Karyawan Google yang Protes Kontrak dengan Israel Langsung Dipecat!

Senin, 11 Maret 2024 - 09:56 WIB
loading...
Karyawan Google yang...
Karyawan Google yang memprotes Project Nimbus, kontrak Google dengan Israel langsung dipecat. Foto: Reuters
A A A
JAKARTA - Google mengaku telah memecat karyawan yang anti-Israel dan melakukan protes secara terbuka terhadap Israel. Ceritanya, karyawan yang tidak disebutkan namanya itu berdiri dan berteriak saat presentasi oleh direktur pelaksana Google Israel Barak Regev 2 pekan lalu di New York.

Yang diprotes adalah Project Nimbus , yakni kontrak Google senilai USD1,2 miliar (Rp18 triliun) dengan pemerintah Israel.

Karyawan tersebut menolak mengerjakan Project Nimbus yang disebutnya bakal berdampak pada warga Palestina. Israel akan menggunakan teknologi Google untuk mengawasi warga Palestina di Gaza.

“Saya seorang teknisi perangkat lunak Google, dan saya menolak membangun teknologi yang mendukung genosida, apartheid, atau mata-mata," teriak pekerja itu.

Google mengkonfirmasi pada CNBC di hari Jumat bahwa perusahaan telah memecat karyawan tersebut.

“Awal minggu ini, seorang karyawan mengganggu rekan kerja yang sedang memberikan presentasi, menghalangi acara resmi yang disponsori perusahaan," kata Google dalam sebuah pernyataan kepada The Verge.

“Perilaku ini tidak baik, terlepas dari masalahnya, dan karyawan tersebut diberhentikan karena melanggar kebijakan kami.”

Google tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Business Insider.

Regev, direktur Google Israel itu memang memberikan presentasi di acara Mind the Tech, sebuah konferensi teknologi Israel tahunan yang diadakan di New York.

Karyawan tersebut memprotes Project Nimbus, kontrak komputasi awan senilai USD1,2 miliar antara Google, Amazon, dan pemerintah Israel.

Pekerja Google sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan mereka atas kekhawatiran bahwa Israel dapat menggunakan kontrak tersebut untuk mendukung militernya.

Eksekutif Google sendiri membantah bahwa kontrak tersebut tidak akan digunakan untuk mendukung pekerjaan militer.

“Project Nimbus membahayakan anggota komunitas Palestina," kata karyawan itu dalam video tersebut.

Lebih dari 100 orang, termasuk karyawan Google, memprotes proyek tersebut di luar kantor Google di New York pada tahun 2022 menyusul pengunduran diri Ariel Koren, seorang karyawan yang telah mengkritik Project Nimbus.

Pekerja Google juga membanjiri papan pesan perusahaan dengan komentar tentang Project Nimbus, lapor CNBC.

Google lantas menutup forum tersebut karena komentarnya dianggap “memecah belah perusahaan dan mengganggu tempat kerja kami,".

Insiden pada hari Senin mengikuti pemecatan seluruh tim musik YouTube minggu lalu. Serikat Pekerja Alphabet, yang mewakili para pekerja di perusahaan induk Google, mengatakan bahwa tim tersebut diberhentikan sebelum mereka menghadiri rapat Dewan Kota Austin untuk mempromosikan sebuah resolusi yang menyerukan kepada Google untuk bersunding dengan mereka.

Juru bicara Google mengatakan kepada Business Insider bahwa Cognizant, sebuah perusahaan jasa profesional tempat Alphabet mengontrak tim YouTube Music, bertanggung jawab untuk mengakhiri pekerjaan para pekerja, bukan Google.

"Kontrak dengan pemasok kami di seluruh perusahaan secara rutin berakhir pada tanggal kedaluwarsa alami mereka, yang telah disepakati dengan Cognizant," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Google Sponsori Konferensi Teknologi Israel, 600 Karyawan Serukan Boikot

CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai juga menghadapi seruan pengunduran diri baru-baru ini setelah kegagalan perusahaan baru-baru ini dalam inovasi AI.

Google baru-baru ini menghentikan generator gambar AI-nya, Gemini, setelah menciptakan foto-foto yang secara historistidakakurat.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Jakarta Jadi Otak Digital...
Jakarta Jadi Otak Digital Raksasa! Kontribusi Google Cloud Capai Rp1.400 T dan Ciptakan 240 Ribu Lapangan Kerja
Logo Google Diperbarui...
Logo Google Diperbarui dengan Warna Gradasi Baru
Ubah Nama Teluk Meksiko...
Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Amerika, Google Digugat
Cara Pakai Aplikasi...
Cara Pakai Aplikasi Deteksi Produk Israel, Mudah Banget!
Google Siapkan Fitur...
Google Siapkan Fitur Mode Desktop Mirip Samsung DeX untuk HP Android
Cara Membandingkan Tinggi...
Cara Membandingkan Tinggi Badan di Google Menggunakan Kalkulator Hikaku Sitatter
3 Alasan Israel Dukung...
3 Alasan Israel Dukung India dalam Perang Melawan Pakistan, Salah Satunya Musuh Bersama
Trump Lebih Suka Deal...
Trump Lebih Suka Deal dengan Musuh, AS Sedang Tinggalkan Israel?
Rezim Zionis Murka setelah...
Rezim Zionis Murka setelah PM Spanyol Sebut Israel Negara Genosida
Rekomendasi
Edgar Berlanga Jadikan...
Edgar Berlanga Jadikan Hamzah Sheeraz Korban KO Ronde 1 Ke-18
Sinopsis RCTI Layar...
Sinopsis RCTI Layar Drama Indonesia Mencintaimu Sekali Lagi Eps 148: Elvira Kepergok Arini
Anggota DPR Sebut MBG...
Anggota DPR Sebut MBG Kurangi Kasus Stunting di Sultra
Berita Terkini
3 Cara Mengetahui Lokasi...
3 Cara Mengetahui Lokasi Seseorang Lewat No HP Tanpa Diketahui Pemiliknya
Kenapa Vaksin TBC M72...
Kenapa Vaksin TBC M72 Bill Gates Diujicoba di Indonesia? Simak Ulasan Lengkapnya
Lebih Dulu Bumi atau...
Lebih Dulu Bumi atau Matahari? Ini Penjelasan Menurut Sains
Usai Memukau Dunia,...
Usai Memukau Dunia, HUAWEI WATCH FIT 4 Series Ramping nan Powerful dengan Fitur Sport Ultra dan ECG Siap Hadir di Indonesia
Terlalu Banyak Pekerjaan...
Terlalu Banyak Pekerjaan Secara Harfiah Bisa Mengubah Otak Anda
Kenapa Tahun 2025 Sangat...
Kenapa Tahun 2025 Sangat Panas? Ternyata Ini Penyebabnya
Infografis
Kerugian Finansial yang...
Kerugian Finansial yang Dialami Israel Akibat Kebakaran Dahsyat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved