OpenAI Buka Lapangan Kerja, Tawarkan Gaji Selangit
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Perusahaan teknologi OpenAI terus membuka lapangan kerja dengan tawaran gaji yang menggiurkan. Perusahaan teknologi yang dipimpin oleh Sam Altman itu juga masih mencari ilmuwan serta manager dengan talenta yang sejalan dengan kebutuhan perusahaan.
Dikutip dari akun X @TMIHARIINI disebutkan bahwa OpenAI masih aktif merekrut bakat-bakat baru untuk bergabung dalam Superalignment Team. Laman Business Insider menyebutkan bahwa OpenAI berupaya mencari para insinyur dan periset berkualitas tinggi.
"Agar makin banyak top engineers yang tertarik bergabung dengan OpenAI dan mengembangkan sistem AI mereka, gaji sekian miliar per tahun akan diberikan. Juga dengan hadiah lain berupa saham dan insentif lainnya," tulis akun X @TMIHARIINI dikutip SINDOnews, Selasa (14/11/2023).
Setidaknya tawaran gaji yang mereka berikan ada di angka USD245.000 atau mencapai Rp3,8 miliar per tahun hingga USD450.000 atau Rp7,02 miliar per tahun. Seperti yang disebutkan akun X @TMIHARIINI, pendapatan tersebut akan bisa bertambah dengan bonus-bonus lainnya.
Hanya saja menurut Business Insider, saat ini OpenAI lebih tertarik merekrut pekerja dan periset yang masih menjadi karyawan Google. OpenAI malah menyiapkan bonus sejumlah USD5 juta atau setara Rp78,07 miliar hingga USD10 juta atau sama dengan Rp156,1 miliar bagi para Head Hunter atau perekrut yang bisa membawa mereka pindah dari Google ke OpenAI.
Pelan-pelan OpenAI memang seakan ingin menggembosi Google. Secara perlahan-lahan beberapa periset dan insinyur dari Google memang sudah pindah ke OpenAI.
Business Insider menyebutkan dalam pembuatan ChatGPT, setidaknya ada lima orang periset yang sebelumnya bekerja di Google. Tidak hanya Google, mereka juga berhasil menarik puluhan orang pintar yang sebelumnya bekerja di Meta.
Total ada 93 orang yang saat ini ada di OpenAI sebelumnya bekerja di Google dan Meta. "Sebanyak 59 orang dulunya bekerja di Google, sisanya dari Meta," sebut Business Insider.
Jan Leike, Head of Superalignment oopenAI mengatakan saat ini kehadiran para insinyur dan periset tersebut nantinya akan bisa membantu pengembangan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang sejalan dengan kebutuhan manusia.
"Kami mencari mereka-mereka yang ingin membuat AI jadi lebih aman, bisa berpikir kritis, dan mengerti pengkodean dan machine learning," ujar Jan Leike.
Dikutip dari akun X @TMIHARIINI disebutkan bahwa OpenAI masih aktif merekrut bakat-bakat baru untuk bergabung dalam Superalignment Team. Laman Business Insider menyebutkan bahwa OpenAI berupaya mencari para insinyur dan periset berkualitas tinggi.
"Agar makin banyak top engineers yang tertarik bergabung dengan OpenAI dan mengembangkan sistem AI mereka, gaji sekian miliar per tahun akan diberikan. Juga dengan hadiah lain berupa saham dan insentif lainnya," tulis akun X @TMIHARIINI dikutip SINDOnews, Selasa (14/11/2023).
Setidaknya tawaran gaji yang mereka berikan ada di angka USD245.000 atau mencapai Rp3,8 miliar per tahun hingga USD450.000 atau Rp7,02 miliar per tahun. Seperti yang disebutkan akun X @TMIHARIINI, pendapatan tersebut akan bisa bertambah dengan bonus-bonus lainnya.
Hanya saja menurut Business Insider, saat ini OpenAI lebih tertarik merekrut pekerja dan periset yang masih menjadi karyawan Google. OpenAI malah menyiapkan bonus sejumlah USD5 juta atau setara Rp78,07 miliar hingga USD10 juta atau sama dengan Rp156,1 miliar bagi para Head Hunter atau perekrut yang bisa membawa mereka pindah dari Google ke OpenAI.
Pelan-pelan OpenAI memang seakan ingin menggembosi Google. Secara perlahan-lahan beberapa periset dan insinyur dari Google memang sudah pindah ke OpenAI.
Business Insider menyebutkan dalam pembuatan ChatGPT, setidaknya ada lima orang periset yang sebelumnya bekerja di Google. Tidak hanya Google, mereka juga berhasil menarik puluhan orang pintar yang sebelumnya bekerja di Meta.
Total ada 93 orang yang saat ini ada di OpenAI sebelumnya bekerja di Google dan Meta. "Sebanyak 59 orang dulunya bekerja di Google, sisanya dari Meta," sebut Business Insider.
Jan Leike, Head of Superalignment oopenAI mengatakan saat ini kehadiran para insinyur dan periset tersebut nantinya akan bisa membantu pengembangan sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang sejalan dengan kebutuhan manusia.
"Kami mencari mereka-mereka yang ingin membuat AI jadi lebih aman, bisa berpikir kritis, dan mengerti pengkodean dan machine learning," ujar Jan Leike.
(wib)