Teknologi Memungkinkan Pelaku Industri Properti untuk Tetap Jualan
loading...
A
A
A
JAKARTA - COVID-19 telah menjangkau 34 provinsi yang ada di Indonesia, sehingga pemerintah sedang mempertimbangkan larangan masyarakat mudik saat Lebaran nanti. Larangan yang bertujuan mencegah penyebaran virus Corona ini memang terasa berat, apalagi bagi yang sudah rutin mudik tiap tahun.
Namun larangan ini bisa memutus rantai penularan COVID-19. Masyarakat juga bisa memanfaatkan dana mudik untuk berbagai hal lainnya yang bermanfaat secara bijak.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com, mengatakan, di saat pandemik Corona seperti sekarang ini lebih baik masyarakat tidak mudik. Dananya secara bijak dapat digunakan untuk hal lain yang bermanfaat dalam jangka panjang, seperti menambah tabungan dan investasi, dana darurat atau membeli rumah.
“Bagi yang masih punya pekerjaan dan masih mendapat tunjangan hari raya (THR) bisa menggunakannya secara bijak. Alih-alih untuk kebutuhan konsumtif, sebaiknya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer, pangan, sandang dan papan. Apalagi menurut Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2020, pasar properti di tahun 2020 akan menjadi buyers market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti,” kata Marine dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/4/2020).
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia. Alasannya, ini hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa di Indonesia dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Selama tiga tahun terakhir dan tahun ini, ungkap Marine, Ramadhan dan Lebaran berlangsung pada kuartal kedua tiap tahunnya. Pada periode tersebut, terlihat tren penyesuaian harga yang cenderung seragam. Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan harga properti di kuartal kedua 2017-2019, indeks terus menunjukkan kenaikan. Rinciannya, naik 1,07% pada Q2 2017, Q2 2018 (1,14%), dan Q2 2019 (2,17%).
Secara historikal, setiap bulan Ramadhan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pola ini terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Lebaran dan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru. Apalagi seperti saat ini sedang berlangsung pandemik Corona, maka penjualan properti semakin turun dibandingkan periode Ramadhan sebelumnya.
Tren pasar properti yang siklikal ini, menurut Marine, bisa dimanfaatkan para pencari properti untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli. Sehingga daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi.
Pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadhan. Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadhan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun. Periode Ramadhan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional, karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu pekan setelah Lebaran.
"Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda," jelas Marine.
Membaiknya industri properti di tanah air bisa terwujud dengan harapan pandemik Corona segera selesai sehingga perekonomian dapat segera bangkit kembali. Beberapa prediksi memperkirakan ekonomi mulai bergairah lagi di akhir tahun. Apalagi ditambah data terakhir menunjukkan pelemahan indeks sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang ingin berinvestasi di bidang properti.
Menurut Marine, di tengah pandemik Corona seperti sekarang, apalagi adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jabodetabek yang mengurangi pergerakan masyarakat dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.
Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti. Hal ini sebagaimana hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020, di mana portal properti menjadi instrumen favorit bagi para pencari rumah.
Ketika diminta memilih media apa saja yang digunakan untuk mencari properti, sebanyak 77% responden mencantumkan portal properti sebagai salah satu media yang digunakan. Dilihat dari rentang usianya, pengguna portal properti paling banyak adalah kaum muda berusia 22-38 tahun, jumlahnya sebesar 79%. Sementara itu, informasi yang paling dicari adalah informasi seputar harga (91%), lokasi (80%), dan legalitas atau dokumen (75%).
Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1004 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Juli hingga Desember 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Sedangkan untuk komunikasi antara calon pembeli dengan agen properti maupun developer bisa menggunakan teknologi video call atau video conference jika banyak pihak yang akan mengikutinya. Sementara jika ingin melihat properti yang ditawarkan, kini sudah tersedia teknologi virtual reality.
"Teknologi ini mulai banyak dimanfaatkan oleh pengembang dan agen properti untuk menawarkan rumah maupun apartemen. Rumah.com sebagai bagian dari PropertyGuru Group yang berbasis di Singapura merupakan portal properti pertama yang mengadopsi teknologi Virtual Reality di Indonesia," klaimnya.
