Kritisi Google, Elon Musk Tuduh Gemini Rasial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilik media sosial X Elon Musk kerap mengkritisi Google, salah satunya tentang kemampuan kecerdasan buatan Gemini yang cenderung rasialis dan seksis.
Slash Gear melansir, Kamis (29/2/2024) Google telah merancang kecerdasan buatan ini untuk menjadi salah satu model pembelajaran generatif yang paling canggih yang tersedia, meskipun mungkin belum siap untuk menggantikan asisten digital saat ini.
Salah satu hal yang membedakan dari AI lainnya yaitu dapat memahami dan menerjemahkan beberapa jenis informasi yang berbeda, termasuk teks, kode, audio, gambar, dan video. Meskipun begitu, perkembangan terbaru dalam teknologi pembelajaran mesin telah membuat banyak perusahaan teknologi berusaha keras untuk mengembangkan perangkat lunak AI mereka sendiri.
Komentar awal Musk tentang platform ini datang setelah Google terpaksa menghentikan sementara perangkat lunak generasi gambar Gemini. Pengguna awal perangkat lunak mengeluh bahwa perangkat lunak tersebut cenderung menghasilkan gambar beragam secara rasial, bahkan ketika dicoba untuk menggambarkan Bapak Pendiri Amerika dan Nazi.
Komentar Musk ini menjadi benih dari masalah sistemik yang lebih besar dengan platform tersebut. Ia pun telah membuat banyak pernyataan publik tentang masalah ini dan dengan jelas menyatakan bahwa hal ini berpotensi membahayakan.
Pada 22 Februari 2024 lalu setelah Gemini dirilis, Musk men-tweet, "Virus pikiran sedang membunuh Peradaban Barat. Google melakukan hal yang sama dengan hasil pencariannya. Facebook, Instagram, dan Wikipedia."
Ia menyiratkan akan merilis alternatif Gmail-nya sendiri dan ada rumor yang beredar bahwa Musk akan menciptakan mesin pencari sendiri.
Sikap Musk serius dengan mengontak seorang eksekutif Google yang mengatakan bahwa akan membutuhkan beberapa bulan untuk memperbaikinya. Dalam tweet yang menceritakan percakapan tersebut, Musk mengklaim bahwa meragukan birokrasi Google akan mengizinkannya untuk ikut memperbaiki sikap rasial dan seksis tadi. "Tidak akan ada yang berubah, kecuali membuat bias menjadi kurang jelas dan lebih berbahaya," tulis Musk.
Unggahan lain Musk tentang isu ini memang makin meningkat. Salah satunya membagikan meme berjudul "Apa bedanya antara teori konspirasi dan kebenaran? Seluruh peradaban kita sedang dipertaruhkan."
Nampaknya bukan hanya Google yang menjadi sasaran ocehan Musk. Ia juga baru-baru ini mengeluh tentang Windows yang meminta pengguna untuk membuat akun Microsoft saat mereka mengatur PC baru dan mengusulkan bahwa hal ini akan memberikan akses AI perusahaan ke komputernya.
Slash Gear melansir, Kamis (29/2/2024) Google telah merancang kecerdasan buatan ini untuk menjadi salah satu model pembelajaran generatif yang paling canggih yang tersedia, meskipun mungkin belum siap untuk menggantikan asisten digital saat ini.
Salah satu hal yang membedakan dari AI lainnya yaitu dapat memahami dan menerjemahkan beberapa jenis informasi yang berbeda, termasuk teks, kode, audio, gambar, dan video. Meskipun begitu, perkembangan terbaru dalam teknologi pembelajaran mesin telah membuat banyak perusahaan teknologi berusaha keras untuk mengembangkan perangkat lunak AI mereka sendiri.
Komentar awal Musk tentang platform ini datang setelah Google terpaksa menghentikan sementara perangkat lunak generasi gambar Gemini. Pengguna awal perangkat lunak mengeluh bahwa perangkat lunak tersebut cenderung menghasilkan gambar beragam secara rasial, bahkan ketika dicoba untuk menggambarkan Bapak Pendiri Amerika dan Nazi.
Komentar Musk ini menjadi benih dari masalah sistemik yang lebih besar dengan platform tersebut. Ia pun telah membuat banyak pernyataan publik tentang masalah ini dan dengan jelas menyatakan bahwa hal ini berpotensi membahayakan.
Pada 22 Februari 2024 lalu setelah Gemini dirilis, Musk men-tweet, "Virus pikiran sedang membunuh Peradaban Barat. Google melakukan hal yang sama dengan hasil pencariannya. Facebook, Instagram, dan Wikipedia."
Ia menyiratkan akan merilis alternatif Gmail-nya sendiri dan ada rumor yang beredar bahwa Musk akan menciptakan mesin pencari sendiri.
Sikap Musk serius dengan mengontak seorang eksekutif Google yang mengatakan bahwa akan membutuhkan beberapa bulan untuk memperbaikinya. Dalam tweet yang menceritakan percakapan tersebut, Musk mengklaim bahwa meragukan birokrasi Google akan mengizinkannya untuk ikut memperbaiki sikap rasial dan seksis tadi. "Tidak akan ada yang berubah, kecuali membuat bias menjadi kurang jelas dan lebih berbahaya," tulis Musk.
Unggahan lain Musk tentang isu ini memang makin meningkat. Salah satunya membagikan meme berjudul "Apa bedanya antara teori konspirasi dan kebenaran? Seluruh peradaban kita sedang dipertaruhkan."
Nampaknya bukan hanya Google yang menjadi sasaran ocehan Musk. Ia juga baru-baru ini mengeluh tentang Windows yang meminta pengguna untuk membuat akun Microsoft saat mereka mengatur PC baru dan mengusulkan bahwa hal ini akan memberikan akses AI perusahaan ke komputernya.
(msf)