Minta Keluarga Perkuat Keuangan, Ini Prediksi Rumah.com soal Properti

Rabu, 30 Desember 2020 - 23:39 WIB
loading...
Minta Keluarga Perkuat...
Rumah.com mengajak keluarga Indonesia memperkuat fondasi keuangan di tahun 2021. Harapannya bisa membeli properti di waktu yang memungkinkan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Di tengah ketidakpastian, Rumah.com mengajak keluarga Indonesia menjadikan tahun baru sebagai momentum memperkuat fondasi keuangan keluarga. Sekaligus memastikan kesiapan ketika kesempatan untuk membeli rumah datang. (Baca juga: 5 Aplikasi Persentasi Terbaik untuk Bekerja dari Rumah)

Portal properti ini menawarkan sumber informasi lengkap, bukan hanya daftar rumah dijual dan panduan transaksi pembelian properti, melainkan juga berbagai panduan dan langkah-langkah untuk membantu setiap keluarga menyiapkan fondasi keuangannya.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa tahun 2020 yang dimulai dengan optimisme setelah berakhirnya tahun politik, ternyata menjadi tahun yang penuh tantangan akibat pandemi dan resesi ekonomi. Wajar ketika tahun 2021 datang kita akan menyambutnya dengan penuh harapan, namun harus disertai kesadaran akan adanya ketidakpastian dan kegamangan.

Dia menjelaskan, di sektor properti, untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, indeks harga properti mengalami penurunan secara tahunan menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index sesuai indeks harga (RIPMI-H) di kuartal ketiga 2020. Tetapi peningkatan RIPMI-H secara kuartalan bisa dilihat sebagai sinyal positif pemulihan sektor properti nasional.

"Sinyal positif juga terlihat pada indeks suplai properti (RIPMI-S), yang mencatat angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Artinya, saat ini pasar properti dibanjiri oleh pilihan bagi mereka yang memiliki kemampuan membelinya,” kata Marine.

RIPMI memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia. Marine beralasan, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Marine menambahkan, memasuki tahun 2021, ada beberapa hal yang dapat diharapkan dari sektor properti. Antara lain, laju penambahan suplai properti diperkirakan masih akan membanjiri pasar, hal ini kemungkinan diikuti dengan pulihnya daya beli seiring membaiknya perekonomian dan wabah yang mulai terkendali.

Para pelaku industri properti harus melakukan adaptasi dan inovasi agar bisa lebih cepat mengalami pemulihan. Pulihnya sektor properti cukup penting bagi pemulihan ekonomi nasional, mengingat multiplier effect dari industri ini bisa menyentuh sampai 174 sektor lainnya, sekaligus juga menyerap 30 juta tenaga kerja.

Sektor properti harus melakukan adaptasi dengan mengembangkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang selama pandemi semakin membutuhkan lingkungan yang lebih sehat, koneksi internet yang gegas dan stabil, dan ruangan untuk melakukan aktivitas work from home dan school from home. Sektor properti juga harus berinovasi dengan melakukan digitalisasi mulai dari pameran properti dan showing unit secara virtual sampai ke tahap transaksi pembelian yang terakhir.

Namun, ujar Marine, pemulihan properti juga tergantung pada kondisi makroekonomi dan politik. Juga tidak lepas dari sejauh mana pemerintah bisa secepatnya menanggulangi pandemi Covid-19, termasuk vaksinasi di mana Indonesia harus mengejar ketertinggalan agar pemulihan ekonomi nasional bisa cepat tercapai. Adanya reshuffle kabinet yang baru saja terjadi diharapkan juga bisa berdampak positif sekaligus bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Salah satu upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional adalah mengalokasikan anggaran sebesar Rp413,8 triliun untuk sektor infrastruktur sebagai ujung tombak perekonomian nasional di tahun 2021 mendatang. Selain untuk pemulihan ekonomi, pembangunan infrastruktur juga sebagai penyediaan layanan dasar serta peningkatan konektivitas.

Marine menegaskan, peningkatan konektivitas ini bisa berdampak langsung pada perkembangan properti pada daerah-daerah di luar Jakarta. RIPMI-H menunjukkan kenaikan indeks harga properti pada area-area yang terpengaruh pembangunan infrastuktur khususnya akses transportasi. Oleh karena itu, kawasan-kawasan di sekitar kawasan hunian terpadu (planned community), jalan tol baru, dan jalur transportasi massal semakin menjadi incaran konsumen.

“Langkah pemerintah yang terus menitikberatkan pembangunan infrastruktur untuk konektivitas membuat konsumen semakin yakin bahwa properti-properti di sekitar transportasi umum ini memiliki prospek yang bagus di kemudian hari,” paparnya.

Di balik berbagai faktor pendorong tersebut masih timbul pertanyaan sejauh mana tingkat konsumsi dapat mendorong aktivitas ekonomi, khususnya transaksi properti. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan persepsi risiko kredit oleh industri perbankan, agar suku bunga kredit dapat mengikuti turunnya suku bunga acuan.

Saat ini Bank Indonesia sudah beberapa kali melakukan penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Terakhir, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 3,75% dengan suku bunga Lending Facility sebesar 4,50%.

Marine berharap agar laju penurunan suku bunga BI7DRR ini diikuti pula oleh suku bunga KPR. Berdasarkan data hingga Agustus 2020, rata-rata suku bunga KPR dan KPA sejak Januari 2019 adalah 8,75% sementara rata-rata suku bunga BI7DRR berada di angka 5,15%.

Adapun pergerakan suku bunga KPR dan KPA juga belum sedinamis BI7DRR. Saat suku bunga BI7DRR sudah mengalami penurunan 25% pada September 2020 dibandingkan awal 2020. Suku bunga KPR dan KPA hanya turun 5,3% pada periode yang sama.

“Berdasarkan data Rumah.com Consumer Sentiment Survey 2020, sebanyak 73% responden menyebutkan suku bunga sebagai pertimbangan utama dalam membeli properti. Suku bunga KPR yang lebih rendah akan membuat konsumen lebih percaya diri mengambil keputusan membeli properti,” pungkasnya. (Baca juga: Putin Teken UU Baru: dari Pembatasan Medsos Hingga Aksi Protes )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2304 seconds (0.1#10.140)