Cara Kerja Sistem Radio HIMERA G1 Ukraina, Bebas Jamming Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ukraina memiliki radio genggam yang diklaim bebas dari gangguan jamming Rusia, yaitu HIMERA G1. Hal ini memberikan keuntungan bagi pasukan Ukraina di garis depan arena pertempuran.
Dengan enkripsi Advanced Encryption Standard (AES) 256-bit yang kuat, sinyal radio HIMERA tidak dapat diblokir ataupun didekripsi oleh Rusia .
Merujuk laman Euromaidanpress, Rabu (18/10/2023), HIMERA G1 menggunakan teknologi spektrum penyebaran frekuensi atau frequency hopping spread spectrum (FHSS). Teknologi FHSS ini memungkinkan radio untuk terus-menerus berpindah frekuensi, sehingga membuat musuh kesulitan dalam menargetkannya.
Ditambah lagi, HIMERA memiliki daya radiasi yang rendah dibandingkan radio pada umumnya. Rendahnya daya radiasi HIMERA akan membuat pasukan musuh kesulitan mendeteksi sinyalnya dengan sistem pengintaian elektronik. Walaupun perangkat pihak musuh menghasilkan daya lebih dari 1 kilowatt, HIMERA tetap tidak bisa diinterferensi karena radio ini memanfaatkan rentang frekuensi yang luas. Namun, lain halnya jika musuh berada di dekatnya.
HIMERA dapat diintegrasikan ke dalam sistem kesadaran situasional atau digunakan sebagai sinyal GPS guna mencari dan mengevakuasi tentara. Untuk mengontrol seluruh sistem radio HIMERA, pengguna bisa melakukannya melalui ponsel cerdas dengan bluetooth 5.0.
Selain cara kerja yang menjadikannya unggul, HIMERA juga memiliki sejumlah fitur yang menonjol. Salah satunya, baterai HIMERA mampu bertahan hingga empat hari dalam mode transmisi 10 persen dan mode siaga 90 persen. Pengisian baterai pun dapat dilakukan dengan hanya menggunakan konektor Type-C yang banyak dimiliki pengguna handphone. HIMERA dapat pula digunakan dengan headphone ukuran standar 3,5 mm.
Dengan komponen yang tersedia di pasar, dapat dikatakan bahwa perangkat HIMERA murah dan mudah diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu sebulan.
Dengan enkripsi Advanced Encryption Standard (AES) 256-bit yang kuat, sinyal radio HIMERA tidak dapat diblokir ataupun didekripsi oleh Rusia .
Merujuk laman Euromaidanpress, Rabu (18/10/2023), HIMERA G1 menggunakan teknologi spektrum penyebaran frekuensi atau frequency hopping spread spectrum (FHSS). Teknologi FHSS ini memungkinkan radio untuk terus-menerus berpindah frekuensi, sehingga membuat musuh kesulitan dalam menargetkannya.
Ditambah lagi, HIMERA memiliki daya radiasi yang rendah dibandingkan radio pada umumnya. Rendahnya daya radiasi HIMERA akan membuat pasukan musuh kesulitan mendeteksi sinyalnya dengan sistem pengintaian elektronik. Walaupun perangkat pihak musuh menghasilkan daya lebih dari 1 kilowatt, HIMERA tetap tidak bisa diinterferensi karena radio ini memanfaatkan rentang frekuensi yang luas. Namun, lain halnya jika musuh berada di dekatnya.
HIMERA dapat diintegrasikan ke dalam sistem kesadaran situasional atau digunakan sebagai sinyal GPS guna mencari dan mengevakuasi tentara. Untuk mengontrol seluruh sistem radio HIMERA, pengguna bisa melakukannya melalui ponsel cerdas dengan bluetooth 5.0.
Selain cara kerja yang menjadikannya unggul, HIMERA juga memiliki sejumlah fitur yang menonjol. Salah satunya, baterai HIMERA mampu bertahan hingga empat hari dalam mode transmisi 10 persen dan mode siaga 90 persen. Pengisian baterai pun dapat dilakukan dengan hanya menggunakan konektor Type-C yang banyak dimiliki pengguna handphone. HIMERA dapat pula digunakan dengan headphone ukuran standar 3,5 mm.
Dengan komponen yang tersedia di pasar, dapat dikatakan bahwa perangkat HIMERA murah dan mudah diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu sebulan.
(msf)