Riset F5 Sebut Konsumen Lebih Peduli Kenyamanan Dibanding Keamanan Data
loading...

Laporan bertajuk Curve of Convenience 2020: The Privacy-Convenience Paradox mengungkap, 43% konsumen Asia Pasifik berharap perusahaan melindungi datanya dan 32% responden meyakini hal tersebut tanggung jawab pemerintah. Foto/ist
A
A
A
JAKARTA - Di tengah maraknya pembobolan atau pencurian data di dunia digital atau jagad maya, laporan terbaru F5 menunjukkan konsumen ternyata banyak yang tak peduli dengan data digitalnya. (Baca juga: Transaksi E-Commerce Capai Rp13 T per Bulan, RI Kejar Pajak PMSE Lintas Negara )
Laporan bertajuk Curve of Convenience 2020: The Privacy-Convenience Paradox mengungkap, 43% konsumen Asia Pasifik berharap perusahaan melindungi datanya dan 32% responden meyakini hal tersebut tanggung jawab pemerintah.
![Riset F5 Sebut Konsumen Lebih Peduli Kenyamanan Dibanding Keamanan Data]()
Sementara lebih dari 9 dari 10 orang (96%) memilih kenyamanan dan pengalaman pengguna yang mulus dan tanpa gangguan daripada keamanan. Temuan-temuan ini mengungkapkan beratnya upaya yang harus dilakukan untuk menemukan keseimbangan antara keamanan dan kenyamanan di mana perusahaan dan pemerintah memikul tanggung jawab besar.
Di lingkungan yang menantang seperti saat ini, khususnya ketika tengah menghadapi COVID-19 serta kebiasaaan digital yang menyebabkan banyak sistem dan penggunanya terekspos, perusahaan dan pemerintah ditekan memperkuat kerangka keamanan mereka dan memperketat regulasi serta kepatuhan terhadap kebijakan.
![Riset F5 Sebut Konsumen Lebih Peduli Kenyamanan Dibanding Keamanan Data]()
Menurut pakar industri, Ankit Saurabh, Assistant Lecturer di School of Engineering and Technology, PSB Academy, COVID-19 mengubah banyak aspek rutinitas. "Sebagian besar dari kita telah beradaptasi menuju kenormalan baru yang melibatkan working-from-home hingga aplikasi online untuk perbankan, hiburan, belanja, dan layanan antarmakanan yang telah menjadi cara utama kita mengakses barang dan jasa," kata Saurabh.
Dalam situasi yang krusial seperti ini, lanjut dia, perusahaan-perusahaan harus bekerja dengan lebih keras dalam membenahi kekuatan keamanan mereka untuk melindungi data pelanggan dan internal perusahaan.
![Riset F5 Sebut Konsumen Lebih Peduli Kenyamanan Dibanding Keamanan Data]()
Supaya terus bisa kompetitif dalam kondisi seperti ini, berbagai perusahaan harus terus menyediakan pengalaman digital yang unik, berperforma tinggi, dan aman secara konsisten sembari memenuhi persyaratan dan kewajiban keamanan yang rumit. Mereka juga harus memastikan pengalaman pengguna yang nyaman, mulus, dan mudah digunakan.
"Guna mencapai tujuan ini, perusahaan harus berkaca pada sumber daya yang belum mereka sentuh, yakni para pelanggan," ujarnya.
Laporan bertajuk Curve of Convenience 2020: The Privacy-Convenience Paradox mengungkap, 43% konsumen Asia Pasifik berharap perusahaan melindungi datanya dan 32% responden meyakini hal tersebut tanggung jawab pemerintah.

Sementara lebih dari 9 dari 10 orang (96%) memilih kenyamanan dan pengalaman pengguna yang mulus dan tanpa gangguan daripada keamanan. Temuan-temuan ini mengungkapkan beratnya upaya yang harus dilakukan untuk menemukan keseimbangan antara keamanan dan kenyamanan di mana perusahaan dan pemerintah memikul tanggung jawab besar.
Di lingkungan yang menantang seperti saat ini, khususnya ketika tengah menghadapi COVID-19 serta kebiasaaan digital yang menyebabkan banyak sistem dan penggunanya terekspos, perusahaan dan pemerintah ditekan memperkuat kerangka keamanan mereka dan memperketat regulasi serta kepatuhan terhadap kebijakan.

Menurut pakar industri, Ankit Saurabh, Assistant Lecturer di School of Engineering and Technology, PSB Academy, COVID-19 mengubah banyak aspek rutinitas. "Sebagian besar dari kita telah beradaptasi menuju kenormalan baru yang melibatkan working-from-home hingga aplikasi online untuk perbankan, hiburan, belanja, dan layanan antarmakanan yang telah menjadi cara utama kita mengakses barang dan jasa," kata Saurabh.
Dalam situasi yang krusial seperti ini, lanjut dia, perusahaan-perusahaan harus bekerja dengan lebih keras dalam membenahi kekuatan keamanan mereka untuk melindungi data pelanggan dan internal perusahaan.

Supaya terus bisa kompetitif dalam kondisi seperti ini, berbagai perusahaan harus terus menyediakan pengalaman digital yang unik, berperforma tinggi, dan aman secara konsisten sembari memenuhi persyaratan dan kewajiban keamanan yang rumit. Mereka juga harus memastikan pengalaman pengguna yang nyaman, mulus, dan mudah digunakan.
"Guna mencapai tujuan ini, perusahaan harus berkaca pada sumber daya yang belum mereka sentuh, yakni para pelanggan," ujarnya.
Lihat Juga :