Dalam pengembangan teknologi virtual dan augmented reality-nya, Rumah.com bekerja sama dengan platform Matterport. Dengan layanan ini pengembang bisa menampilkan gambar dan video proyek propertinya dengan tampilan 3D Showcase.
Denah rumah atau apartemen ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi layaknya rumah boneka dengan atap terbuka. Kemudian klien pun bisa memilih ruangan yang akan dijelajahi untuk memberi pengalaman tur yang lebih jelas.
Berkat teknologi yang ditawarkan VR dari Matterport Rumah.com, penjual properti seperti agen dan developer kini bisa ‘open house’ proyeknya selama 24 jam dan 7 hari non-stop. Hebatnya lagi, juga bisa untuk mengelola konten dengan menambahkan beberapa furnitur virtual pada ruangan yang masih kosong.
Sementara untuk mengetahui informasi seputar infrastruktur wilayah hunian yang menjadi incaran para pencari properti, Rumah.com juga menyediakan AreaInsider yang mengulas perkembangan terkini sebuah wilayah. Mulai dari fasilitas umum, infrastruktur, prospek properti, hingga fakta-fakta unik lain yang tidak banyak diketahui masyarakat.
Konsumen juga bisa mengetahui perbandingan harga properti di satu lokasi yang sama, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi, hingga perbandingan harga dengan hunian lain di sekitarnya melalui ulasan tersebut.
“Adanya dukungan teknologi seperti Virtual Reality, maupun informasi seputar infrastruktur wilayah hunian membuat calon pembeli properti bisa melakukan survei properti kapanpun dan dimanapun apalagi dalam kondisi PSBB seperti sekarang. Sehingga pembeli masih bisa mengambil keputusan membeli properti dengan percaya diri,” pungkas Marine.
Namun larangan ini bisa memutus rantai penularan COVID-19. Masyarakat juga bisa memanfaatkan dana mudik untuk berbagai hal lainnya yang bermanfaat secara bijak.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com, mengatakan, di saat pandemik Corona seperti sekarang ini lebih baik masyarakat tidak mudik. Dananya secara bijak dapat digunakan untuk hal lain yang bermanfaat dalam jangka panjang, seperti menambah tabungan dan investasi, dana darurat atau membeli rumah.
“Bagi yang masih punya pekerjaan dan masih mendapat tunjangan hari raya (THR) bisa menggunakannya secara bijak. Alih-alih untuk kebutuhan konsumtif, sebaiknya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer, pangan, sandang dan papan. Apalagi menurut Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2020, pasar properti di tahun 2020 akan menjadi buyers market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti,” kata Marine dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/4/2020).
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia. Alasannya, ini hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa di Indonesia dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Selama tiga tahun terakhir dan tahun ini, ungkap Marine, Ramadhan dan Lebaran berlangsung pada kuartal kedua tiap tahunnya. Pada periode tersebut, terlihat tren penyesuaian harga yang cenderung seragam. Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan harga properti di kuartal kedua 2017-2019, indeks terus menunjukkan kenaikan. Rinciannya, naik 1,07% pada Q2 2017, Q2 2018 (1,14%), dan Q2 2019 (2,17%).
Secara historikal, setiap bulan Ramadhan dari tahun ke tahun penjualan properti relatif cenderung turun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pola ini terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Lebaran dan polanya akan naik lagi hingga mendekati tahun baru. Apalagi seperti saat ini sedang berlangsung pandemik Corona, maka penjualan properti semakin turun dibandingkan periode Ramadhan sebelumnya.
Tren pasar properti yang siklikal ini, menurut Marine, bisa dimanfaatkan para pencari properti untuk mendapatkan rumah dengan harga terbaik. Pada periode ini, pasar properti akan berpihak kepada pembeli. Sehingga daya tawar dari pengembang cenderung lebih lemah terhadap pembeli, baik itu pembeli untuk ditinggali maupun pembeli untuk investasi.
Pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadhan. Fenomena dan tren meningkatnya inflasi di bulan Ramadhan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun. Periode Ramadhan akan menaikkan ekspektasi inflasi secara tradisional, karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat, karena adanya pola konsumsi yang berbeda di periode ini hingga satu pekan setelah Lebaran.
