Apa Perbedaan antara Buzzer dan Influencer?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istilah buzzer dan influencer sering kita dengar. Belakangan, penggunaan jasa influencer oleh pemerintah sedang marak dibahas oleh publik.
Lalu sebenarnya apa beda antara buzzer dan influencer?(Baca Juga: Wajah Rossi Pucat Lihat Motor Morbidelli Terbelah )
Dirangkum SINDOnews dari berbagai sumber, berikut adalah perbedaan antara buzzer dan influencer(Lihat Grafis: Waspada Berolahraga di Tengah Wabah )
1. Asal istilah
Menurut laman Xendit, buzzer berasal dari akta buzz yang berarti berdengung, desas desus, atau rumor. Sesuai dengan definisinya, seorang buzzer memang bertugas untuk emnyampaikan serangkaian atau sebagian informasi secara berulang-ulang dengan tujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Sementara influencer berasal dari kata influence yang berarti mempengaruhi. Artinya seorang influencer dapat memberikan pengaruh, khususnya mampu menggiring opini audiens. Berbeda dengan buzzer, seorang influencer perlu mendapatkan kepercayaan dan memiliki skill khusus untuk bisa meyakinkan pengikutnya.
2. Jumlah Follower
Bila membahas perbedaan buzzer dan influencer, hal yang terlihat paling jelas adalah perbandingan jumlah followers mereka.
Jika dilihat dari jumlah pengikut atau follower, seorang buzzer tidak harus memiliki banyak follower. Buzzer juga tidak melulu berupa akun media sosial yang followers-nya terlalu banyak.
Berbeda dengan buzzer, seorang influencer justru harus mempunyai banyak followers dan memiliki pengaruh yang kuat dan besar di bidangnya. Jadi tidak mengherankan jika seorang influencer juga biasanya merupakan seorang publik figur.
3. Cara kerja
Menurut laman Gardamaya, buzzer berlaku seperti sebuah speaker atau bel yang berfungsi untuk mendengungkan potongan-potongan informasi agar lebih banyak orang yang menerima atau mendengarkan informasi tersebut berulang-ulang.
Jadi, karakter buzzer memang harus 'cerewet' saat membicarakan sesuatu yang sedang diulas melalui akun masing-masing.
Sementara influencer lebih mengutamakan sosok seseorang yang memiliki karakter sesuai kebutuhan brand dan dapat memberikan pengaruh kepada target konsumen, sehingga influencer lebih cocok digunakan jika suatu brand ingin meningkatkan konversi.
Tidak seperti buzzer, influencer tidak melakukan promosi berkali-kali, melainkan hanya sekali atau dua kali saja. Namun, konten yang dihasilkan biasanya lebih mendetail, misalnya menjelaskan kelebihan suatu produk, tutorial penggunaan produk, ataupun alasan mengapa pengikutnya harus membeli produk tersebut.
4. Indikator Keberhasilan
Seorang influencer dianggap berhasil jika produk yang dipromosikan menghasilkan konversi yang tinggi.
Sedangkan Buzzer dianggap berhasil jika mampu membuat suatu topik atau produk tertentu menjadi trending atau viral, sehingga menarik perhatian dan dibicarakan banyak orang.
Jika dilihat dari indikator keberhasilan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Fokus utama dari buzzer adalah menjangkau lebih banyak orang, sementara fokus dari influencer adalah mengajak pengikutnya untuk melakukan sesuatu.
Lalu sebenarnya apa beda antara buzzer dan influencer?(Baca Juga: Wajah Rossi Pucat Lihat Motor Morbidelli Terbelah )
Dirangkum SINDOnews dari berbagai sumber, berikut adalah perbedaan antara buzzer dan influencer(Lihat Grafis: Waspada Berolahraga di Tengah Wabah )
1. Asal istilah
Menurut laman Xendit, buzzer berasal dari akta buzz yang berarti berdengung, desas desus, atau rumor. Sesuai dengan definisinya, seorang buzzer memang bertugas untuk emnyampaikan serangkaian atau sebagian informasi secara berulang-ulang dengan tujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Sementara influencer berasal dari kata influence yang berarti mempengaruhi. Artinya seorang influencer dapat memberikan pengaruh, khususnya mampu menggiring opini audiens. Berbeda dengan buzzer, seorang influencer perlu mendapatkan kepercayaan dan memiliki skill khusus untuk bisa meyakinkan pengikutnya.
2. Jumlah Follower
Bila membahas perbedaan buzzer dan influencer, hal yang terlihat paling jelas adalah perbandingan jumlah followers mereka.
Jika dilihat dari jumlah pengikut atau follower, seorang buzzer tidak harus memiliki banyak follower. Buzzer juga tidak melulu berupa akun media sosial yang followers-nya terlalu banyak.
Berbeda dengan buzzer, seorang influencer justru harus mempunyai banyak followers dan memiliki pengaruh yang kuat dan besar di bidangnya. Jadi tidak mengherankan jika seorang influencer juga biasanya merupakan seorang publik figur.
3. Cara kerja
Menurut laman Gardamaya, buzzer berlaku seperti sebuah speaker atau bel yang berfungsi untuk mendengungkan potongan-potongan informasi agar lebih banyak orang yang menerima atau mendengarkan informasi tersebut berulang-ulang.
Jadi, karakter buzzer memang harus 'cerewet' saat membicarakan sesuatu yang sedang diulas melalui akun masing-masing.
Sementara influencer lebih mengutamakan sosok seseorang yang memiliki karakter sesuai kebutuhan brand dan dapat memberikan pengaruh kepada target konsumen, sehingga influencer lebih cocok digunakan jika suatu brand ingin meningkatkan konversi.
Tidak seperti buzzer, influencer tidak melakukan promosi berkali-kali, melainkan hanya sekali atau dua kali saja. Namun, konten yang dihasilkan biasanya lebih mendetail, misalnya menjelaskan kelebihan suatu produk, tutorial penggunaan produk, ataupun alasan mengapa pengikutnya harus membeli produk tersebut.
4. Indikator Keberhasilan
Seorang influencer dianggap berhasil jika produk yang dipromosikan menghasilkan konversi yang tinggi.
Sedangkan Buzzer dianggap berhasil jika mampu membuat suatu topik atau produk tertentu menjadi trending atau viral, sehingga menarik perhatian dan dibicarakan banyak orang.
Jika dilihat dari indikator keberhasilan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Fokus utama dari buzzer adalah menjangkau lebih banyak orang, sementara fokus dari influencer adalah mengajak pengikutnya untuk melakukan sesuatu.
(wbs)