Elon Musk Uji Coba Biaya Berlangganan Pengguna Media Sosial X, Kecil Sih Tapi…
loading...
A
A
A
SAN FRANSISCO - Media sosial X , sebelumnya Twitter, melakukan uji coba membebankan biaya kepada pengguna baru sebesar USD1 per tahun untuk menggunakan fitur-fitur dasar. Raksasa media sosial ini juga meluncurkan metode berlangganan tahunan "Bukan Bot" di Selandia Baru dan Filipina.
Pengguna yang membuat akun baru akan memverifikasi dengan nomor telepon dan kemudian membayar USD1 (Rp15.500). Mereka kemudian dapat menggunakan fitur-fitur utama seperti memposting, menyukai, membalas, memposting ulang, menandai, dan mengutip postingan.
Pengguna baru yang memilih untuk tidak berlangganan akan dialihkan ke fungsi "hanya baca", seperti membaca postingan, menonton video, dan mengikuti akun, menurut X. Pengumuman tersebut sejalan dengan pernyataan pemilik X, Elon Musk, yang mengambil alih platform tersebut pada tahun 2022.
Bulan lalu, Elon Musk mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengenakan pembayaran bulanan dalam jumlah kecil. Dia mengatakan pada saat itu bahwa biaya tersebut dimaksudkan untuk menjauhkan bot dari platform X.
“Ini untuk mengevaluasi langkah kami yang berpotensi kuat untuk membantu memerangi bot dan spammer di X. Sekaligus menyeimbangkan aksesibilitas platform dengan jumlah biaya yang kecil,” kata X, dikutip SINDOnews dari laman Cbsnews, Kamis (19/10/2023).
Media sosial X menambahkan biaya tersebut tidak akan menjadi pendorong keuntungan. Musk mengatakan X sudah memiliki 550 juta pengguna bulanan yang menghasilkan 100 juta hingga 200 juta postingan setiap hari.
Awal tahun, Musk juga memberlakukan batasan harian sementara pada postingan yang dapat dilihat pengguna. “untuk mengatasi tingkat pengikisan data dan manipulasi sistem yang ekstrem,” katanya.
Saat ini, X memiliki layanan berlangganan premium, membebankan biaya kepada pengguna untuk fitur tertentu. Termasuk kemampuan mengedit postingan dan memprioritaskan peringkat dalam percakapan dan pencarian. Harga untuk layanan ini mulai dari USD8 per bulan.
Pada saat yang sama, X menerbitkan syarat dan ketentuan 'Not-A-Bot' yang menjelaskan rincian layanan baru di Selandia Baru dan Filipina sebagai uji coba. Pengguna lama tidak akan terpengaruh selama pengujian.
Pengguna platform tidak terkesan dengan rencana baru Musk dan banyak yang mengatakan bahwa harga USD1 per tahun terlalu tinggi. “Tidak. Tidak ada gunanya,” tulis salah satu pengguna X yang tidak puas dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail.
Setelah pengambilalihan Twitter oleh Musk senilai USD44 miliar, dia memperkenalkan fitur premium berbayar 'Twitter Blue' yang membebankan biaya kepada pengguna USD8 per bulan atau USD11 jika mendaftar melalui iOS atau Android, untuk mengakses fitur tambahan.
Pelanggan Twitter Blue juga memiliki opsi untuk membuat postingan yang lebih panjang, Termauk bisa untuk membatalkan atau mengedit postingan, dan menerima peningkatan visibilitas di platform.
Pengguna yang membuat akun baru akan memverifikasi dengan nomor telepon dan kemudian membayar USD1 (Rp15.500). Mereka kemudian dapat menggunakan fitur-fitur utama seperti memposting, menyukai, membalas, memposting ulang, menandai, dan mengutip postingan.
Pengguna baru yang memilih untuk tidak berlangganan akan dialihkan ke fungsi "hanya baca", seperti membaca postingan, menonton video, dan mengikuti akun, menurut X. Pengumuman tersebut sejalan dengan pernyataan pemilik X, Elon Musk, yang mengambil alih platform tersebut pada tahun 2022.
Bulan lalu, Elon Musk mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengenakan pembayaran bulanan dalam jumlah kecil. Dia mengatakan pada saat itu bahwa biaya tersebut dimaksudkan untuk menjauhkan bot dari platform X.
“Ini untuk mengevaluasi langkah kami yang berpotensi kuat untuk membantu memerangi bot dan spammer di X. Sekaligus menyeimbangkan aksesibilitas platform dengan jumlah biaya yang kecil,” kata X, dikutip SINDOnews dari laman Cbsnews, Kamis (19/10/2023).
Media sosial X menambahkan biaya tersebut tidak akan menjadi pendorong keuntungan. Musk mengatakan X sudah memiliki 550 juta pengguna bulanan yang menghasilkan 100 juta hingga 200 juta postingan setiap hari.
Awal tahun, Musk juga memberlakukan batasan harian sementara pada postingan yang dapat dilihat pengguna. “untuk mengatasi tingkat pengikisan data dan manipulasi sistem yang ekstrem,” katanya.
Saat ini, X memiliki layanan berlangganan premium, membebankan biaya kepada pengguna untuk fitur tertentu. Termasuk kemampuan mengedit postingan dan memprioritaskan peringkat dalam percakapan dan pencarian. Harga untuk layanan ini mulai dari USD8 per bulan.
Pada saat yang sama, X menerbitkan syarat dan ketentuan 'Not-A-Bot' yang menjelaskan rincian layanan baru di Selandia Baru dan Filipina sebagai uji coba. Pengguna lama tidak akan terpengaruh selama pengujian.
Pengguna platform tidak terkesan dengan rencana baru Musk dan banyak yang mengatakan bahwa harga USD1 per tahun terlalu tinggi. “Tidak. Tidak ada gunanya,” tulis salah satu pengguna X yang tidak puas dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail.
Setelah pengambilalihan Twitter oleh Musk senilai USD44 miliar, dia memperkenalkan fitur premium berbayar 'Twitter Blue' yang membebankan biaya kepada pengguna USD8 per bulan atau USD11 jika mendaftar melalui iOS atau Android, untuk mengakses fitur tambahan.
Pelanggan Twitter Blue juga memiliki opsi untuk membuat postingan yang lebih panjang, Termauk bisa untuk membatalkan atau mengedit postingan, dan menerima peningkatan visibilitas di platform.
(wib)