"Namun, hal ini tidak terlalu berdampak pada kelas menengah atas. Pasar inilah yang bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda," jelas Marine.
Membaiknya industri properti di tanah air bisa terwujud dengan harapan pandemik Corona segera selesai sehingga perekonomian dapat segera bangkit kembali. Beberapa prediksi memperkirakan ekonomi mulai bergairah lagi di akhir tahun. Apalagi ditambah data terakhir menunjukkan pelemahan indeks sehingga bisa dimanfaatkan bagi yang ingin berinvestasi di bidang properti.
Menurut Marine, di tengah pandemik Corona seperti sekarang, apalagi adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Jabodetabek yang mengurangi pergerakan masyarakat dan pertemuan tatap muka, para pelaku industri properti tetap bisa aktif menjalankan bisnis propertinya, terutama dengan memanfaatkan dukungan teknologi yang semakin canggih.
Jika kondisi normal para pencari properti bisa langsung menuju target hunian yang menjadi incaran, kini mereka bisa memanfaatkan portal properti untuk mendapatkan informasi dasar dalam pencarian properti. Hal ini sebagaimana hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020, di mana portal properti menjadi instrumen favorit bagi para pencari rumah.
Ketika diminta memilih media apa saja yang digunakan untuk mencari properti, sebanyak 77% responden mencantumkan portal properti sebagai salah satu media yang digunakan. Dilihat dari rentang usianya, pengguna portal properti paling banyak adalah kaum muda berusia 22-38 tahun, jumlahnya sebesar 79%. Sementara itu, informasi yang paling dicari adalah informasi seputar harga (91%), lokasi (80%), dan legalitas atau dokumen (75%).
Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1004 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Juli hingga Desember 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Sedangkan untuk komunikasi antara calon pembeli dengan agen properti maupun developer bisa menggunakan teknologi video call atau video conference jika banyak pihak yang akan mengikutinya. Sementara jika ingin melihat properti yang ditawarkan, kini sudah tersedia teknologi virtual reality.
"Teknologi ini mulai banyak dimanfaatkan oleh pengembang dan agen properti untuk menawarkan rumah maupun apartemen. Rumah.com sebagai bagian dari PropertyGuru Group yang berbasis di Singapura merupakan portal properti pertama yang mengadopsi teknologi Virtual Reality di Indonesia," klaimnya.
Dalam pengembangan teknologi virtual dan augmented reality-nya, Rumah.com bekerja sama dengan platform Matterport. Dengan layanan ini pengembang bisa menampilkan gambar dan video proyek propertinya dengan tampilan 3D Showcase.
Denah rumah atau apartemen ditampilkan dalam bentuk 3 dimensi layaknya rumah boneka dengan atap terbuka. Kemudian klien pun bisa memilih ruangan yang akan dijelajahi untuk memberi pengalaman tur yang lebih jelas.
Berkat teknologi yang ditawarkan VR dari Matterport Rumah.com, penjual properti seperti agen dan developer kini bisa ‘open house’ proyeknya selama 24 jam dan 7 hari non-stop. Hebatnya lagi, juga bisa untuk mengelola konten dengan menambahkan beberapa furnitur virtual pada ruangan yang masih kosong.
Sementara untuk mengetahui informasi seputar infrastruktur wilayah hunian yang menjadi incaran para pencari properti, Rumah.com juga menyediakan AreaInsider yang mengulas perkembangan terkini sebuah wilayah. Mulai dari fasilitas umum, infrastruktur, prospek properti, hingga fakta-fakta unik lain yang tidak banyak diketahui masyarakat.
Konsumen juga bisa mengetahui perbandingan harga properti di satu lokasi yang sama, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi, hingga perbandingan harga dengan hunian lain di sekitarnya melalui ulasan tersebut.
“Adanya dukungan teknologi seperti Virtual Reality, maupun informasi seputar infrastruktur wilayah hunian membuat calon pembeli properti bisa melakukan survei properti kapanpun dan dimanapun apalagi dalam kondisi PSBB seperti sekarang. Sehingga pembeli masih bisa mengambil keputusan membeli properti dengan percaya diri,” pungkas Marine.
(iqb)