Suara Pro Palestina Dibungkam di Sosial Media, Benarkah?

Kamis, 26 Oktober 2023 - 19:54 WIB
loading...
A A A
"Saya tidak suka siapa pun yang mengendalikan saya, dan selama ketegangan di Sheikh Jarrah, lingkungan Palestina di Yerusalem Timur, saya mengalami banyak pembatasan," kata Darwish kepada Al Jazeera, menambahkan bahwa Facebook juga memperingatkannya tentang menyebarkan "ujaran kebencian" saat itu.

"Fungsi dari alat ini adalah mengubah bentuk kalimat untuk membuatnya sulit bagi kecerdasan buatan dan algoritma Facebook untuk memahami makna teks," tuturnya.

Tak lama setelah memperhatikan keluhan pengguna tentang sensor media sosial terhadap konten pro-Palestina, firma hukum yang berbasis di Florida yang disebut Muslim Legal dan berfokus pada membantu Muslim Amerika, mendirikan halaman di situs webnya di mana siapa pun yang menghadapi sensor seperti itu dapat berbagi pengalaman mereka. Pada saat publikasi, Muslim Legal telah menerima lebih dari 450 pengajuan.

"Kami melihat halaman-halaman yang hanya berbicara untuk keadilan bagi orang Palestina secara tiba-tiba ditutup dan dilarang tanpa peringatan," kata Hassan Shibly, pendiri firma tersebut, kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara. "Kami juga melihat orang-orang dibatasi untuk komentar yang tidak bersalah."

Sekarang Shibly mencoba membawa keluhan-keluhan ini ke platform untuk mencoba menyelesaikannya. "Penggunaan media sosial oleh komunitas sangat penting. Itu salah satu cara kita bisa melawan narasi Islamofobia. Itu salah satu cara kita bisa mengungkap kejahatan perang yang terjadi. Dan itu salah satu alat yang kita miliki untuk membongkar propaganda dan informasi yang keliru yang digunakan untuk membenarkan pembersihan etnis yang terjadi di Palestina oleh Israel."
(msf)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2090 seconds (0.1#10.140)