Ren Zhengfei Puji Teknologi AS usai Joe Biden Dilantik, Huawei Minta Rujuk?

Sabtu, 23 Januari 2021 - 08:39 WIB
loading...
Ren Zhengfei Puji Teknologi AS usai Joe Biden Dilantik, Huawei Minta Rujuk?
Founder Huawei, Ren Zhengfei, memuji teknologi Amerika Serikat pasca-inagurasi Joe Biden sebagai Presiden AS. Foto/Reuters
A A A
SHENZHEN - Ada yang tak biasa dengan Huawei pascainagurasi Joe Biden menjadi Presiden AS, menggantikan Donald Trump. Secara terang-terangan founder Huawei, Ren Zhengfei , memuji teknologi Amerika Serikat.

"Amerika Serikat tetap menjadi 'mercusuar teknologi' untuk ditiru dan Teknologi Huawei China harus mempertimbangkan pemotongan produk setelah tindakan AS terhadapnya," kata Ren Zhengfei dalam sambutan yang dipublikasikan pada hari Jumat, tulis Reuters.

Komentar Ren, dalam sebuah surat kepada staf tertanggal Juni tahun lalu, dibagikan untuk pertama kalinya di papan pesan perusahaan, menjadikannya kata-kata publik pertama dari perusahaan sejak Joe Biden mengambil alih kepresidenan dari Donald Trump.

Huawei sebagian besar tetap diam tentang prospeknya di bawah Pemerintahan Biden, setelah menjadi sasaran beberapa putaran sanksi di bawah Trump. Taipan properti itu mengatakan peralatan Huawei menimbulkan risiko keamanan bagi negara pemakainya dan gal ini dibantah keras perusahaan.

Untuk diketahui, dalam cuplikan perpisahan pada hari Senin, Departemen Perdagangan, mengatakan, kepada pembuat semikonduktor akan menolak atau mencabut lisensi bagi perusahaan, termasuk pembuat chip Intel Corp untuk menjual produk ke Huawei. Hal itu diungkap pihak-pihak yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Surat Ren, mengatakan, tindakan AS telah meninggalkan Huawei dengan ketidaksesuaian besar antara strategi dan kemampuan perusahaan, dan bahwa perusahaan harus mengevaluasi kembali beberapa lini produk, dan mempertimbangkan untuk menghentikan beberapa produk dan staf yang tidak produktif.

Surat itu diunggah secara terbuka setelah mantan sub-merek Huawei Honor mengumumkan kemitraan pasokan baru dengan perusahaan chip besar. Termasuk Intel dan Qualcomm yang sebelumnya kehilangan akses karena tindakan AS terhadap induknya, Huawei.

Huawei menjual Honor kepada konsorsium agen dan dealer pada bulan November 2020. Ini upaya mereka untuk membantu Honor mendapatkan kembali akses ke chip ponsel sebagai otak smartphone.

Surat Ren juga menjamin, sementara ini perusahaan akan mempertahankan struktur gaji. "Struktur gaji tidak berubah selama tiga sampai lima tahun ke depan, ratusan 'kader' senior telah secara sukarela turun pangkat," ujarnya.

Surat itu tidak menyebutkan Pemerintahan Biden secara khusus, meskipun para analis mengatakan perusahaan akan memerlukan penangguhan hukuman dari Washington untuk menghidupkan kembali bisnis telepon dan infrastruktur 5G yang tertatih-tatih.

“Amerika Serikat masih menjadi mercusuar teknologi dunia, dan kita harus mempelajari semua yang kita bisa dari orang-orang yang maju,” kata Ren lagi.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3692 seconds (0.1#10.140)