Tips Menangkal Serangan Peretas di Tengah Naiknya Penggunaan Internet
loading...
A
A
A
JAKARTA - PPKM darurat masih terus diterapkan oleh pemerintah. Banyak aktivitas bekerja atau belajar masih harus dilakukan dari rumah secara daring. Alhasil, penggunaan internet pun semakin meningkat.
Namun, meningkatnya penggunaan internet beriringan dengan meningkatnya ancaman siber, di antaranya peretasan. Tentu ini merupakan ancaman nyata bagi pengguna internet. Jika tak hati-hati, penjahat siber bisa mengambil keuntungan. Maka dari itu, keamanan siber sangat diperlukan.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengungkapkan aktivitas berselancar di internet dengan aman untuk urusan pekerjaan maupun kegiatan harian biasa, ada yang meliputi individu, organisasi, maupun lembaga pemerintah.
Bagi individu misalnya, terkadang ada yang membawa pekerjaan kantor ke rumah. Sebagai bentuk pencegahan, menurut Pratama minimal pihak kantor harus membekali perangkat yang aman.
"Misalnya laptop dilengkapi dengan berbagai tools standar keamanan seperti antivirus, anti spyware, VPN dan lainnya," ungkap Pratama, saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (28/8/2021).
Tidak hanya itu, harus ada edukasi dari pihak kantor, misalnya jangan sekali-kali membuka pekerjaan di laptop lewat jaringan wifi publik seperti di kafe, ini akan memperlebar risiko laptop diretas dan berbagai informasi bisa diambil oleh orang lain.
"Bila terpaksa membuka internet di luar rumah dan di luar kantor, usahakan memakai koneksi internet dari smartphone," jelasnya.
Lalu bagi kantor dan juga lembaga pemerintah, bila ada bujet harus ditambahi keamanan esktra seperti zero trust. Menurutnya, modifikasi dan adaptasi cara kerja juga menuntut organisasi mengimplementasikan hybrid cloud, agar kerja-kerja di rumah dan kantor pembagiannya bisa berjalan lancar serta lebih aman.
"Yang paling penting bagi sebuah oragnisasi terutama lembaga pemerintah adalah melakukan monitoring dan bila perlu penetration test secara berkala," tambahnya.
Pratama menegaskan, pada prinsipnya tidak ada sistem informasi yang 100% aman, karena itulah tim IT harus secara berkala melakukan pengecekan pada level sistem operasi, web server, dan sistem aplikasinya.
Kemudian, langkah lain yang direkomendasikan Pratama adalah adanya manajemen session, yaitu memetakan dengan benar profil dan role user, secara default mematikan semua akses, kecuali yang ditentukan saja.
Langkah-langkah lain namun penting adalah mengedukasi agar setiap akun yang punya akses ke sistem kantor, terutama super admin, harus mengganti password secara berkala. Selain itu, untuk menghindari peretasan pada media sosial dan aseet digital para admin, lakukan pengamanan pada email utama dengan two step verification dan OTP SMS.
"Pengamanan dengan two step verification dan OTP SMS juga wajib dilakukan oleh setiap individu untuk mengamankan aset digital berupa email, medsos, marketplace dan lainnya. Karena banyak kebocoran data, jadi jangan buat password dengan tanggal lahir, maupun identitas lainnya," tandasnya.
Namun, meningkatnya penggunaan internet beriringan dengan meningkatnya ancaman siber, di antaranya peretasan. Tentu ini merupakan ancaman nyata bagi pengguna internet. Jika tak hati-hati, penjahat siber bisa mengambil keuntungan. Maka dari itu, keamanan siber sangat diperlukan.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengungkapkan aktivitas berselancar di internet dengan aman untuk urusan pekerjaan maupun kegiatan harian biasa, ada yang meliputi individu, organisasi, maupun lembaga pemerintah.
Bagi individu misalnya, terkadang ada yang membawa pekerjaan kantor ke rumah. Sebagai bentuk pencegahan, menurut Pratama minimal pihak kantor harus membekali perangkat yang aman.
"Misalnya laptop dilengkapi dengan berbagai tools standar keamanan seperti antivirus, anti spyware, VPN dan lainnya," ungkap Pratama, saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (28/8/2021).
Tidak hanya itu, harus ada edukasi dari pihak kantor, misalnya jangan sekali-kali membuka pekerjaan di laptop lewat jaringan wifi publik seperti di kafe, ini akan memperlebar risiko laptop diretas dan berbagai informasi bisa diambil oleh orang lain.
"Bila terpaksa membuka internet di luar rumah dan di luar kantor, usahakan memakai koneksi internet dari smartphone," jelasnya.
Lalu bagi kantor dan juga lembaga pemerintah, bila ada bujet harus ditambahi keamanan esktra seperti zero trust. Menurutnya, modifikasi dan adaptasi cara kerja juga menuntut organisasi mengimplementasikan hybrid cloud, agar kerja-kerja di rumah dan kantor pembagiannya bisa berjalan lancar serta lebih aman.
"Yang paling penting bagi sebuah oragnisasi terutama lembaga pemerintah adalah melakukan monitoring dan bila perlu penetration test secara berkala," tambahnya.
Pratama menegaskan, pada prinsipnya tidak ada sistem informasi yang 100% aman, karena itulah tim IT harus secara berkala melakukan pengecekan pada level sistem operasi, web server, dan sistem aplikasinya.
Kemudian, langkah lain yang direkomendasikan Pratama adalah adanya manajemen session, yaitu memetakan dengan benar profil dan role user, secara default mematikan semua akses, kecuali yang ditentukan saja.
Langkah-langkah lain namun penting adalah mengedukasi agar setiap akun yang punya akses ke sistem kantor, terutama super admin, harus mengganti password secara berkala. Selain itu, untuk menghindari peretasan pada media sosial dan aseet digital para admin, lakukan pengamanan pada email utama dengan two step verification dan OTP SMS.
"Pengamanan dengan two step verification dan OTP SMS juga wajib dilakukan oleh setiap individu untuk mengamankan aset digital berupa email, medsos, marketplace dan lainnya. Karena banyak kebocoran data, jadi jangan buat password dengan tanggal lahir, maupun identitas lainnya," tandasnya.
(ysw)