Aplikasi Nike dan Adidas Hilang di China, Ada Apa?
loading...
A
A
A
BEIJING - Aplikasi Nike dan Adidas dilaporkan hilang di toko aplikasi di China, termasuk yang ada di ponsel Huawei dan Xiaomi.
Rupanya kedua aplikasi merek olahraga tersebut hilang setelah mereka menimbulkan kontroversi dengan membuat pernyataan yang mendiskriminasi material kapas yang diproduksi di Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, China.
Mengutip laman Global Times, Selasa (30/3/2021), seorang juru bicara dari Xiaomi mengonfirmasi aplikasi Nike dan Adidas, serta iklan mereka, telah dihapus dari toko aplikasi Xiaomi. Namun juru bicara tersebut menolak untuk membahas alasannya.
Aplikasi Nike dan Adidas juga dihapus dari toko aplikasi di ponsel Huawei, Oppo, dan Vivo, yang semuanya merupakan merek ponsel China.
Sementara itu, menurut analis teknologi independen Liu Dinding, penghapusan aplikasi kemungkinan besar mencerminkan pandangan toko aplikasi bahwa dengan mendiskriminasi kapas Xinjiang, merek tersebut melanggar kepentingan pelanggan dan melanggar perjanjian dengan toko aplikasi.
"Aplikasi hanya akan memenuhi syarat untuk diluncurkan kembali di toko aplikasi saat masalah tersebut ditangani," kata Liu.
Selain Nike dan Adidas, merek H&M juga melakukan langkah serupa. Pekan lalu H&M menyatakan tidak lagi memakai material kapas dari Xianjiang.
H&M menerapkan kebijakan tersebut sebagai bentuk prihatin terhadap dugaan adanya kerja paksa yang terjadi di Xianjiang. Tak butuh waktu lama, kritik tersebut langsung memicu amarah warga setempat.
Merek-merek tersebut kemudian terjebak dalam reaksi balik di media sosial, di mana masyarakat China telah berjanji untuk memboikot Adidas dan Nike serta mendukung merek-merek lokal.
Adidas yang berbasis di Jerman, merupakan salah satu merek pakaian asing paling populer di China. Akibat blunder tersebut, Adidas mengalami penurunan harga saham lebih dari 6 persen.
Menurut laporan media setempat, kapitalisasi pasar Adidas - bersama dengan Nike yang berbasis di AS - turun lebih dari $ 10,47 miliar.
Rupanya kedua aplikasi merek olahraga tersebut hilang setelah mereka menimbulkan kontroversi dengan membuat pernyataan yang mendiskriminasi material kapas yang diproduksi di Daerah Otonomi Xinjiang Uygur, China.
Mengutip laman Global Times, Selasa (30/3/2021), seorang juru bicara dari Xiaomi mengonfirmasi aplikasi Nike dan Adidas, serta iklan mereka, telah dihapus dari toko aplikasi Xiaomi. Namun juru bicara tersebut menolak untuk membahas alasannya.
Aplikasi Nike dan Adidas juga dihapus dari toko aplikasi di ponsel Huawei, Oppo, dan Vivo, yang semuanya merupakan merek ponsel China.
Sementara itu, menurut analis teknologi independen Liu Dinding, penghapusan aplikasi kemungkinan besar mencerminkan pandangan toko aplikasi bahwa dengan mendiskriminasi kapas Xinjiang, merek tersebut melanggar kepentingan pelanggan dan melanggar perjanjian dengan toko aplikasi.
"Aplikasi hanya akan memenuhi syarat untuk diluncurkan kembali di toko aplikasi saat masalah tersebut ditangani," kata Liu.
Selain Nike dan Adidas, merek H&M juga melakukan langkah serupa. Pekan lalu H&M menyatakan tidak lagi memakai material kapas dari Xianjiang.
H&M menerapkan kebijakan tersebut sebagai bentuk prihatin terhadap dugaan adanya kerja paksa yang terjadi di Xianjiang. Tak butuh waktu lama, kritik tersebut langsung memicu amarah warga setempat.
Merek-merek tersebut kemudian terjebak dalam reaksi balik di media sosial, di mana masyarakat China telah berjanji untuk memboikot Adidas dan Nike serta mendukung merek-merek lokal.
Adidas yang berbasis di Jerman, merupakan salah satu merek pakaian asing paling populer di China. Akibat blunder tersebut, Adidas mengalami penurunan harga saham lebih dari 6 persen.
Menurut laporan media setempat, kapitalisasi pasar Adidas - bersama dengan Nike yang berbasis di AS - turun lebih dari $ 10,47 miliar.
(wbs)