Weibo Heboh! Warganet China Ramai-ramai Bakar Sepatu Nike
loading...
A
A
A
XINJIANG - Weibo heboh! Warganet di China ramai-ramai membakar sepatu Nike setelah perusahaan memutuskan tidak akan menggunakan kapas dari wilayah Xinjiang yang disengketakan di China.
Perusahaan olahraga tersebut menghadapi reaksi keras dan boikot besar-besaran dari platform media sosial China, Weibo, setelah merilis pernyataan yang menyoroti laporan kerja paksa warga Uighur di Daerah Otonomi Uyghur, Xinjiang.
Pernyataan Nike di Xinjiang tidak diberi tanggal, tapi dipublikasikan secara online setelah Uni Eropa, AS, Inggris, dan Kanada menjatuhkan sanksi kepada pejabat China pekan ini atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Sebagai tanggapan, China membalas dengan memberikan sanksi kepada institusi dan anggota parlemen Eropa.
"Kami prihatin dengan laporan kerja paksa di, dan terkait dengan, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang," kata pernyataan itu. "Nike tidak mengambil produk dari XUAR dan kami telah mengonfirmasi dengan pemasok kontrak kami bahwa mereka tidak menggunakan tekstil atau benang pintal dari wilayah tersebut."
Laman Business Insider juga, mengatakan, Nike telah melakukan "ketekunan berkelanjutan" dengan pemasok China-nya untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko kerja paksa terkait dengan mempekerjakan orang Uyghur, atau etnis minoritas lain dari XUAR, di bagian lain China.
Populasi Uyghur, etnis minoritas Muslim, telah menjadi sasaran otoritas China selama bertahun-tahun. Lebih dari 1 juta orang Uighur telah ditahan di ratusan kamp penjara sejak 2016, dan AS menuduh China melakukan genosida.
Badai media sosial atas komentar Nike meletus pada Kamis ketika tangkapan layar dan terjemahan pernyataan itu beredar di Weibo, dengan lebih dari 1 juta utas percakapan tentang merek tersebut bermunculan dalam hitungan enam jam.
"Pernyataan dari Nike sangat menjijikkan. Itu membuatku ingin muntah. Nike berani menuntut kolaboratornya tidak boleh menggunakan kapas Xinjiang. Keluar dari China," kata pengguna di Beijing dengan ID Weibo Langli Chitiao.
Orang-orang mulai memposting video tentang aksi mereka membakar Nike Air Jordans dan Air Force 1, dengan beberapa dari video ini di-posting ulang lebih dari 100.000 kali.
"Saya membakar semua Nike saya. Ini masalah kebanggaan nasional. Kami tidak akan dipermalukan," kata pemilik akun ID Xuanxuan Mingying.
Merek-merek Besar Hadapi Boikot
Pembakaran sepatu kets dan anti-Nike vitriol tiba-tiba bergeser 180 derajat, karena merek tersebut telah lama memiliki pengikut setia di China -dengan perang penawaran dan pasar gelap yang sehat untuk sepatu kets edisi terbatas yang beroperasi di platform sosialnya.
Tapi Nike bukan satu-satunya merek yang menimbulkan kemarahan dari pengguna media sosial China. The New York Times melaporkan bahwa produk pengecer fast-fashion Swedia H&M ditarik dari situs belanja online besar China sebagai bagian dari boikot massal.
Kelompok hak asasi manusia selama beberapa tahun menuduh pengecer besar menggunakan kerja paksa. Lalu baru-baru ini beberapa merek secara terbuka berkomitmen untuk melepaskan diri dari praktik tersebut.
Pernyataan dari merek termasuk Adidas, Gap, Fila, New Balance, Zara, dan Under Armour yang mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan kapas Xinjiang telah ditambahkan ke daftar Weibo "merek yang masuk daftar hitam".
