Kereta Bawah Tanah Israel Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber Iran
loading...
A
A
A
MOSCOW - Serangan Israel ke Palestina dan Lebanon membuat Iran turun tangan menyerang baik secara kasat mata maupun maya.
Belum lama ini, serangan siber Iran lewat tim yang menamakan diri sebagai Cyber Avengers ini dikabarkan berhasil membuat jaringan kereta bawah tanah Israel kacau balau.
Serangan yang berlangsung sejak 14 Juli lalu itu menyasar sekitar 150 server industri perkeretaapian dan berdampak langsung terhadap operasional 28 stasiun di Yerusalem, Universitas Tel Aviv, dan Ben Gurion. Serangan tersebut kemudian berakhir pada 24 Juli atau setelah 10 hari berturut-turut.
Lebih dari enam hari pasca serangan siber Iran terhadap Israel dihentikan, otoritas setempat menyebut stasiun masih belum bisa beroperasi. Disebutkan, 28 stasiun itu mengalami kerusakan parah di berbagai peralatan dan infrastruktur.
Sebagaimana biasa, serangan siber umumnya memiliki pesan; Cyber Avengers Iran pun demikian. Mereka mengaku, serangan itu sebagai sebuah sinyal darurat
Israel bahwa mereka bisa saja merencanakan tabrakan puluhan kereta jika sewaktu-waktu mereka menginginkannya.
Sekalipun sudah berhasil membuat jaringan kereta bawah tanah Israel kelabakan, kelompok tersebut memperingatkan bahwa ini bukanlah akhir. Masih ada beberapa rencana serangan cyber lainnya yang lebih besar.
Seperti dilansir dari Middleeast Monitor, Serangan siber Iran terhadap Israel bukanlah yang pertama. Sebelumnya, kelompok yang sama -Cyber Avengers- awal bulan Juli lalu juga pernah menyerang instalasi listrik nasional Israel. Akibatnya, Negeri Zionis itu mengalami pemadaman listrik besar-besaran.
Di Bulan April lalu, serangan siber tak kalah dahsyat dan tergolong canggih juga menimpa Israel. Kala itu sejumlah pabrik pengolahan air limbah, stasiun pompa, dan unit air limbah di Israel menjadi sasarannya.
Serangan-serangan itu, menurut para pakar siber, dilakukan dengan meretas perangkat lunak komputer pompa air setelah melakukan routing melalui server untuk menyembunyikan sumber serangan.
Belum lama ini, serangan siber Iran lewat tim yang menamakan diri sebagai Cyber Avengers ini dikabarkan berhasil membuat jaringan kereta bawah tanah Israel kacau balau.
Serangan yang berlangsung sejak 14 Juli lalu itu menyasar sekitar 150 server industri perkeretaapian dan berdampak langsung terhadap operasional 28 stasiun di Yerusalem, Universitas Tel Aviv, dan Ben Gurion. Serangan tersebut kemudian berakhir pada 24 Juli atau setelah 10 hari berturut-turut.
Lebih dari enam hari pasca serangan siber Iran terhadap Israel dihentikan, otoritas setempat menyebut stasiun masih belum bisa beroperasi. Disebutkan, 28 stasiun itu mengalami kerusakan parah di berbagai peralatan dan infrastruktur.
Sebagaimana biasa, serangan siber umumnya memiliki pesan; Cyber Avengers Iran pun demikian. Mereka mengaku, serangan itu sebagai sebuah sinyal darurat
Israel bahwa mereka bisa saja merencanakan tabrakan puluhan kereta jika sewaktu-waktu mereka menginginkannya.
Sekalipun sudah berhasil membuat jaringan kereta bawah tanah Israel kelabakan, kelompok tersebut memperingatkan bahwa ini bukanlah akhir. Masih ada beberapa rencana serangan cyber lainnya yang lebih besar.
Seperti dilansir dari Middleeast Monitor, Serangan siber Iran terhadap Israel bukanlah yang pertama. Sebelumnya, kelompok yang sama -Cyber Avengers- awal bulan Juli lalu juga pernah menyerang instalasi listrik nasional Israel. Akibatnya, Negeri Zionis itu mengalami pemadaman listrik besar-besaran.
Di Bulan April lalu, serangan siber tak kalah dahsyat dan tergolong canggih juga menimpa Israel. Kala itu sejumlah pabrik pengolahan air limbah, stasiun pompa, dan unit air limbah di Israel menjadi sasarannya.
Serangan-serangan itu, menurut para pakar siber, dilakukan dengan meretas perangkat lunak komputer pompa air setelah melakukan routing melalui server untuk menyembunyikan sumber serangan.
(wbs)