China Bantu Rusia Sediakan Mesin Drone Tempur Garpiya-A1
loading...
A
A
A
Perusahaan Xiamen Limbach belum menanggapi permintaan komentar dari media
Reuters memeriksa kontrak senilai lebih dari 1 miliar rubel (sekitar 10 juta euro) yang ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Rusia dan IEMZ Kupol pada kuartal pertama 2023, dengan tujuan membangun pabrik produksi drone.
Sumber intelijen Eropa menyebutkan bahwa pada 2020, IEMZ Kupol mengakuisisi pabrik semen di Izhevsk, Republik Udmurt, Rusia bagian barat, dan mengubahnya menjadi pabrik produksi drone.
Dokumen perusahaan yang ditinjau Reuters dari kuartal kedua 2023 menunjukkan bahwa pemasok TSK Vektor membeli suku cadang dari perusahaan China, yang kemudian dirakit di pabrik IEMZ Kupol. Sebanyak 800 mesin buatan Tiongkok juga akan dikirim ke pabrik baru tersebut.
Samuel Bendett, seorang peneliti senior di Center for a New American Security di Washington, menyatakan bahwa jika drone serang jarak jauh baru Rusia “Garpiya-A1” terbukti ada, ini akan menandai bahwa Rusia tidak lagi bergantung pada drone jarak jauh buatan Iran.
“Jika memang demikian, ini mungkin menunjukkan bahwa Rusia sekarang dapat lebih bergantung pada pengembangan dan produksi domestiknya sendiri, dan jelas juga dapat bergantung pada Tiongkok, karena kedua belah pihak dalam perang ini sangat bergantung pada banyak suku cadang drone buatan China,” jelas Bendett.
Sejak pecahnya perang besar-besaran Rusia-Ukraina pada Februari 2022, Rusia telah meluncurkan sekitar 14.000 drone serang ke Ukraina.
Reuters memeriksa kontrak senilai lebih dari 1 miliar rubel (sekitar 10 juta euro) yang ditandatangani antara Kementerian Pertahanan Rusia dan IEMZ Kupol pada kuartal pertama 2023, dengan tujuan membangun pabrik produksi drone.
Sumber intelijen Eropa menyebutkan bahwa pada 2020, IEMZ Kupol mengakuisisi pabrik semen di Izhevsk, Republik Udmurt, Rusia bagian barat, dan mengubahnya menjadi pabrik produksi drone.
Dokumen perusahaan yang ditinjau Reuters dari kuartal kedua 2023 menunjukkan bahwa pemasok TSK Vektor membeli suku cadang dari perusahaan China, yang kemudian dirakit di pabrik IEMZ Kupol. Sebanyak 800 mesin buatan Tiongkok juga akan dikirim ke pabrik baru tersebut.
Samuel Bendett, seorang peneliti senior di Center for a New American Security di Washington, menyatakan bahwa jika drone serang jarak jauh baru Rusia “Garpiya-A1” terbukti ada, ini akan menandai bahwa Rusia tidak lagi bergantung pada drone jarak jauh buatan Iran.
“Jika memang demikian, ini mungkin menunjukkan bahwa Rusia sekarang dapat lebih bergantung pada pengembangan dan produksi domestiknya sendiri, dan jelas juga dapat bergantung pada Tiongkok, karena kedua belah pihak dalam perang ini sangat bergantung pada banyak suku cadang drone buatan China,” jelas Bendett.
Sejak pecahnya perang besar-besaran Rusia-Ukraina pada Februari 2022, Rusia telah meluncurkan sekitar 14.000 drone serang ke Ukraina.
(wbs)