuturkan OVO sudah dikategorikan sebagai unicorn meskipun usianya masih 4 tahun. Walaupun begitu, pihaknya bersyukur bahwa OVO sudah semakin matang sebagai sebuah perusahaan, bukan hanya fintech pembayaran tetapi juga layanan digital terpadu.
“OVO sudah digunakan di 430 kota seluruh Indonesia dan terdapat lebih dari 1 juta merchant dimana 90% lebih di antaranya adalah UMKM termasuk mikro artinya warung kecil, kedai, pedagang kaki lima, dan sebagainya ada di dalamnya,” ujar Karaniya.
Karaniya juga menyampaikan bahwa keberadaan OVO berdasarkan riset Core Indonesia memiliki dampak besar bagi UMKM dengan persentase 70% merasa ada peningkatan transaksi harian setelah bergabung dengan OVO.
Ke depannya, OVO juga bakal terus menghadirkan inovasi terbaru yang bisa dinantikan pengguna pada bulan berikutnya. Sementara itu, pembelian makanan, belanja online dan offline, investasi, dan logistik sekarang ini merupakan layanan terfavorit yang sering digunakan pelanggan OVO.
(wbs)