Raksasa Teknologi Musuh Trump dan Pakar Bahas Energi Ramah Lingkungan

Jum'at, 06 November 2020 - 04:24 WIB
loading...
A A A
Pada kesempatan yang sama, Andy Ma, CEO Huawei Indonesia Carrier Business, mengatakan, Indonesia sebagai bagian dari komunitas global yang mengadopsi transformasi digital juga memiliki tantangan konsumsi daya TIK yang sama seperti yang dihadapi negara lain. “Konsumsi daya TIK global, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan. Saat ini, konsumsi daya TIK mencapai hingga 2% dari total konsumsi daya global dan diperkirakan akan mencapai 5% pada tahun 2030. Tidak terkecuali konsumsi daya listrik di setiap stasiun transmisi. Biaya konsumsi listrik telah menghabiskan 60% dari total biaya kepemilikan pusat data selama sepuluh tahun," paparnya.

Untuk itu, pihaknya menghadirkan Huawei digital powers untuk pasar global, termasuk Indonesia, sebagai solusi untuk membantu pembangkit listrik ramah lingkungan dan pemanfaatan daya yang lebih efisien.

Untuk Indonesia, jelas Andy, Huawei juga menawarkan solusi hybrid power untuk membantu menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan di daerah-daerah yang tidak termasuk jaringan utama. Melalui algoritma serta solusi penyimpanan dayanya, perusahaan dapat membantu meningkatkan efisiensi pengoperasian generator diesel dengan mengurangi total waktu pengoperasian hingga 50%.

Ke depan, Huawei akan terus bekerja sama dengan operator global dalam mengantisipasi tantangan dan memanfaatkan peluang baru dunia digital. Huawei bertujuan menyuntikkan sumber energi listrik ramah lingkungan ke operator dan membantu mereka mengembangkan bisnis secara berkelanjutan di masa depan. (Baca juga: Gol ke-200 Harry Kane Warnai Kemenangan Tottenham atas Ludogorets )
(iqb)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6394 seconds (0.1#10.140)