Hacker Bahrain Sukses Tembus Sistem Pertahanan Angkatan Laut AS
loading...
A
A
A
AL-MANAMAH - Hacker Bahrain mengklaim telah menembus sistem Armada Kelima Angkatan Laut AS dan memperoleh akses ke dokumen rahasia.
Pada hari Minggu (11/2), kelompok peretas Tim al-Toufan [Badai] melakukan operasi melawan Armada Kelima AS di Bahrain, yang membahayakan navigasi maritim di Asia Barat.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka telah memperoleh dokumen berisi gambar dan peta rinci dari dalam pangkalan militer Amerika di Bahrain.
Mereka merilis sebagian kecil dari dokumen tersebut, dengan mengatakan, “Apa yang kita miliki lebih besar, dan akan menjangkau mereka [yang] peduli dan mendukung… operasi Poros Perlawanan melawan Poros Kejahatan Amerika.”
Kebocoran tersebut ditujukan untuk “para pahlawan perlawanan yang gagah berani dan terhormat di Palestina, Lebanon, Yaman dan Irak, dan para syuhada yang saleh … dalam perjalanan menuju Al-Quds],” tambahnya seperti dilansir dari Tehran News, Minggu (25/2/2024).
Tim al-Toufan sering meninggalkan pesan di situs web yang mereka retas. Pesan-pesan ini biasanya berisi kritik terhadap pemerintah AS atau dukungan terhadap kelompok-kelompok Islam radikal.
Pada tahun 2017, Tim al-Toufan diklaim bertanggung jawab atas penyebaran malware yang menargetkan pengguna komputer. Malware ini dirancang untuk mencuri data pribadi dan keuangan pengguna.
Pada hari Minggu (11/2), kelompok peretas Tim al-Toufan [Badai] melakukan operasi melawan Armada Kelima AS di Bahrain, yang membahayakan navigasi maritim di Asia Barat.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka telah memperoleh dokumen berisi gambar dan peta rinci dari dalam pangkalan militer Amerika di Bahrain.
Mereka merilis sebagian kecil dari dokumen tersebut, dengan mengatakan, “Apa yang kita miliki lebih besar, dan akan menjangkau mereka [yang] peduli dan mendukung… operasi Poros Perlawanan melawan Poros Kejahatan Amerika.”
Kebocoran tersebut ditujukan untuk “para pahlawan perlawanan yang gagah berani dan terhormat di Palestina, Lebanon, Yaman dan Irak, dan para syuhada yang saleh … dalam perjalanan menuju Al-Quds],” tambahnya seperti dilansir dari Tehran News, Minggu (25/2/2024).
Tim al-Toufan sering meninggalkan pesan di situs web yang mereka retas. Pesan-pesan ini biasanya berisi kritik terhadap pemerintah AS atau dukungan terhadap kelompok-kelompok Islam radikal.
Pada tahun 2017, Tim al-Toufan diklaim bertanggung jawab atas penyebaran malware yang menargetkan pengguna komputer. Malware ini dirancang untuk mencuri data pribadi dan keuangan pengguna.
(wbs)