RoBeetle, Robot Serangga Berbahan Bakar Methanol Cair

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 11:12 WIB
loading...
RoBeetle, Robot Serangga...
Robot kecil ini bernama RoBeetle, memiliki berat kurang dari 1/100 ons. Foto/Xiufeng Yang
A A A
PARA peneliti di California telah mengembangkan robot kecil yang dapat merangkak, memanjat lereng dan membawa beban lebih berat dari tubuhnya. Robot kecil ini bernama RoBeetle, memiliki berat kurang dari 1/100 ons.

Ahli robot mengembangkan RoBeetle seukuran serangga untuk mengeksplorasi cara baru dalam mendorong mesin berukuran kecil. RoBeetle menggunakan bahan bakar methanol cair yang telah dikembangkan oleh para peneliti untuk mendukung otot robot. (Baca: Bopong Senjata dan Radar Canggih, Pesawat F-16 TNI AU Semakin Garang)

Desain robot kecil bertujuan untuk melakukan tugas sederhana tanpa membutuhkan kontrol eksternal dan komponen besar. Robot ini dapat menjadi inspirasi baru dalam pengembangan generasi baru robot berskala kecil.

Para peneliti telah memperhitungkan bagaimana robot skala kecil tidak terlalu membutuhkan baterai sebagai daya penggeraknya. Robot kecil biasanya mengandalkan daya yang ditransfer dari sumber eksternal seperti kabel tambahan atau melalui meda elektromagnetik.

Untuk mencegah robot dapat beroperasi secara mandiri dan bebas, tim peneliti membatasi linkungan tempat mereka beroperasi. Hal ini bertujuan agar robot tidak bergerak di luar kontrokl yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mengutip laman Dailymail, Insinyur mesin di Universitas California Selatan, Los Angeles, Xiufeng Yang, mulai merancang akuator penggerak robot yang didukung oleh methanol cair. Ia melakukan penelitian besama dengan rekannya di Universitas yang sama. (Baca juga: Indonesia Tidak Akan Selamat, waktu 1,5 Bulan tidak Cukup Hindari Resesi)

Methanol cair dapat dikatakan seperti lemak hewani yang mampu menyimpan lebih banyak energi per volume bahan bakar secara signifikan daripada baterai. Lebih tepatnya, ethanol mampu menyimpan energi 10 kali lebih banyak.

Robot RoBeetle memiliki otot berupa kawat tipis dari paduan nikel dan titanium. Otot tersebut dilapisi dengan bubuk platinum yang bertindak sebagai katalis untuk membakar uap methanol, yang dilepas dari tangki bahan bakar dan memanaskan kawat hingga terjadi kontraksi.

Saat bahan bakar habis, kawat tersebut akan berubah kembali ke bentuk semula yaitu dingin dan mengembang. Proses ini dapat diulang menggunakan perubahan bentuk kawat untuk membuka dan menutup secara otomatis yang memungkinkan uap methanol mencapai katalis. (Baca juga: Memanas, China Usir Kapal Perang AS dari Laut China Selatan)

Dengan cara ini, serat karbon dan RoBeetle berbadan polimida dapat menarik dirinya sendiri di sepanjang tanah. Tidak hanya di permukaan datar, ia juga dapat bergerak menanjak melalui serangkaian gerakan menyeret beban.

Para peneliti telah menguji RoBeetle pada berbagai jenis permukaan mulai dari kaca halus hingga busa arang poliuretan yang relatif kasar. Hasilnya adalah ia mampu bergerak di berbagai permukaan tersebut.

Meskipun dikategorikan sebagai robot kecil, RoBeetle dapat melakukan berbagai tugas sederhana di luar dan di dalam ruangan. Ia juga mampu membawa beban dengan berat 2,6 kali lebih berat dari tubuhnya.

Beberapa pakar robot yang tidak terlibat dalam penelitian seperti insinyur Shuguang Li dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) dan Ryan Truby dari Universitas Harvard mengatakan betapa susahnya mengerjakan bahan bakar yang disimpan dalam microrobot. Mereka menyebut RoBeetle sebagai tonggak robotika yang mengasyikkan, meskipun catatan itu relatif lambat jika dibandingkan dengan robot berukuran sama.

Menurut mereka, RoBeetle hanya mampu bergerak maju dengan basis sederhana dan mengabaikan elektronik. Ini memiliki potensi perilaku yang secara inheren terbatas. (Lihat videonya: Dua Kali Ditangkap Warga, Macan Tutul Jawa Dilepas Liarkan ke Habitatnya)

“Tantangan kritis lain yang harus diatasi adalah bagaimana mengisi bahan bakar robot bertenaga kimia untuk operasi jangka panjang dan berkelanjutan dan bagaimana memprogram atau berkomunikasi dengan mereka untuk tugas-tugas tertentu,” kata Li.

Truby menambahkan bahwa upaya interdisipliner diharapkan dapat memberikan solusi untuk tantangan penelitian yang menarik ini. Ia ingin memastikan lapangan bergerak semakin dekat menuju robot yang benar-benar otonom, seperti serangga. (Fandy)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2371 seconds (0.1#10.24)