Adopsi Industri 4.0, Pabrik Cat Mowilex Dilengkapi Human Machine Interface
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mendorong industri untuk mengadopsi Revolusi Industri 4.0 guna berkompetisi dengan industri di luar negeri. Karena itu, modernisasi pabrik sudah menjadi kebutuhan pelaku usaha. (Baca juga: Industri 4.0 Percepat Kebangkitan Sektor Manufaktur )
Adopsi Industri 4.0 tengah diupayakan oleh perusahaan cat dan pelapis (coating) premium, PT Mowilex Indonesia ( Mowilex ). Anak usaha Asia Coating Enterprise (ACE) ini diketahui melanjutkan pembangunan pabrik terbaru mereka di Cikande, Serang, Banten . Pabrik diklaim menuju konsep Industri 4.0 .
Perseroan menargetkan pabrik yang berkonsep futuristik dan ramah lingkungan tersebut beroperasi pada kuartal tiga atau September 2021. “Indonesia tetap menarik untuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), khususnya industri manufaktur dibandingkan negara tetangga. Apalagi pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tumbuh pesat,” kata Presiden Direktur PT Mowilex Indonesia, Niko Safavi, dalam acara virtual pekan ini.
Pabrik Mowilex di Serang yang mulai dibangun November 2019 ini menempati wilayah seluas 8,6 hektare (ha). Rinciannya, 2,1 ha area gedung; 1,6 ha area terbuka; dan 4,6 ha sebagai wilayah area hijau. Kawasan hijau ini cukup besar untuk ukuran pabrik, atau dengan kata lain 50% lebih adalah area hijau.
"Langkah ini sebagai bentuk komitmen Mowilex terhadap lingkungan serta sebagai perusahaan manufaktur pertama pemegang sertifikasi karbon netral," kata Niko.
Pabrik ini dilengkapi teknologi mesin HMI (human machine interface) dan otomatisasi lainnya yang memadukan komposisi otomatisasi dan manusia. Hal ini berbeda dengan pabrik lamanya, yang banyak dikerjakan secara manual. Pabrik yang berkonsep ramah lingkungan ini juga banyak menggunakan teknologi, di antaranya mesin pengolahan limbah terkini.
"Bisa dibilang selangkah lagi kami menuju Revolusi Industri 4.0 karena pabrik ini sudah banyak yang otonom," timpal Agung Sugihartono, Manajer Produksi Mowilex Indonesia.
Agung mengungkapkan, desain pabrik terbaru Mowilex juga ikonik. Karena tidak terlihat seperti pabrik, melainkan sebuah mal megah dan futuristik. Pabrik ini selain akan memiliki ruang perkantoran, juga dilengkapi fasilitas kebugaran.
Bicara kompetisi pada industri cat di Indonesia, Niko menjelaskan, Mowilex terus terpacu untuk berinovasi. “Seharusnya perusahaan yang baik itu suka dengan kompetisi karena membuat perusahaan tersebut berusaha lebih baik lagi dan ini tentu akan menguntungkan konsumen,” tutur Niko.
Mowilex juga turut terdampak atas pandemik, terutama di awal fase pembatasan sosial. Praktik menjaga jarak memengaruhi proses produksi dan distribusi. “Tapi kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah hal yang paling penting. Serta sikap tetap optimistis kami pada Indonesia sangat besar,” tandas Niko.
Direktur Keuangan, PT Mowilex Indonesia Esther Sugiono, menjelaskan, sebagai perusahaan cat pertama yang berbasis air sejak awal operasinya dan perusahaan manufaktur pertama yang memiliki sertifikasi karbon netral, Mowilex tetap melanjutkan pembangunan di tengah pandemi. Sebab sejumlah pertimbangan yakni sektor konstruksi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi 10% terhadap produk domestik bruto (PDB) negara ini.
"Meski pertumbuhan kuartal I-2020 menurun, tapi kita cukup beruntung dengan beragam rencana pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Esther. (Baca juga: Pakai Teknologi Canggih, Vaksin Moderna Dirancang Hanya 2 Hari )
Adopsi Industri 4.0 tengah diupayakan oleh perusahaan cat dan pelapis (coating) premium, PT Mowilex Indonesia ( Mowilex ). Anak usaha Asia Coating Enterprise (ACE) ini diketahui melanjutkan pembangunan pabrik terbaru mereka di Cikande, Serang, Banten . Pabrik diklaim menuju konsep Industri 4.0 .
Perseroan menargetkan pabrik yang berkonsep futuristik dan ramah lingkungan tersebut beroperasi pada kuartal tiga atau September 2021. “Indonesia tetap menarik untuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI), khususnya industri manufaktur dibandingkan negara tetangga. Apalagi pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tumbuh pesat,” kata Presiden Direktur PT Mowilex Indonesia, Niko Safavi, dalam acara virtual pekan ini.
Pabrik Mowilex di Serang yang mulai dibangun November 2019 ini menempati wilayah seluas 8,6 hektare (ha). Rinciannya, 2,1 ha area gedung; 1,6 ha area terbuka; dan 4,6 ha sebagai wilayah area hijau. Kawasan hijau ini cukup besar untuk ukuran pabrik, atau dengan kata lain 50% lebih adalah area hijau.
"Langkah ini sebagai bentuk komitmen Mowilex terhadap lingkungan serta sebagai perusahaan manufaktur pertama pemegang sertifikasi karbon netral," kata Niko.
Pabrik ini dilengkapi teknologi mesin HMI (human machine interface) dan otomatisasi lainnya yang memadukan komposisi otomatisasi dan manusia. Hal ini berbeda dengan pabrik lamanya, yang banyak dikerjakan secara manual. Pabrik yang berkonsep ramah lingkungan ini juga banyak menggunakan teknologi, di antaranya mesin pengolahan limbah terkini.
"Bisa dibilang selangkah lagi kami menuju Revolusi Industri 4.0 karena pabrik ini sudah banyak yang otonom," timpal Agung Sugihartono, Manajer Produksi Mowilex Indonesia.
Agung mengungkapkan, desain pabrik terbaru Mowilex juga ikonik. Karena tidak terlihat seperti pabrik, melainkan sebuah mal megah dan futuristik. Pabrik ini selain akan memiliki ruang perkantoran, juga dilengkapi fasilitas kebugaran.
Bicara kompetisi pada industri cat di Indonesia, Niko menjelaskan, Mowilex terus terpacu untuk berinovasi. “Seharusnya perusahaan yang baik itu suka dengan kompetisi karena membuat perusahaan tersebut berusaha lebih baik lagi dan ini tentu akan menguntungkan konsumen,” tutur Niko.
Mowilex juga turut terdampak atas pandemik, terutama di awal fase pembatasan sosial. Praktik menjaga jarak memengaruhi proses produksi dan distribusi. “Tapi kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah hal yang paling penting. Serta sikap tetap optimistis kami pada Indonesia sangat besar,” tandas Niko.
Direktur Keuangan, PT Mowilex Indonesia Esther Sugiono, menjelaskan, sebagai perusahaan cat pertama yang berbasis air sejak awal operasinya dan perusahaan manufaktur pertama yang memiliki sertifikasi karbon netral, Mowilex tetap melanjutkan pembangunan di tengah pandemi. Sebab sejumlah pertimbangan yakni sektor konstruksi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi 10% terhadap produk domestik bruto (PDB) negara ini.
"Meski pertumbuhan kuartal I-2020 menurun, tapi kita cukup beruntung dengan beragam rencana pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Esther. (Baca juga: Pakai Teknologi Canggih, Vaksin Moderna Dirancang Hanya 2 Hari )
(iqb)