Ilmuwan China Ciptakan AI Militer dengan Manfaatkan Teknologi Meta

Jum'at, 15 November 2024 - 23:24 WIB
loading...
Ilmuwan China Ciptakan...
Ilmuwan China Ciptakan AI Militer. FOTO/ DAILY
A A A
BEIJING - Ilmuwan China memanfaatkan model Llama 13B dari Meta dan menambahkan parameter mereka sendiri untuk menciptakan alat kecerdasan buatan (AI) yang ditujukan untuk aplikasi militer.


Sebuah lembaga penelitian terkenal di China, yang terkait dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), menggunakan model Llama milik Meta yang bisa digunakan secara bebas, untuk mengembangkan alat kecerdasan buatan atau AI yangberpotensi digunakan dalam aplikasi militer, menurut tiga dokumen akademis dan analisis.

Dalam sebuah makalah yang ditinjau oleh Reuters pada Juni, enam peneliti dari China, menjelaskan penggunaan versi awal Llama karya Meta sebagai fondasi untuk pengembangan alat yang mereka sebut "ChatBIT." Peneliti tersebut berasal dalam tiga lembaga, termasuk dua di antaranya berada di bawah badan penelitian utama PLA, Akademi Ilmu Militer (AMS),

Para peneliti memanfaatkan model Llama 13B dari Meta dan menambahkan parameter mereka sendiri untuk menciptakan alat kecerdasan buatan (AI) yang ditujukan untuk aplikasi militer.

Alat ini diharapkan mampu mengumpulkan dan memproses data intelijen serta menyediakan informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk mendukung pengambilan keputusan.

Para peneliti juga mengoptimalkan kemampuan ChatBIT untuk berdialog dan melakukan tanya jawab di bidang militer. Chatbot itu dinyatakan unggul dibandingkan beberapa model AI lainnya, bahkan disebut memiliki kemampuan sekitar 90 persen lebih baik daripada ChatGPT-4 milik OpenAI.

Namun, para peneliti tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kriteria pengukuran kinerja atau penggunaan model AI tersebut.

Meta telah meluncurkan banyak model AI, termasuk Llama, untuk publik. Namun, penggunaannya memang dibatasi, salah satunya jika memiliki lebih dari 700 juta pengguna, pengguna harus mendapatkan izin dari Meta.

Meta juga melarang penggunaan AInya untuk tujuan militer, perang, industri atau aplikasi nuklir, serta spionase. Selain itu, juga untuk kegiatan yang terkait dengan ekspor pertahanan Amerika Serikat, termasuk pengembangan senjata dan konten yang bertujuan untuk menghasut atau berisi kekerasan.

Namun, karena model-model dari Meta bersifat terbuka untuk umum, perusahaan ini memiliki kemampuan terbatas untuk memastikan aturan itu dapat dijalankan.

Menanggapi pertanyaan dari Reuters, Meta merujuk pada kebijakan penggunaan dan menyatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah pencegahan penyalahgunaan.

"Setiap penggunaan model-model kami oleh Tentara Pembebasan Rakyat [adalah tindakan] tidak sah dan bertentangan dengan kebijakan penggunaan yang dapat diterima," kata Molly Montgomery, Direktur Kebijakan Publik Meta, kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon.

Meta menambahkan bahwa Amerika Serikat harus merangkul inovasi terbuka.

"Di tengah persaingan global dalam bidang AI, tuduhan mengenai peran satu versi model sumber terbuka Amerika yang sudah usang menjadi tidak relevan, mengingat China telah menginvestasikan lebih dari satu triliun dolar untuk dapat menyalip Amerika Serikat di sektor ini," ungkap seorang juru bicara Meta dalam pernyataannya.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1474 seconds (0.1#10.140)