Cara Eric Yuan Bikin Zoom Populer saat Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aplikasi Zoom Meeting sudah menjadi sangat populer di banyak kalangan. Popularitas yang didapat oleh platform penyedia layanan konferensi video ini dimulai semenjak pandemi COVID-19.
Wabah virus corona yang melanda Bumi memaksa sebagian besar warganya untuk tetap di rumah. Seiring hal itu, aplikasi serupa Zoom mulai sangat dibutuhkan sebagai media untuk bekerja, sekolah, atau sekadar berbincang dengan keluarga dan teman secara virtual.
Meski aplikasi Zoom dapat diunduh dan digunakan secara gratis, ternyata tetap ada harga yang harus dibayar oleh penggunanya, yakni keamanan data personal.
Setelah nama Zoom kian meroket, kemudian muncul berbagai isu keamanan di dalam aplikasi ini. Salah satunya adalah Zoombombing, yakni aksi pihak tidak bertanggung jawab melakukan penyusupan dan mengacaukan pertemuan yang sedang berlangsung di Zoom.
Kendati demikian, Zoom terus memperbaiki diri. Mengutip dari Engadget, peningkatan keamanan yang dilakukan Zoom baru-baru ini adalah memungkinkan admin untuk mematikan personal meeting ID (PMI), yang biasanya digunakan sebagai akses untuk memulai atau masuk dalam pertemuan.
Artinya, dengan opsi ini PMI tidak lagi berfungsi jika admin mematikannya. Jadi, penyusup tidak bisa lagi sembarangan masuk ke dalam sebuah pertemuan.
Meski dihantam banyak isu kemanan, Zoom masih menjadi pilihan untuk tetap digunakan saat ingin melakukan konferensi video, karena penggunaannya yang relatif mudah dan gratis.
Kesuksesan Zoom tidak lepas dari peran pendirinya, Eric Yuan. Mengutip dari India Today, Yuan mulai tertarik terhadap internet dan segala dinamika di dalamnya, diawali pasca ia mendengarkan pidato Bill Gates pada 1990. Saat itu, Yuan baru berusia 20 tahun.
Setelah itu, ia memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat untuk mengubah nasibnya. Setibanya di sana pada 1997, Yuan yang belum lancar berbahasa Inggris, tetapi sudah memiliki kemampuan dalam menulis kode, berhasil diterima bekerja di WebEx.
Pada 2007, WebEx diakuisi oleh Cisco. Saat itu, Yuan langsung diangkat sebagai VP Korporat Teknik. Namun, ia ternyata tidak nyaman dengan pekerjaan dan perusahaannya.
Kemudian, pada 2011, Yuan akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan miliknya sendiri yang sekarang dikenal dengan nama Zoom. Lebih dari 40 insinyur dari Cisco diajak ke start-up miliknya. Barulah pada 2012, Zoom akhirnya diluncurkan sebagai aplikasi konferensi video.
Wabah virus corona yang melanda Bumi memaksa sebagian besar warganya untuk tetap di rumah. Seiring hal itu, aplikasi serupa Zoom mulai sangat dibutuhkan sebagai media untuk bekerja, sekolah, atau sekadar berbincang dengan keluarga dan teman secara virtual.
Meski aplikasi Zoom dapat diunduh dan digunakan secara gratis, ternyata tetap ada harga yang harus dibayar oleh penggunanya, yakni keamanan data personal.
Setelah nama Zoom kian meroket, kemudian muncul berbagai isu keamanan di dalam aplikasi ini. Salah satunya adalah Zoombombing, yakni aksi pihak tidak bertanggung jawab melakukan penyusupan dan mengacaukan pertemuan yang sedang berlangsung di Zoom.
Kendati demikian, Zoom terus memperbaiki diri. Mengutip dari Engadget, peningkatan keamanan yang dilakukan Zoom baru-baru ini adalah memungkinkan admin untuk mematikan personal meeting ID (PMI), yang biasanya digunakan sebagai akses untuk memulai atau masuk dalam pertemuan.
Artinya, dengan opsi ini PMI tidak lagi berfungsi jika admin mematikannya. Jadi, penyusup tidak bisa lagi sembarangan masuk ke dalam sebuah pertemuan.
Meski dihantam banyak isu kemanan, Zoom masih menjadi pilihan untuk tetap digunakan saat ingin melakukan konferensi video, karena penggunaannya yang relatif mudah dan gratis.
Kesuksesan Zoom tidak lepas dari peran pendirinya, Eric Yuan. Mengutip dari India Today, Yuan mulai tertarik terhadap internet dan segala dinamika di dalamnya, diawali pasca ia mendengarkan pidato Bill Gates pada 1990. Saat itu, Yuan baru berusia 20 tahun.
Setelah itu, ia memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat untuk mengubah nasibnya. Setibanya di sana pada 1997, Yuan yang belum lancar berbahasa Inggris, tetapi sudah memiliki kemampuan dalam menulis kode, berhasil diterima bekerja di WebEx.
Pada 2007, WebEx diakuisi oleh Cisco. Saat itu, Yuan langsung diangkat sebagai VP Korporat Teknik. Namun, ia ternyata tidak nyaman dengan pekerjaan dan perusahaannya.
Kemudian, pada 2011, Yuan akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan miliknya sendiri yang sekarang dikenal dengan nama Zoom. Lebih dari 40 insinyur dari Cisco diajak ke start-up miliknya. Barulah pada 2012, Zoom akhirnya diluncurkan sebagai aplikasi konferensi video.
(wbs)