Teknologi DPCS Diyakini Bisa Antisipasi Kelangkaan Pupuk di Tanah Air

Rabu, 23 Desember 2020 - 22:28 WIB
loading...
Teknologi DPCS Diyakini Bisa Antisipasi Kelangkaan Pupuk di Tanah Air
Teknologi DPCS mempermudah Pupuk Indonesia dalam melakukan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi antara satu daerah dengan daerah lain. Melalui sistem DPCS ini, BUMN industri pupuk dalam negeri tersebut dapat mengetahui kekurangan maupun kelebihan stok p
A A A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berusaha keras mengantisipasi kelangkaan pupuk bersubsidi melalui inovasi di bidang teknologi informasi . Teknologi ini dinamakan Distribution Planning and Control System (DPCS) . (Baca juga: Ini Rencana Transformasi Pupuk Indonesia dan Telkom di 2021 )

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengatakan, teknologi DPCS mempermudah perseroan dalam melakukan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi antara satu daerah dengan daerah lain. Melalui sistem DPCS ini, BUMN industri pupuk dalam negeri tersebut dapat mengetahui kekurangan maupun kelebihan stok pupuk di setiap kabupaten.

"Sistem 'Distribution Planning and Control System' ini adalah 'tools' kami dalam mengetahui kekurangan atau kelebihan stok, sehingga mempermudah kami dalam melakukan pengambilan keputusan untuk realokasi," kata Gusrizal dalam konferensi pers di Gedung Phonska Jakarta.

Gusrizal menjelaskan, DPCS berupa sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi yang optimal, dan aman sepanjang tahun dari pusat produksi sampai dengan lini IV. Dengan fitur "early warning system", perusahaan dapat mengetahui jika terjadi potensi kekurangan stok pupuk subsidi. Dengan begitu, kelangkaan pupuk di suatu daerah dapat diantisipasi.

Vice President Infrastructure Distribution, Pupuk Indonesia, Boyke Garda Aria, menjelaskan, fitur-fitur pada DPCS dapat memperlihatkan garis distribusi pupuk dari produsen ke gudang-gudang dan distributor.

Inovasi ini juga dapat melakukan pelacakan (tracking) pada truk dan kapal, serta volume pupuk yang diangkut secara terkini (real time). "Apabila ada daerah dengan bendera merah, itu bukan berarti sudah habis. Namun ada stok tapi tidak banyak. Dapat diketahui juga berapa lama truk tersebut untuk sampai dan mengisi stok di gudang," jelas Gusrizal.

Pada tahap awal, sistem DPCS ini masih digunakan secara internal oleh Pupuk Indonesia. Nantinya, teknologi ini dapat diakses oleh publik, bahkan tidak menutup kemungkinan akan diterapkan oleh BUMN lainnya yang memerlukan fitur serupa.

DPCS mengumpulkan seluruh data stok dari sekitar 27.000 pengecer dan 1.237 distributor di lebih dari 400 kabupaten di seluruh Indonesia. (Baca juga: Begitu Ganteng, Inilah Gambar Rekayasa Komputer Mitsubishi Outlander 2022 )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)