Viral Tweet Dokter Soroti Penanganan COVID-19 di Surabaya, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Viral beredar sebuah utasan di Twitter terkait bobroknya penanganan pandemik COVID-19 di Surabaya. Utasan tersebut dicuitkan oleh akun @cakasana dan telah di Retweets hampir 13.000 kali dan mendapat like sekitar 22.000.
"Oke kalau gitu kita mulai saja... SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19 di Surabaya," tulis akun tersebut di awal cuitannya.
Pemilik akun mengaku bahwa dirinya adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya. Dalam cuitannya, dia mengatakan, beberapa informasi tidak bisa dirinya sebutkan sumbernya tapi menjamin bahwa informasi tersebut valid.
"Oke kita mulai dari awal tentang rumah sakit dulu ya... tentang RS-RS rujukan yang menerima pasien dengan COVID-19 di Surabaya. Adanya total 15 RS. Tapi ga semua diciptakan sama," cuitnya
"Ada yang punya ventilator ada yang tidak, ada yang ICU-nya siap untuk COVID-19 ada yang tidak. Ada yang kamarnya pakai exhaust ada yang pakai angin jendela. Nah apes-apesnya pasien aja kalau ini, kalau RS yang gak ada ventilatornya, ya kalau perburukan enggak ada yang bisa dilakukan," sambung cuitan tersebut.
Tak hanya pemerintah Kota Surabaya saja yang dia sorot, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga ikut disebut namanya dalam utasan ini. Menurutnya, rumah sakit dadakan yang dibangun ini pemeriksaannya tidak lengkap.
Namun dalam perjalanan utasannya, akun @cakasana ini sempat beberapa kali mengklarifikasi tweetnya sendiri.
"Klarifikasi: Baru ngobrol sama orang RS dan saya dapat beberapa info akhirnya. Untuk di RS saya bekerja sendiri, kami dapat bantuan dari semua pihak (Pemkot, pemprov, dan pihak2 lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu). Untuk ini saya harus minta maaf. Ada kesalahan,"
Cuitan-cuitan yang dia tulis ini mendapat beragam tanggapan dari warganet. Mulai dari yang sepakat dengan utasan tweet ini, dan ada juga komentar yang bernada sinis terhadapnya.
"Jika anda mau kritik, kritik semua yang punya wewenang, bukan dengan menyudutkan 1 pihak, dari sini aja sudah terlihat kemana targetnya. Kalau untuk pemberian apd di RS anda kerja saja, anda tdk ngerti, trs apa bisa dipercaya smua argumen2 anda?" ujar seorang wargenet.
"oh wow,,ngegas dulu, data belakangan, pake “InsyaAllah valid”, abis itu klarifikasi dan minta maaf. Okelah kita semua tau betapa tertekannya nakes di RS skrg2 ini, tapi ya harusnya lebih hati2 lagi lain kali kalo nyampein sesuatu di publik," sambung yang lain.
"Saya apresiasi Mas nya yg sudah mau speak up tentang kondisi yg memang terjadi secara pandangan Mas-nya. Akhirnya ada beberapa pihak yg memang tersindir, dan mengutarakan kejadian yg sebenarnya. Tidak masalah, Mas. Jangan takut. Saya justru terbantu tahu, dgn opini Mas yg ada ini," tulis warganet lain.
"Oke kalau gitu kita mulai saja... SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19 di Surabaya," tulis akun tersebut di awal cuitannya.
Pemilik akun mengaku bahwa dirinya adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya. Dalam cuitannya, dia mengatakan, beberapa informasi tidak bisa dirinya sebutkan sumbernya tapi menjamin bahwa informasi tersebut valid.
"Oke kita mulai dari awal tentang rumah sakit dulu ya... tentang RS-RS rujukan yang menerima pasien dengan COVID-19 di Surabaya. Adanya total 15 RS. Tapi ga semua diciptakan sama," cuitnya
"Ada yang punya ventilator ada yang tidak, ada yang ICU-nya siap untuk COVID-19 ada yang tidak. Ada yang kamarnya pakai exhaust ada yang pakai angin jendela. Nah apes-apesnya pasien aja kalau ini, kalau RS yang gak ada ventilatornya, ya kalau perburukan enggak ada yang bisa dilakukan," sambung cuitan tersebut.
Tak hanya pemerintah Kota Surabaya saja yang dia sorot, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga ikut disebut namanya dalam utasan ini. Menurutnya, rumah sakit dadakan yang dibangun ini pemeriksaannya tidak lengkap.
Namun dalam perjalanan utasannya, akun @cakasana ini sempat beberapa kali mengklarifikasi tweetnya sendiri.
"Klarifikasi: Baru ngobrol sama orang RS dan saya dapat beberapa info akhirnya. Untuk di RS saya bekerja sendiri, kami dapat bantuan dari semua pihak (Pemkot, pemprov, dan pihak2 lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu). Untuk ini saya harus minta maaf. Ada kesalahan,"
Cuitan-cuitan yang dia tulis ini mendapat beragam tanggapan dari warganet. Mulai dari yang sepakat dengan utasan tweet ini, dan ada juga komentar yang bernada sinis terhadapnya.
"Jika anda mau kritik, kritik semua yang punya wewenang, bukan dengan menyudutkan 1 pihak, dari sini aja sudah terlihat kemana targetnya. Kalau untuk pemberian apd di RS anda kerja saja, anda tdk ngerti, trs apa bisa dipercaya smua argumen2 anda?" ujar seorang wargenet.
"oh wow,,ngegas dulu, data belakangan, pake “InsyaAllah valid”, abis itu klarifikasi dan minta maaf. Okelah kita semua tau betapa tertekannya nakes di RS skrg2 ini, tapi ya harusnya lebih hati2 lagi lain kali kalo nyampein sesuatu di publik," sambung yang lain.
"Saya apresiasi Mas nya yg sudah mau speak up tentang kondisi yg memang terjadi secara pandangan Mas-nya. Akhirnya ada beberapa pihak yg memang tersindir, dan mengutarakan kejadian yg sebenarnya. Tidak masalah, Mas. Jangan takut. Saya justru terbantu tahu, dgn opini Mas yg ada ini," tulis warganet lain.
(iqb)