10 Skandal Industri Teknologi yang Mengguncang Dunia

Selasa, 21 November 2023 - 22:00 WIB
loading...
A A A
Hal ini menyebabkan FCC memberlakukan pembatasan yang sangat ketat yang efektif memutuskan koneksi Huawei dari mitra teknologi dan konsumen Amerika. Masalah ini semakin rumit dengan hubungan dekat perusahaan ini dengan pejabat-pejabat China, terutama pendirinya yang diduga mendapatkan kontrak menguntungkan berkat hubungannya. Pejabat Amerika dan pejabat di negara lain seperti Swedia telah menyatakan keprihatinan bahwa serangan siber dapat dilakukan melalui ponsel dan infrastruktur Huawei. Saat ini, dampak dari larangan awal masih berlanjut, dan bukti yang dapat diverifikasi dari serangan apa pun belum dipublikasikan.


4. Perebutan Paten Samsung dan Apple


Samsung dan Apple secara berulang kali saling menuntut atas dugaan pelanggaran berbagai paten, terutama yang berkaitan dengan lini ponsel pintar dan tablet mereka. Gugatan diajukan tidak hanya di pengadilan AS tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Inggris, Jepang, Jerman, dan berbagai wilayah lain. Hampir dalam setiap kasus, ketika satu pihak menang, pihak lain akan mengajukan banding, meskipun akhirnya Apple yang keluar sebagai pemenang.

Pada 2012, Samsung telah dinyatakan bersalah karena melanggar beberapa paten Apple, dan meskipun banding diajukan, perusahaan tersebut akhirnya terpaksa mengakui kesalahannya. Namun, perdebatan tentang ganti rugi yang seharusnya dibayar oleh Samsung terus berlanjut bertahun-tahun setelah kemenangan awal Apple, dan baru pada tahun 2018, angka final ditentukan. Awalnya, Apple telah diberi lebih dari 1 miliar dollar AS atau setara Rp 16 triliun oleh juri, tetapi setelah proses banding yang panjang, angka itu akhirnya dikurangi menjadi 539 juta dollar AS.

5. Rootkit CD Sony


Skandal rootkit Sony pada pertengahan tahun 2000an menjadi pelajaran tentang bagaimana cara yang tidak benar merespons krisis. Ketika peneliti keamanan Mark Russinovich pertama kali melaporkan bahwa Sony secara diam-diam mengeset rootkit pada PC, bos-bos perusahaan awalnya meremehkan klaim tersebut.

Seperti dilaporkan oleh The New York Times, seorang petinggi Sony dalam wawancaranya di radio mengatakan, "Kebanyakan orang, saya kira, bahkan tidak tahu apa itu rootkit, jadi mengapa mereka peduli tentang itu?"

Rootkit-rootkit itu ditanam pada CD perusahaan penerbitan dan diinstal sebagai cara untuk menerapkan kebijakan manajemen hak digital perusahaan. Karena sifat instalasi drive disk Windows, rootkit dapat menginstal dirinya tanpa memicu popup untuk pengguna, membuatnya sepenuhnya tersembunyi.

Rootkit itu akan memonitor dan mencegah program-program yang tidak sah membaca disk dan juga mengirimkan data tentang apa yang sedang didengarkan pengguna kembali ke Sony. Tidak hanya itu, tetapi sangat sulit untuk dihapus bahkan setelah ditemukan dan menciptakan cacat keamanan potensial baik saat diinstal maupun setelahnya. Setelah kecaman yang signifikan tentang temuan awal dan bagaimana para bos menanggapi laporan tersebut, akhirnya Sony menawarkan untuk menarik kembali CD-nya dan menggantinya. Namun, kerusakan sudah terjadi, baik pada reputasi Sony maupun pada komputer jutaan pengguna yang tidak curiga.

6. Penipuan Theranos


Perusahaan pengujian darah revolusioner yang didirikan oleh Elizabeth Holmes, Theranos, ternyata dibangun atas klaim palsu. Kasus ini berujung pada vonis bersalah Holmes dan membuatnya mendekam di penjara atas berbagai tuduhan penipuan.

Theranos mengklaim telah menemukan cara untuk melakukan berbagai tes darah menggunakan mesin yang jauh lebih kecil dan lebih terjangkau daripada yang pernah dibangun sebelumnya, tetapi pada awalnya, muncul kekhawatiran tentang akurasi tesnya. Meskipun demikian, investor terus menanam uang ke startup ini, mencapai valuasi puncak sekitar USD10 miliar dan menjadikan Holmes sebagai salah satu bintang terbesar di Silicon Valley.

Pada 2015, beberapa laporan muncul bahwa mesin Theranos sebenarnya tidak berguna dan tidak dapat melakukan sebagian besar tes yang diklaim. Selain itu, sebagian besar pengujian darah yang dilakukan oleh perusahaan bergantung pada mesin-mesin pesaing yang startup tersebut klaim akan menjadi usang.

Temuan-temuan ini membuat regulator bertindak. Pada 2016, Holmes dilarang menjalankan perusahaan. Akhirnya, baik Holmes maupun mitra bisnisnya dijatuhi hukuman penjara karena penipuan, tetapi itu bukanlah penghiburan bagi para investor yang telah tertipu jutaan dolar atau pasien yang telah diberikan tes darah yang mungkin tidak akurat.

7. Pemblokiran Fortnite oleh Apple


Pertikaian panjang antara Epic dan Apple dimulai pada tahun 2020 dan masih berlanjut. Ketidaksetujuan dimulai ketika Epic mengumumkan peluncuran metode pembayaran langsung di Fortnite pada iOS, memberikan pemain diskon 20% pada mikrotransaksi dengan menghilangkan potongan 30% yang biasanya diambil oleh Apple pada transaksi App Store. Epic melakukan ini, menurut CEO-nya, sebagai protes terhadap monopoli dan biaya transaksi tinggi yang diduga dimiliki oleh Apple.

Setelah proses pengadilan yang panjang dan beberapa banding, Epic akhirnya kalah dalam kasus ini dan hakim memutuskan bahwa Apple tidak melanggar hukum antitrust dalam menjalankan App Store. Namun, pada September 2023, kedua belah pihak mengumumkan banding ke Mahkamah Agung untuk menantang hasil tersebut. Apple ingin tinjauan terhadap satu poin yang kalah mengenai kemampuannya mencegah pengembang aplikasi menambahkan tautan ke opsi pembayaran alternatif, dan Epic menginginkan tinjauan keseluruhan kasus.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2331 seconds (0.1#10.140)