Raksasa Teknologi Musuh Trump dan Pakar Bahas Energi Ramah Lingkungan

Jum'at, 06 November 2020 - 04:24 WIB
loading...
Raksasa Teknologi Musuh...
Huawei dan sejumlah pakar dunia membahas tentang energi ramah lingkungan di era serbadigital. Foto/Ist
A A A
SHENZHEN - Raksasa teknologi yang selama ini dikenal sebagai musuh dari Presiden AS, Donald Trump , duduk bareng para pakar global untuk membahas solusi energi yang ramah lingkungan di era digital.

Pertemuan itu dilangsungkan dalam Better World Summit 2020 bertema Huawei Digital Power Session di Shenzhen, China. "Power Digitalization 2025" menjadi tema pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan secara online. (Baca juga: Xiaomi Pamer Desain Kamera Teleskopik Lawas untuk Ponsel Barunya )

Sejumlah pakar dari seluruh dunia hadir dan bertukar gagasan, serta solusi tentang bagaimana seharusnya operator global mengantisipasi peluang dan tantangan yang dimunculkan oleh beragam dinamika dunia digital. Terutama dengan perkembangan teknologi dan ekonomi digital yang begitu pesat.

“Energi, sebagai fondasi dunia digital, telah menjadi bagian penting dalam memperkuat daya saing di era ekonomi digital,” kata Zhou Taoyuan, Presiden Digital Power Product Line Huawei.

Dia menegaskan, seluruh industri perlu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap penggunaan energi. Huawei sendiri mengintegrasikan teknologi daya tradisional dan digital untuk mewujudkan digitalisasi daya. Dengan cara ini, mereka dapat menggunakan 'Bit to manage Watt' dan menghadirkan solusi daya digital yang simple, ramah lingkungan, cerdas, dan dapat diandalkan untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh industri listrik tradisional.

Dengan pesatnya perkembangan eknologi baru seperti 5G, Cloud, AI, Big Data, dan IoT, transformasi digital telah dimulai dan membuka serta mewujudkan era digital yang serba dapat dirasakan, terhubung, dan cerdas. Hal ini telah membuat pengembangan 5G dan pusat data besar menjadi sorotan.

Tetapi pada saat yang bersamaan, pembangunan 5G dan pusat data berskala besar dan cepat telah membawa tantangan besar bagi infrastruktur energi. Seperti peningkatan konsumsi energi, periode konstruksi pembangunan yang lama, serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tinggi.

“Fasilitas site energy yang ada saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan daya untuk cakupan 5G. Ada kebutuhan mendesak untuk reformasi dan inovasi di bidang ini. Digitalisasi, sistem daya 5G yang cerdas dan terintegrasi memungkinkan penyebaran jaringan 5G yang lebih cepat, lebih terjangkau, dan lebih sederhana,” kata Liu Baochang, Deputi Direktur Departemen Energi Informasi, China Mobile Group Design Institute Co., Ltd, saat mengungkapkan pendapatnya tentang tren dan wawasan pengembangan site power di era 5G.

Sementara itu, Fang Liangzhou, Kepala Pemasaran Huawei Digital Power Product Line Huawei, mengatakan, Huawei menggunakan arsitektur jaringan target untuk memandu perencanaan, konstruksi, operasional dan perawatan (O&M) dan pengoperasian infrastruktur daya digital, yang mendorong pesatnya perkembangan ekonomi digital.

"Mengenai site power, Huawei mengusulkan penerapan 5G tanpa meningkatkan biaya operasional yang terkait site power, dan bertujuan mengurangi biaya dari tiga aspek serta memanfaatkan sumber-sumber baru," ujar Liangzhou.

Sedangkan untuk pusat data, sambung dia, Huawei mengusulkan fasilitas pusat data generasi mendatang yang sederhana, hijau, cerdas, dan andal menggunakan inisiatif "empat rekonstruksi". Ini bermanfaat mengatasi masalah seperti periode pembangunan pusat data yang lama, konsumsi energi yang tinggi, dan O&M yang penuh tantangan.

