5 Robot Humanoid Paling Mirip Manusia, Ada Sophia dan Ameca
loading...
A
A
A
3. Geminoid DK
Geminoid DK muncul pada tahun 2011 dan mengejutkan semua orang dengan ekspresi wajah yang realistis. Terbuat dari rangka logam yang dilapisi kulit silikon dan rambut manusia dan buatan, Geminoid DK tampak persis seperti profesor Denmark, Henrik Scharfe, dari Universitas Aalborg, yang berkolaborasi dalam proyek ini bersama insinyur Jepang Hiroshi Ishiguro, timnya di Advanced Telecommunication Institute International, dan produsen robot Kokoro dari Sanrio Group.
Geminoid DK adalah robot pertama dari seri Geminoid yang tidak dibuat menurut model orang Jepang. Ini juga robot humanoid pertama dengan janggut. Janggut dan semua rambut wajah DK ditanamkan dan dipangkas secara manual dengan pencukur milik Henrik Scharfe sendiri.
Geminoid DK memiliki serangkaian aktuator pneumatik di wajah, leher, dan bahu. Ini bisa membuat gerakan pernapasan dan berkedip secara otonom, tetapi, berbeda dengan Ameca dan Sophia, harus dioperasikan jarak jauh untuk hidup.
Geminoid DK diprogram untuk melacak ekspresi wajah dan gerakan kepala operator dan menirunya melalui teknologi motion capture. Operator dapat melihat dan mendengar lingkungan robot secara jarak jauh melalui kamera dan mikrofon, dan meresponsnya. Geminoid DK dibuat untuk mempelajari interaksi manusia-robot, khususnya reaksi orang ketika dihadapkan dengan versi robotik dari manusia nyata.
4. Nadine
Nadine adalah robot humanoid yang dimodelkan berdasarkan Profesor Nadia Magnenat Thalmann, pendiri MIRALab di Universitas Geneva dan kepala Institute for Media Innovation di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, dari 2009 hingga 2021.
Pendamping sosialnya dibangun di NTU pada tahun 2015. Sementara perusahaan Jepang, Kokoro, menciptakan perangkat keras Nadine dan tim Thalmann di NTU membuat perangkat lunak dan menggerakkan tangan robot untuk mencapai cengkeraman yang alami.
Nadine diciptakan untuk menjadi resepsionis atau pendamping orang dengan kebutuhan khusus. Dia dapat membacakan cerita, menunjukkan gambar, mengirimkan email, melakukan panggilan video, dan berkomunikasi dengan keluarga mereka.
Robot ini menggunakan kecerdasan buatan untuk berbicara dalam enam bahasa. Dia bisa melakukan kontak mata, memahami beberapa gerakan, dan merespons apa yang dilihat dan didengar dengan ekspresi wajah dan gerakan tubuh bagian atas. Dia bahkan bisa mengalami perubahan suasana hati sesuai dengan perlakuan yang diterimanya.
Nadine dilengkapi dengan Perception-Decision-Action, sebuah kerangka konseptual yang menggambarkan aliran informasi dan pemrosesan dalam sistem kecerdasan buatan atau robotika. Pertama, sistem mengumpulkan informasi tentang lingkungannya menggunakan sensor. Dalam kasus Nadine, ia menggunakan kamera kedalaman 3D, webcam, mikrofon, dan perangkat pendeteksi gerakan untuk mempersepsi dan mengenali wajah, emosi, gerakan, niat, objek di sekitarnya, dan sebagainya.
Setelah sistem mengumpulkan semua informasi itu, komponen pengambil keputusan memproses data ini untuk memahami konteks dan membuat keputusan berdasarkan aturan yang telah ditentukan atau pola yang telah dipelajari. Sistem kemudian menerjemahkan keputusan ini menjadi tindakan, seperti respons verbal atau gerakan di beberapa bagian wajah untuk mengekspresikan emosi.
5. BINA48
Berbeda dengan robot humanoid lainnya, BINA48 tidak memiliki torso. Dia adalah sebuah patung kepala dan bahu yang dipasang pada bingkai. BINA48 diciptakan oleh Hanson Robotics dan pengusaha Martine Rothblatt, pendiri Terasem Movement. BINA48 dikembangkan sebagai proyek dalam kerangka kesadaran digital dan pengunggahan pikiran melalui apa yang disebut Terasem Movement sebagai mindfiles. Yaitu catatan terkomputerisasi tentang pikiran manusia yang akan digunakan untuk membuat salinan digital dari manusia. Hal ini mencakup elemen yang berkontribusi pada identitas dan kesadaran individu, seperti sifat kepribadian, pengalaman pribadi, nilai dan keyakinan, pola emosional, dan basis pengetahuan.