Dua Penyebab Memakai HP Bakal Berdampak Negatif: Posisi dan Durasi

Jum'at, 03 November 2023 - 11:51 WIB
loading...
Dua Penyebab Memakai HP Bakal Berdampak Negatif: Posisi dan Durasi
Penggunaan HP yang tidak sesuai bisa mengakibatkan dampak negatif dalam jangka panjang. Foto: Samsung Indonesia
A A A
JAKARTA - Para orang tua wajib tau dampak negatif penggunaan gadget seperti smartphone dalam waktu yang lama. Profesor Ridha Dharmajaya mengungkap ada dua hal penyebab penggunaan gadget yang harus diwaspadai. Sebab, jika dibiarkan risikonya besar, yakni bisa berakibat pada kelumpuhan.

Menurut Prof Ridha, orang tua harus mengingat dua hal ini: posisi dan durasi. “Jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, maka akan ada beban yang ditanggung. Semakin dalam tekukan itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung leher," terang Prof Ridha saaat menyampaikan materinya di hadapan ratusan guru Muhammadiyah Kecamatan Baki Solo, Kamis (2/11), dalam Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI).

Jika ini berlangsung singkat atau hanya beberapa menit lanjut Prof Ridha, hal itu tidak begitu berdampak. “Tetapi, jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya.

Dua Penyebab Memakai HP Bakal Berdampak Negatif: Posisi dan Durasi

Dulunya gejala ini ungkap Prof Ridha, sering dirasakan orang tua usia 60 tahun ke atas. Tapi sekarang mulai dirasakan remaja baik tingkat SMA, SMP bahkan anak SD.

“Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama maka yang terjadi adalah kematian saraf," ucapnya lagi.

Kematian saraf ini ungkap Prof Ridha jauh lebih berbahaya dan berujung cacat dengan gejala yang dialami adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil “loss” atau tidak terasa dan seksualitas bagi kaum lelaki hilang.



"Jika seperti ini maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," sebutnya. Sehingga yang terjadi, 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi yang cacat. “Alhasil, mimpi mengggapai bonus demografi justru bisa berujung bencana demografi,” ungkapnya.

Masalah Serius

Karena itu, ia menganggap pentingnya gerakan gadget sehat hadir di Indonesia dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari situasi bonus demografi.

Menurut Prof Ridha, para guru memegang peranan penting untuk menentukan nasib generasi muda dalam menghadapi situasi bonus demografi dengan usia produktifnya jauh lebih tinggi dari usia nonproduktifnya.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2721 seconds (0.1#10.140)