Pada kesempatan yang sama, Andy Ma, CEO Huawei Indonesia Carrier Business, mengatakan, Indonesia sebagai bagian dari komunitas global yang mengadopsi transformasi digital juga memiliki tantangan konsumsi daya TIK yang sama seperti yang dihadapi negara lain. “Konsumsi daya TIK global, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan. Saat ini, konsumsi daya TIK mencapai hingga 2% dari total konsumsi daya global dan diperkirakan akan mencapai 5% pada tahun 2030. Tidak terkecuali konsumsi daya listrik di setiap stasiun transmisi. Biaya konsumsi listrik telah menghabiskan 60% dari total biaya kepemilikan pusat data selama sepuluh tahun," paparnya.

Untuk itu, pihaknya menghadirkan Huawei digital powers untuk pasar global, termasuk Indonesia, sebagai solusi untuk membantu pembangkit listrik ramah lingkungan dan pemanfaatan daya yang lebih efisien.

Untuk Indonesia, jelas Andy, Huawei juga menawarkan solusi hybrid power untuk membantu menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan di daerah-daerah yang tidak termasuk jaringan utama. Melalui algoritma serta solusi penyimpanan dayanya, perusahaan dapat membantu meningkatkan efisiensi pengoperasian generator diesel dengan mengurangi total waktu pengoperasian hingga 50%.

Ke depan, Huawei akan terus bekerja sama dengan operator global dalam mengantisipasi tantangan dan memanfaatkan peluang baru dunia digital. Huawei bertujuan menyuntikkan sumber energi listrik ramah lingkungan ke operator dan membantu mereka mengembangkan bisnis secara berkelanjutan di masa depan. (Baca juga: Gol ke-200 Harry Kane Warnai Kemenangan Tottenham atas Ludogorets )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kolaborasi Pemerintah...
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Adalah Kunci Perkuat Ketahanan Siber
9 Juta Talenta Digital...
9 Juta Talenta Digital Siap Tempur, Menkomdigi Ajak Generasi Muda Kuasai Teknologi
Smart Gadget Dorong...
Smart Gadget Dorong Meningkatnya Penggunaan Layanan Digital
Streaming Jadi Fitur...
Streaming Jadi Fitur Terpopuler Sepanjang 2024
Rahasia Kemenangan 3...
Rahasia Kemenangan 3 Tim Indonesia di Ericsson Hackathon 2024
Jababeka dan Telkomsel...
Jababeka dan Telkomsel Kerja Sama untuk Mempercepat Adopsi Teknologi 5G
Rayakan Sumpah Pemuda...
Rayakan Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Dorong Generasi Muda Bangun Sektor Digital Nasional
Kembangkan Metode Baru...
Kembangkan Metode Baru dengan Mengkolaborasikan Teknologi Digital
Telkomsel Perluas Jaringan...
Telkomsel Perluas Jaringan Hyper 5G di Bali, Tingkatkan Pariwisata dan Ekonomi Digital
Rekomendasi
Usut Korupsi Pertamina,...
Usut Korupsi Pertamina, Kejagung Didukung Presiden
10 Alasan Amerika Serikat...
10 Alasan Amerika Serikat Tawarkan Perjanjian Gencatan Senjata ke Rusia dan Ukraina
Sinopsis Sinetron Terbelenggu...
Sinopsis Sinetron Terbelenggu Rindu, Jumat 14 Maret 2025: Rekaman CCTV Ditemukan, Noah Terancam
Berita Terkini
Telkomsel Prestige SkyEase...
Telkomsel Prestige SkyEase Bikin Terbang ala Sultan: Dijemput, Dimanja di Lounge, Diantar ke Pesawat
46 menit yang lalu
Cara Mengatasi Ghost...
Cara Mengatasi Ghost Touch di HP realme, Perhatikan!
1 jam yang lalu
Siapkah Pendidik di...
Siapkah Pendidik di Indonesia Hadapi Era Kecerdasan Buatan/AI?
1 jam yang lalu
5 Negara yang Alami...
5 Negara yang Alami Gerhana Bulan Total di Bulan Maret 2025, dari Benua Amerika hingga Afrika
1 jam yang lalu
Google Chrome Akan Hilang...
Google Chrome Akan Hilang dari Perangkat Android?
1 jam yang lalu
Patogen Misterius yang...
Patogen Misterius yang Dikaitkan dengan Kutukan Mumi Terkuak
5 jam yang lalu
Infografis
Jalan Terjal dan Comeback-nya...
Jalan Terjal dan Comeback-nya Donald Trump Menjadi Presiden AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved