AWS Happy Kalau Lihat Bisnis Startup Berjalan Mulus

Jum'at, 13 November 2020 - 16:54 WIB
loading...
AWS Happy Kalau Lihat Bisnis Startup Berjalan Mulus
AWS mengerahkan dua tim yang khusus yang didedikasikan untuk pengembangan startup. Tim diperkuat oleh para mantan founder, CXO, dan orang-orang yang berpengalaman di modal ventura. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - AWS terus memperkuat komitmennya dalam mendukung keberhasilan bisnis startup di Tanah Air, terutama yang tengah memulai bisnisnya. Perusahaan merasa "happy" kalau melihat bisnis perusahaan rintisan berjalan lancar. (Baca juga: AWS Tegaskan Keamanan Cloud adalah Prioritas )

Salah satu wujud komitmen tersebut, selain menghadirkan teknologi yang dapat diakses oleh para pelanggannya tanpa terkecuali, AWS juga memiliki tim khusus yang bernama AWS Startup Team. Mereka didedikasikan membantu keberhasilan Startup dalam mengembangkan bisnisnya.

Menurut Digbijoy Shukla, Business Development Lead Startup Business Development ASEAN, AWS, tim yang khusus didedikasikan untuk Startup tersebut diperkuat oleh para mantan founder, CXO, dan orang-orang yang berpengalaman di modal ventura.

Mereka dibagi lagi ke dalam dua tim yang masing-masing membantu dalam pengembangan bisnis startup. Satunya lagi membantu dalam arsitektur solusi startup.

Keduanya disinergikan untuk fokus membantu startup melakukan optimalisasi biaya secara berkelanjutan, terutama terkait dengan biaya yang dikeluarkan startup untuk penggunaan cloud.

Mengapa optimalisasi biaya cloud menjadi fokus? Sebab, kata Digbijoy, optimalisasi biaya yang berorientasi pada visi dan kebutuhan jangka panjang menjadi faktor fundamental bagi keberhasilan startup dalam mengembangkan bisnisnya.

Pentingnya AWS untuk mendorong startup mengutamakan optimalisasi biaya penggunaan cloud juga ditegaskan oleh Country Leader AWS Indonesia, Gunawan Susanto. Alasannya, banyak startup yang masih salah kaprah dalam mengartikan optimalisasi biaya ini.

Menurutnya, Startup harus punya visi optimalisasi biaya yang terus berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang panjang. Bukan penghematan biaya yang hanya menawarkan keuntungan sesaat atau dalam jangka pendek.

Dia memberi contoh, banyak startup dan bahkan juga enterprise, yang merasa sudah melakukan penghematan biaya ketika mendapatkan potongan harga atau kredit untuk jangka waktu maksimal satu tahun yang diberikan penyedia layanan pada saat pembelanjaan solusi di awal. Bisa jadi keputusan itu benar, namun sekali lagi hanya untuk kepentingan sesaat.

Begitu pula dengan perusahaan yang memutuskan untuk menggunakan infrastruktur on premise. Dengan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas selama tiga tahun, maka mereka langsung berbelanja sejumlah server sekaligus di awal bisnis beroperasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1851 seconds (0.1#10.140)