Apa Perbedaan antara Buzzer dan Influencer?
loading...
A
A
A
3. Cara kerja
Menurut laman Gardamaya, buzzer berlaku seperti sebuah speaker atau bel yang berfungsi untuk mendengungkan potongan-potongan informasi agar lebih banyak orang yang menerima atau mendengarkan informasi tersebut berulang-ulang.
Jadi, karakter buzzer memang harus 'cerewet' saat membicarakan sesuatu yang sedang diulas melalui akun masing-masing.
Sementara influencer lebih mengutamakan sosok seseorang yang memiliki karakter sesuai kebutuhan brand dan dapat memberikan pengaruh kepada target konsumen, sehingga influencer lebih cocok digunakan jika suatu brand ingin meningkatkan konversi.
Tidak seperti buzzer, influencer tidak melakukan promosi berkali-kali, melainkan hanya sekali atau dua kali saja. Namun, konten yang dihasilkan biasanya lebih mendetail, misalnya menjelaskan kelebihan suatu produk, tutorial penggunaan produk, ataupun alasan mengapa pengikutnya harus membeli produk tersebut.
4. Indikator Keberhasilan
Seorang influencer dianggap berhasil jika produk yang dipromosikan menghasilkan konversi yang tinggi.
Sedangkan Buzzer dianggap berhasil jika mampu membuat suatu topik atau produk tertentu menjadi trending atau viral, sehingga menarik perhatian dan dibicarakan banyak orang.
Jika dilihat dari indikator keberhasilan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Fokus utama dari buzzer adalah menjangkau lebih banyak orang, sementara fokus dari influencer adalah mengajak pengikutnya untuk melakukan sesuatu.
Menurut laman Gardamaya, buzzer berlaku seperti sebuah speaker atau bel yang berfungsi untuk mendengungkan potongan-potongan informasi agar lebih banyak orang yang menerima atau mendengarkan informasi tersebut berulang-ulang.
Jadi, karakter buzzer memang harus 'cerewet' saat membicarakan sesuatu yang sedang diulas melalui akun masing-masing.
Sementara influencer lebih mengutamakan sosok seseorang yang memiliki karakter sesuai kebutuhan brand dan dapat memberikan pengaruh kepada target konsumen, sehingga influencer lebih cocok digunakan jika suatu brand ingin meningkatkan konversi.
Tidak seperti buzzer, influencer tidak melakukan promosi berkali-kali, melainkan hanya sekali atau dua kali saja. Namun, konten yang dihasilkan biasanya lebih mendetail, misalnya menjelaskan kelebihan suatu produk, tutorial penggunaan produk, ataupun alasan mengapa pengikutnya harus membeli produk tersebut.
4. Indikator Keberhasilan
Seorang influencer dianggap berhasil jika produk yang dipromosikan menghasilkan konversi yang tinggi.
Sedangkan Buzzer dianggap berhasil jika mampu membuat suatu topik atau produk tertentu menjadi trending atau viral, sehingga menarik perhatian dan dibicarakan banyak orang.
Jika dilihat dari indikator keberhasilan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Fokus utama dari buzzer adalah menjangkau lebih banyak orang, sementara fokus dari influencer adalah mengajak pengikutnya untuk melakukan sesuatu.