AS Selidiki Chip Buatan China, Perang Teknologi Kedua Negara Makin Panas
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi telah memulai penyelidikan terhadap chip canggih buatan China yang terdapat dalam ponsel pintar terbaru Huawei Technologies. Langkah ini membuat ketegangan kedua negara dalam perang teknologi semakin memanas.
Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya berupaya mendapatkan lebih banyak informasi tentang prosesor 7 nanometer yang “diduga” ditemukan dalam Mate 60 Pro. Departemen Perdagangan AS diketahui memberlakukan serangkaian pembatasan terhadap Huawei dan industri chip China selama dua tahun terakhir.
Chip tersebut dibuat oleh Semiconductor Manufacturing International China, dan Huawei masuk daftar hitam oleh AS dan dilarang mengakses teknologi Amerika. Penemuan chip tersebut memicu perdebatan di Washington mengenai keefektifan sanksi yang dimaksudkan untuk membendung teknologi asal China.
“Kami sedang berupaya untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang karakter dan komposisi chip 7nm tersebut,” kata perwakilan Departemen Perdagangan AS dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman thenationalnews, Minggu (10/9/2023).
Ponsel pintar Mate 60 Pro menggunakan komponen-komponen China dalam proporsi yang sangat tinggi, selain prosesor utamanya. Hal itu diketahui setelah dilakukan pengungkapan oleh TechInsights untuk Bloomberg.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan masih menahan diri untuk berkomentar sampai Washington mendapat informasi lebih lanjut. “Ada sejumlah metode berbeda untuk mencoba memahami apa sebenarnya yang kita hadapi di sini,” katanya kepada wartawan.
Diketahui sebelumnya Huawei meluncurkan smartphone yang lebih bertenaga, Mate 60 Pro+, dalam teaser video online. Mate 60 Pro+ menambahkan opsi penyimpanan maksimum satu terabyte dan memori 4GB lebih banyak dibandingkan model Pro.
Langkah ini bersamaan dengan sikap China yang memperluas larangan penggunaan iPhone di lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara. Membatasi penggunaan iPhone mengikis posisi Apple di pasar yang menghasilkan sekitar seperlima pendapatannya.
AS telah mencoba untuk membatasi sektor teknologi China selama bertahun-tahun di tengah kekhawatiran Washington terhadap keunggulan militer Beijing. China menentang pembatasan tersebut, namun memiliki ketakutan terhadap penggunaan teknologi asing di industri-industri sensitif dan berupaya mengurangi ketergantungan pada perangkat lunak dan sirkuit buatan AS.
Apple telah kehilangan nilai pasar sekitar USD200 miliar dalam beberapa hari terakhir, menambah serangkaian kekhawatiran atas China yang membebani indeks utama AS. Sebaliknya, saham pemasok Huawei melonjak hingga batas harian 10% di bursa China setelah penawaran terbaru Mate 60 Pro+.
Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya berupaya mendapatkan lebih banyak informasi tentang prosesor 7 nanometer yang “diduga” ditemukan dalam Mate 60 Pro. Departemen Perdagangan AS diketahui memberlakukan serangkaian pembatasan terhadap Huawei dan industri chip China selama dua tahun terakhir.
Chip tersebut dibuat oleh Semiconductor Manufacturing International China, dan Huawei masuk daftar hitam oleh AS dan dilarang mengakses teknologi Amerika. Penemuan chip tersebut memicu perdebatan di Washington mengenai keefektifan sanksi yang dimaksudkan untuk membendung teknologi asal China.
“Kami sedang berupaya untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang karakter dan komposisi chip 7nm tersebut,” kata perwakilan Departemen Perdagangan AS dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman thenationalnews, Minggu (10/9/2023).
Ponsel pintar Mate 60 Pro menggunakan komponen-komponen China dalam proporsi yang sangat tinggi, selain prosesor utamanya. Hal itu diketahui setelah dilakukan pengungkapan oleh TechInsights untuk Bloomberg.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan masih menahan diri untuk berkomentar sampai Washington mendapat informasi lebih lanjut. “Ada sejumlah metode berbeda untuk mencoba memahami apa sebenarnya yang kita hadapi di sini,” katanya kepada wartawan.
Diketahui sebelumnya Huawei meluncurkan smartphone yang lebih bertenaga, Mate 60 Pro+, dalam teaser video online. Mate 60 Pro+ menambahkan opsi penyimpanan maksimum satu terabyte dan memori 4GB lebih banyak dibandingkan model Pro.
Langkah ini bersamaan dengan sikap China yang memperluas larangan penggunaan iPhone di lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan negara. Membatasi penggunaan iPhone mengikis posisi Apple di pasar yang menghasilkan sekitar seperlima pendapatannya.
AS telah mencoba untuk membatasi sektor teknologi China selama bertahun-tahun di tengah kekhawatiran Washington terhadap keunggulan militer Beijing. China menentang pembatasan tersebut, namun memiliki ketakutan terhadap penggunaan teknologi asing di industri-industri sensitif dan berupaya mengurangi ketergantungan pada perangkat lunak dan sirkuit buatan AS.
Apple telah kehilangan nilai pasar sekitar USD200 miliar dalam beberapa hari terakhir, menambah serangkaian kekhawatiran atas China yang membebani indeks utama AS. Sebaliknya, saham pemasok Huawei melonjak hingga batas harian 10% di bursa China setelah penawaran terbaru Mate 60 Pro+.
(wib)