Jangan Mudah Tertipu, Inilah Cara Menghindari Penipuan Donasi Palsu Konflik Israel-Palestina

Senin, 23 Oktober 2023 - 13:30 WIB
loading...
Jangan Mudah Tertipu,...
Penjahat siber mengeksploitasi konflik Israel-Hamas lewa email dan situs web penipuan. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Mereka yang aktif mengikuti isu konflik Israel-Palestina harus hati-hati. Sebab, pejahat siber saat ini aktif mengeksploitasi konflik tersebut untuk menipu dengan donasi palsu.

Menurut Kaspersky , penjahat siber memanfaatkan kesediaan masyarakat untuk membantu korban Palestina dengan menipu calon korban agar memberikan donasi, yang pada akhirnya berujung pada pencurian uang.

Hingga saat ini, diketahui lebih dari 540 email penipuan serta situs web palsu ditemukan. Kaspersky mengimbau pengguna untuk tetap waspada dan mengambil langkah proaktif untuk memverifikasi penerima donasi.

“Penipuan amal palsu sering terjadi, sering kali mengeksploitasi bencana atau keadaan darurat yang nyata,” ujar Andrey Kovtun, pakar keamanan di Kaspersky.

Menurutnya, ada lonjakan email penipuan yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang secara palsu meminta sumbangan untuk mereka yang terdampak konflik.

Penyerang menggunakan teknik rekayasa sosial canggih untuk mengeksploitasi keinginan masyarakat agar memberi donasi palsu. Misalnya, menyamar sebagai organisasi amal dan menggunakan bahasa emosional untuk membujuk pengguna agar mengeklik tautan situs web penipuan. Kemudian mereka akan diminta berkontribusi. Email penipuan ini datang dari berbagai alamat.

“Dalam email tersebut, penipu mencoba membuat beberapa variasi teks untuk menghindari filter spam. Misalnya, menggunakan berbagai frasa ajakan berdonasi seperti 'kami menyerukan belas kasih dan kebajikan Anda' atau 'kami menyerukan empati dan kemurahan hati Anda,' dan mengganti kata-kata seperti 'bantuan' dengan sinonim seperti 'dukungan', 'bantuan',” katanya.

Adapun tautan yang digunakan dalam email mengarah ke situs web penipuan. Situs web ini memberikan konteks kepada pengguna tentang konflik, menampilkan foto, dan mendorong mereka memberikan donasi.

Penipu memfasilitasi transfer uang dengan mudah, menawarkan opsi untuk berbagai transaksi mata uang kripto – Bitcoin, Ethereum, Tether, hingga Litecoin.

Andrey mengatakan, untuk menghindari penipuan, ada baiknya untuk memeriksa halaman secara menyeluruh sebelum berdonasi. Situs palsu sering kali tidak memiliki informasi utama tentang penyelenggara amal, penerima, dokumentasi legitimasi, atau kurang transparan mengenai penggunaan dana.

Luangkah Waktu Sebelum Berdonasi

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum berdonasi:

1. Cek situs web dan kredensial badan amal tersebut
2. Untuk berdonasi secara online, ketikkan alamat situs amal akan lebih aman daripada mengklik link.
3. Jika Anda tidak yakin mengenai organisasi yang telah diperiksa, rujuk ke organisasi terkenal yang memberikan dukungan kemanusiaan seperti badan bantuan PBB.
4. Berhati-hatilah terhadap permintaan pengiriman uang.
5. Situs web palsu mungkin terlihat hampir mirip dengan situs amal asli, hanya detail tempat mengirim donasi yang menjadi satu-satunya perbedaan. Kesalahan ejaan atau tata bahasa sering kali menunjukkan halaman palsu.



6. Berhati-hatilah dalam bermedia sosial. Media sosial adalah cara yang berguna bagi badan amal untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan meminta donasi. Namun jangan berasumsi bahwa permintaan donasi di Facebook, Twitter, Instagram, atau YouTube adalah sah hanya karena ada teman yang menyukai ataumembagikannya.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)