Ini Alasan Mark Zuckerberg Tertarik Akuisisi Kantor Berita AP
loading...
A
A
A
JAKARTA - CEO Facebook Mark Zuckerberg pernah mempertimbangkan untuk mengakuisisi atau mengambil saham besar di kantor berita Associated Press (AP).
Melansir Business Insider, Kamis (9/5/2024), keinginan itu muncul setelah raksasa media sosial tersebut menghadapi tuduhan memengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016. Perusahaan yang sekarang dikenal sebagai Meta ini diawasi ketat di Washington dalam pemilihan yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Perintah pengawasan tersebut muncul karena klaim bahwa platform Facebook telah membantu menyebarkan berita palsu. Kepanikan terjadi setelah Facebook mengungkapkan bahwa sebuah badan di Rusia telah menghabiskan 100 ribu dollar AS atau senilai Rp1,6 miliar untuk iklan di jejaring sosial tersebut. Tujuannya untuk memicu perpecahan selama kampanye pemilihan presiden.
Moskow membantah segala upaya untuk ikut campur dalam pemilihan AS, sementara wakil presiden periklanan Facebook Rob Goldman kemudian mengungkapkan bahwa pengeluaran Rusia sebenarnya terjadi setelah pemilihan. Namun, Zuckerberg masih dipaksa untuk membuat perubahan signifikan pada layanan dan kebijakan privasi Facebook, dan bahkan secara resmi meminta maaf kepada Kongres AS pada tahun 2018 atas pengelolaannya terhadap platform tersebut.
CEO Facebook tersebut memiliki ide untuk mengakuisisi outlet berita sekitar waktu yang sama. Sumber-sumber terpercaya mengatakan Zuckerberg berencana menggunakannya sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya untuk membuat unggahan berita berkualitas tinggi dan mengatasi kontroversi atas konten platform. Miliarder itu dilaporkan secara luas membahas ide tersebut di internal Facebook.
Meskipun Zuckerberg dikatakan telah mempertimbangkan beberapa outlet media untuk diakuisisi, ia akhirnya berfokus pada Associated Press (AP), kantor berita internasional utama yang berbasis di New York.
Sumber-sumber mengklaim bahwa AP membuat proses akuisisi secara langsung menjadi sulit. Sebagai gantinya, Zuckerberg dilaporkan berfokus pada potensi subsidi permanen untuk kantor berita tersebut. Menurut laporan tersebut, bos teknologi itu bertekad untuk mengakuisisi AP dan bahkan melibatkan tim merger dan akuisisi Facebook dalam rencananya. Namun, dia akhirnya membatalkan idenya, diduga karena takut akan pengawasan peraturan yang lebih ketat atas langkah tersebut.
Kemudian, Zuckerberg dilaporkan merenungkan ide untuk meluncurkan organisasi berita Facebook sendiri untuk menghasilkan konten asli, dan mempertimbangkan untuk menarik jurnalis top dari kantor berita lain dengan insentif finansial. Ide ini juga dikatakan telah ditinggalkan di tengah kekhawatiran tentang kurangnya kepercayaan publik pada raksasa media sosial tersebut pada saat itu.
Meta menolak berkomentar atas laporan tersebut, sementara juru bicara AP mengatakan kantor berita itu tidak mengetahui adanya pembicaraan akuisisi.
Melansir Business Insider, Kamis (9/5/2024), keinginan itu muncul setelah raksasa media sosial tersebut menghadapi tuduhan memengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016. Perusahaan yang sekarang dikenal sebagai Meta ini diawasi ketat di Washington dalam pemilihan yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Perintah pengawasan tersebut muncul karena klaim bahwa platform Facebook telah membantu menyebarkan berita palsu. Kepanikan terjadi setelah Facebook mengungkapkan bahwa sebuah badan di Rusia telah menghabiskan 100 ribu dollar AS atau senilai Rp1,6 miliar untuk iklan di jejaring sosial tersebut. Tujuannya untuk memicu perpecahan selama kampanye pemilihan presiden.
Moskow membantah segala upaya untuk ikut campur dalam pemilihan AS, sementara wakil presiden periklanan Facebook Rob Goldman kemudian mengungkapkan bahwa pengeluaran Rusia sebenarnya terjadi setelah pemilihan. Namun, Zuckerberg masih dipaksa untuk membuat perubahan signifikan pada layanan dan kebijakan privasi Facebook, dan bahkan secara resmi meminta maaf kepada Kongres AS pada tahun 2018 atas pengelolaannya terhadap platform tersebut.
CEO Facebook tersebut memiliki ide untuk mengakuisisi outlet berita sekitar waktu yang sama. Sumber-sumber terpercaya mengatakan Zuckerberg berencana menggunakannya sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya untuk membuat unggahan berita berkualitas tinggi dan mengatasi kontroversi atas konten platform. Miliarder itu dilaporkan secara luas membahas ide tersebut di internal Facebook.
Meskipun Zuckerberg dikatakan telah mempertimbangkan beberapa outlet media untuk diakuisisi, ia akhirnya berfokus pada Associated Press (AP), kantor berita internasional utama yang berbasis di New York.
Sumber-sumber mengklaim bahwa AP membuat proses akuisisi secara langsung menjadi sulit. Sebagai gantinya, Zuckerberg dilaporkan berfokus pada potensi subsidi permanen untuk kantor berita tersebut. Menurut laporan tersebut, bos teknologi itu bertekad untuk mengakuisisi AP dan bahkan melibatkan tim merger dan akuisisi Facebook dalam rencananya. Namun, dia akhirnya membatalkan idenya, diduga karena takut akan pengawasan peraturan yang lebih ketat atas langkah tersebut.
Kemudian, Zuckerberg dilaporkan merenungkan ide untuk meluncurkan organisasi berita Facebook sendiri untuk menghasilkan konten asli, dan mempertimbangkan untuk menarik jurnalis top dari kantor berita lain dengan insentif finansial. Ide ini juga dikatakan telah ditinggalkan di tengah kekhawatiran tentang kurangnya kepercayaan publik pada raksasa media sosial tersebut pada saat itu.
Meta menolak berkomentar atas laporan tersebut, sementara juru bicara AP mengatakan kantor berita itu tidak mengetahui adanya pembicaraan akuisisi.
(msf)