Buntut Perselisihan Elon Musk, X Hengkang dari Brasil

Senin, 19 Agustus 2024 - 15:16 WIB
loading...
Buntut Perselisihan...
Elon Musk memutuskan menghentikan operasional X di Brasil. Foto/RT
A A A
JAKARTA - Platform media sosial X memutuskan untuk hengkang dari Brasil, menyusul ancaman penangkapan terhadap staf mereka yang diduga dikeluarkan oleh Mahkamah Agung.

Keputusan mengejutkan ini merupakan rentetan perselisihan pemerintah Brasil dan pemilik X Elon Musk . X terang-terangan menolak perintah sensor yang diduga dikeluarkan oleh Mahkamah Agung Brasil, dengan dalih kebebasan berpendapat.

Awal tahun ini, Hakim Alexandre de Moraes memerintahkan penangguhan beberapa akun yang diduga milik militan digital, sekelompok orang berpengaruh yang terkait dengan mantan presiden sayap kanan, Jair Bolsonaro.

Kelompok ini dituduh menyebarkan disinformasi tentang anggota Mahkamah Agung. Musk mengancam akan menghapus semua pembatasan, dengan dalih bahwa putusan tersebut merupakan tuntutan paling keras dari negara mana pun di muka bumi dan meminta pengunduran diri hakim tersebut.



Dalam pernyataan yang dipublikasikan di platform X, tim Urusan Pemerintah Global X mengklaim bahwa Alexandre de Moraes, yang bertindak secara diam-diam, mengancam seorang perwakilan hukum perusahaan dengan penangkapan jika raksasa media sosial tersebut tidak mematuhi perintah pengadilan.

X juga membagikan gambar dokumen yang diduga ditandatangani oleh Moraes, yang menyatakan surat perintah penangkapan akan dikeluarkan terhadap Rachel Nova Conceicao, serta denda harian sebesar 20.000 real Brasil atau sekitar USD3.650.

“Moraes memilih untuk mengancam staf kami di Brasil daripada menghormati hukum atau proses hukum,” bunyi unggahan tersebut dilansir dari RT.com.



“Sebagai hasilnya, untuk melindungi keselamatan staf kami, kami telah memutuskan untuk menutup operasi kami di Brasil, berlaku segera,” sambil menyalahkan “sepenuhnya” pada Moraes.

Perusahaan menambahkan bahwa layanan mereka akan tetap tersedia untuk pengguna Brasil. Elon Musk, yang mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 dan kemudian menggantinya dengan nama X, membagikan kembali pernyataan tersebut, mengecam Moraes sebagai aib besar bagi keadilan.

Dia menjelaskan dalam unggahan berikutnya bahwa keputusan untuk menutup kantor diambil sebagai tanggapan terhadap sensor rahasia dan tuntutan penyerahan informasi pribadi.

Mahkamah Agung Brasil menolak untuk mengomentari masalah ini, menyatakan bahwa mereka tidak akan mengonfirmasi atau membantah keaslian dokumen yang disajikan oleh X. Moraes sebelumnya memperingatkan platform tersebut untuk tidak melanggar perintah pengadilan dengan mengatakan jaringan sosial bukanlah tanah tanpa hukum.
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2711 seconds (0.1#10.140)