Ini Dia Daftar Negara Paling Tak Beradab di Dunia Digital, Posisi Indonesia Mengejutkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada Februari 2021 lalu, perusahaan raksasa yang bergerak di bidang teknologi, Microsoft, merilis laporan tahunan bertajuk “Indeks Keberadaban Digital” atau “Digital Civility Index” yang menunjukkan tingkat kesopanan pengguna internet atau netizen sepanjang tahun 2020. Survey itu bertujuan guna mendorong netizen agar dapat melakukan interaksi yang lebih sehat, aman dan saling menghormati di dunia maya.
Dalam laporan yang didasarkan atas survey pada 16.000 responden di 32 negara ini, Afrika Selatan menduduki peringkat teratas sebagai negara yang paling tidak sopan di dunia dengan nilai DCI mencapai 81. Sementara, Indonesia menduduki peringkat 4 negara yang paling tidak sopan di Asia Tenggara, dengan nilai DCI 76.
DCI atau skala keberadaban yang dimaksud dalam laporan survei ini terkait dengan perilaku berselancar di dunia maya dan aplikasi media sosial penduduk dalam suatu negara. Termasuk dalam pengukuran ini adalah risiko terjadinya penyebarluasan berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja untuk memancing kemarahan.
Tak hanya itu, DCI juga melihat aspek micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal (kelompok etnis atau agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya) hingga ke penipuan, doxing, rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi. Semakin tinggi skala DCInya, semakin rendah tingkat kesopanan pengguna internet di negara tersebut.
Tahun 2019 di laporan tahunan yang sama, Indonesia juga menduduki peringkat pertama sebagai negara paling tidak sopan se-Asia Tenggara dengan perolehan skor DCI mencapai 67 poin, selisih sepuluh poin dibandingkan dengan tahun 2020.
Perubahan ini dikarenakan adanya penurunan sebanyak 16 poin DCI dari kalangan orang dewasa, meskipun untuk kalangan remaja, angkanya tetap sama. Resiko terbesar Indonesia adalah maraknya berita hoax dan penipuan yang naik 13%, dan ujaran kebencian naik yang naik 5%. Sedangkan persentase diskriminasi yang dialami orang Indonesia turun 2% dibanding tahun lalu.
Sejak pandemi, sebanyak 4 dari 10 responden survey ini menilai kesopanan pengguna internet Indonesia lebih baik dari tahun lalu. Namun, hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku sebagai target.
Lihat Juga: Rayakan Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Dorong Generasi Muda Bangun Sektor Digital Nasional
Dalam laporan yang didasarkan atas survey pada 16.000 responden di 32 negara ini, Afrika Selatan menduduki peringkat teratas sebagai negara yang paling tidak sopan di dunia dengan nilai DCI mencapai 81. Sementara, Indonesia menduduki peringkat 4 negara yang paling tidak sopan di Asia Tenggara, dengan nilai DCI 76.
DCI atau skala keberadaban yang dimaksud dalam laporan survei ini terkait dengan perilaku berselancar di dunia maya dan aplikasi media sosial penduduk dalam suatu negara. Termasuk dalam pengukuran ini adalah risiko terjadinya penyebarluasan berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja untuk memancing kemarahan.
Tak hanya itu, DCI juga melihat aspek micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal (kelompok etnis atau agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya) hingga ke penipuan, doxing, rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi. Semakin tinggi skala DCInya, semakin rendah tingkat kesopanan pengguna internet di negara tersebut.
Tahun 2019 di laporan tahunan yang sama, Indonesia juga menduduki peringkat pertama sebagai negara paling tidak sopan se-Asia Tenggara dengan perolehan skor DCI mencapai 67 poin, selisih sepuluh poin dibandingkan dengan tahun 2020.
Perubahan ini dikarenakan adanya penurunan sebanyak 16 poin DCI dari kalangan orang dewasa, meskipun untuk kalangan remaja, angkanya tetap sama. Resiko terbesar Indonesia adalah maraknya berita hoax dan penipuan yang naik 13%, dan ujaran kebencian naik yang naik 5%. Sedangkan persentase diskriminasi yang dialami orang Indonesia turun 2% dibanding tahun lalu.
Sejak pandemi, sebanyak 4 dari 10 responden survey ini menilai kesopanan pengguna internet Indonesia lebih baik dari tahun lalu. Namun, hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku sebagai target.
Lihat Juga: Rayakan Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Dorong Generasi Muda Bangun Sektor Digital Nasional
(wsb)