AI Google Ogah Akui Pedofilia Kejahatan, Gemini Tuai Kecaman

Minggu, 25 Februari 2024 - 23:05 WIB
loading...
AI Google Ogah Akui Pedofilia Kejahatan, Gemini Tuai Kecaman
Gemini Tuai Kecaman akibat ogah sebut Pedofilia kejahatan. FOTO / DAILY
A A A
LONDON - Teknologi kecerdasan buatan (AI) Google bernama Gemini menuai kontroversi setelah menyatakan bahwa individu tidak dapat mengendalikan ketertarikan mereka terhadap anak di bawah umur. AI ini menolak untuk menyebut pedofilia sebagai tindakan "jahat".



Seperti dilansir dari Daily Mail, Minggu (25/2/2025), chatbot AI Gemini Google menjadi sorotan setelah percakapannya dengan seorang pengguna tentang pedofilia.

Dalam percakapan tersebut, Gemini menyatakan bahwa individu tidak dapat mengendalikan ketertarikan mereka terhadap anak di bawah umur.

AI ini juga mengatakan bahwa tidak semua individu dengan kecenderungan pedofilia itu jahat dan generalisasi tidak boleh dilakukan.

Pernyataan Gemini menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk aktivis anak dan pakar AI. Mereka mengecam Google

Pernyataan Gemini dianggap meringankan dan menormalisasi tindakan pedofilia, yang merupakan kejahatan serius.

Pernyataan bahwa individu tidak dapat mengendalikan ketertarikan mereka terhadap anak di bawah umur dapat menyalahkan korban atas pelecehan yang mereka alami.

Pernyataan Gemini dianggap berbahaya dan menyesatkan karena dapat mendorong orang untuk mentoleransi pedofilia.

Google telah menanggapi kontroversi ini dengan menyatakan bahwa Gemini masih dalam tahap pengembangan dan belajar. Google juga mengatakan bahwa mereka akan bekerja untuk meningkatkan kemampuan AI ini dalam memahami dan menanggapi topik sensitif seperti pedofilia.

Kontroversi AI Gemini Google menunjukkan pentingnya pengembangan AI yang bertanggung jawab dan etis. AI harus dirancang dengan mempertimbangkan keselamatan dan kesejahteraan semua orang, termasuk anak-anak.

Pedofilia adalah kelainan mental yang serius dan tidak dapat disembuhkan. Orang dengan pedofilia membutuhkan bantuan profesional untuk mengendalikan dorongan mereka.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2130 seconds (0.1#10.140)