Microsoft AI Bisa Membuat Foto Berbicara, Canggih namun Berbahaya

Rabu, 24 April 2024 - 07:21 WIB
loading...
Microsoft AI Bisa Membuat...
Microsoft telah meluncurkan model AI yang mampu menganimasikan foto menggunakan audio. (Foto: Microsoft)
A A A
JAKARTA - Perkembangan teknologi pembelajaran mesin yang canggih telah memperluas kemampuan kecerdasan buatan secara signifikan. Model AI terbaru Microsoft, misalnya, mampu menghidupkan gambar statis manusia.

Microsoft telah meluncurkan model AI yang mampu menganimasikan foto menggunakan audio. Ini merupakan inovasi luar biasa namun menyimpan potensi bahaya.

Essanews melansir, Rabu (24/4/2024) model yang dikenal sebagai Microsoft VASA-1 ini, mampu membuat gambar berbicara, menganimasikan potret manusia untuk disinkronkan dengan rekaman suara. Teknologi ini secara mengesankan mengubah foto biasa menjadi animasi realistis dari orang-orang yang berbicara atau bernyanyi.

Membuat foto bergerak


Microsoft melakukan eksperimen menggunakan potret yang dihasilkan dan tidak ada yang dibuat dengan StyleGAN2 dan DALL-E 3. Fitur ini bekerja secara efektif pada foto realistis orang dan avatar kartun, dengan eksperimen bahkan menyertakan animasi Mona Lisa yang terkenal.



Model VASA-1 bukan hanya menyinkronkan gerakan bibir, namun juga menangkap totalitas ekspresi wajah dan gerakan kepala secara natural yang membuat animasi menjadi lebih terlihat realistis.

Model tersebut mendukung pembuatan animasi dalam resolusi 512 x 512 piksel pada frame rate 45 frame per detik dalam mode offline. Ia juga dapat menghasilkan rekaman real-time hingga 40 frame per detik dengan penundaan minimal hanya 170 ms pada komputer desktop yang dilengkapi kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 4090.


Potensi Ancaman AI


Microsoft dalam hal ini fokus menghasilkan animasi untuk potret virtual. Namun mereka mengakui adanya potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk tindak kejahatan seperti peniruan identitas.

Microsoft telah secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap penggunaan model VASA-1 untuk tujuan menipu atau membuat konten berbahaya dengan gambar orang sungguhan. Akibatnya, perusahaan memutuskan untuk tidak merilis versi demonstrasi, API, atau produk lengkapnya ke publik. Microsoft tetap memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan deteksi konten palsu.

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.140)