Sebaliknya, pengecer Jepang Muji mengumumkan akan terus menggunakan kapas Xinjiang. Keputusan itu menjadi trending topic di Weibo, dengan trending subject "insting bertahan hidup Muji".
Perusahaan olahraga tersebut menghadapi reaksi keras dan boikot besar-besaran dari platform media sosial China, Weibo, setelah merilis pernyataan yang menyoroti laporan kerja paksa warga Uighur di Daerah Otonomi Uyghur, Xinjiang.
Pernyataan Nike di Xinjiang tidak diberi tanggal, tapi dipublikasikan secara online setelah Uni Eropa, AS, Inggris, dan Kanada menjatuhkan sanksi kepada pejabat China pekan ini atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Sebagai tanggapan, China membalas dengan memberikan sanksi kepada institusi dan anggota parlemen Eropa.
"Kami prihatin dengan laporan kerja paksa di, dan terkait dengan, Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang," kata pernyataan itu. "Nike tidak mengambil produk dari XUAR dan kami telah mengonfirmasi dengan pemasok kontrak kami bahwa mereka tidak menggunakan tekstil atau benang pintal dari wilayah tersebut."
Laman Business Insider juga, mengatakan, Nike telah melakukan "ketekunan berkelanjutan" dengan pemasok China-nya untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko kerja paksa terkait dengan mempekerjakan orang Uyghur, atau etnis minoritas lain dari XUAR, di bagian lain China.
Populasi Uyghur, etnis minoritas Muslim, telah menjadi sasaran otoritas China selama bertahun-tahun. Lebih dari 1 juta orang Uighur telah ditahan di ratusan kamp penjara sejak 2016, dan AS menuduh China melakukan genosida.
Badai media sosial atas komentar Nike meletus pada Kamis ketika tangkapan layar dan terjemahan pernyataan itu beredar di Weibo, dengan lebih dari 1 juta utas percakapan tentang merek tersebut bermunculan dalam hitungan enam jam.
"Pernyataan dari Nike sangat menjijikkan. Itu membuatku ingin muntah. Nike berani menuntut kolaboratornya tidak boleh menggunakan kapas Xinjiang. Keluar dari China," kata pengguna di Beijing dengan ID Weibo Langli Chitiao.
Orang-orang mulai memposting video tentang aksi mereka membakar Nike Air Jordans dan Air Force 1, dengan beberapa dari video ini di-posting ulang lebih dari 100.000 kali.
"Saya membakar semua Nike saya. Ini masalah kebanggaan nasional. Kami tidak akan dipermalukan," kata pemilik akun ID Xuanxuan Mingying.
Merek-merek Besar Hadapi Boikot
Pembakaran sepatu kets dan anti-Nike vitriol tiba-tiba bergeser 180 derajat, karena merek tersebut telah lama memiliki pengikut setia di China -dengan perang penawaran dan pasar gelap yang sehat untuk sepatu kets edisi terbatas yang beroperasi di platform sosialnya.
Tapi Nike bukan satu-satunya merek yang menimbulkan kemarahan dari pengguna media sosial China. The New York Times melaporkan bahwa produk pengecer fast-fashion Swedia H&M ditarik dari situs belanja online besar China sebagai bagian dari boikot massal.
Kelompok hak asasi manusia selama beberapa tahun menuduh pengecer besar menggunakan kerja paksa. Lalu baru-baru ini beberapa merek secara terbuka berkomitmen untuk melepaskan diri dari praktik tersebut.
Pernyataan dari merek termasuk Adidas, Gap, Fila, New Balance, Zara, dan Under Armour yang mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan kapas Xinjiang telah ditambahkan ke daftar Weibo "merek yang masuk daftar hitam".
Sebaliknya, pengecer Jepang Muji mengumumkan akan terus menggunakan kapas Xinjiang. Keputusan itu menjadi trending topic di Weibo, dengan trending subject "insting bertahan hidup Muji".
(iqb)